11. Rumor

125 53 213
                                    

Author POV

***
"Eh, itu bukannya Ava sama Abi?"

"Mereka pacaran?"

"Lo ngga liat itu helmnya sampe samaan gitu?"

Hari ini masih pagi dan bahkan bel masuk saja belum berbunyi. Tapi suara para penghuni SMA Bakti Kusuma sangat ramai terdengar saat melihat dua insan yang baru saja memasuki gerbang dengan motor yang dikendarai oleh Abi. Lengkap dengan helm kembar yang dipakai keduanya.

Bukan rahasia umum lagi kalau Ava dan Abi adalah murid yang sangat terkenal karena keduanya adalah selebriti BK yang pantang hidup normal dan disiplin, jadi tak heran semua penghuni SMA Bakti Kusuma baik siswa-siswi, guru sampai seluruh staf dan pegawai di sekolah itu mengenal mereka.

Menyadari dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya, Ava mengerutkan alisnya, menatap semua orang yang memandangnya dengan tatapan sinis. "Apa lo liat-liat!?" cetus gadis itu pada segerombolan siswi yang sedang fokus ke arahnya.

Sontak orang-orang yang baru disemprot Ava itu langsung mengalihkan pandangannya dan berlari menjauhi gadis itu. Selain terkenal sebagai artis BK, Ava juga sangat dikenal dengan kegalakannya.

Faktanya, Ava belum menyadari bahwa helm yang dipakainya sama persis dengan milik Abi. Gadis itu tadi langsung memakai pelindung kepala itu tanpa melihat warna dan bentuknya.

Setelah memarkirkan motornya, Abi melepaskan helm miliknya dan membukakan milik Ava. Gadis itu terdiam, mencermati helm yang tadi dipakainya dengan helm disebelahnya yang tadi dipakai Abi secara bergantian. Dan bingo!disitulah gadis itu baru paham apa alasan orang-orang tadi bertingkah seperti itu.

Sontak manik mata Ava menatap Abi dengan tatapan membunuh. "Sejak kapan helm kita kembar?" tanya gadis  itu datar. Ucapannya memang terdengar santai, tapi tidak dengan aura yang dipancarkannya.

"Dari ... tadi." Tatapan Abi yang tadinya fokus dengan motornya saat menggantungkan kedua helm tersebut kini bertemu dengan mata hitam milik Ava yang sangat tajam dan mengintimidasi, sontak raut wajah cowok itu berubah kikuk.

Ava meletakkan tangan di pinggangnya, dia menggerakkan lidah ke arah sebelah kanan di dalam mulutnya sehingga terlihat di luar pipinya, gadis itu maju selangkah mendekati Abi. "Tadi kapan?" ucapnya masih dengan nada yang sama namun auranya lebih mencekam dibanding sebelumnya.

Melihat pergerakan Ava yang semakin mengintimidasi dirinya Abi otomatis melangkah mundur, kedua tangannya secara otomatis menyilang di depan dadanya. "D-dari rumah lo lah," jawab Abi mendadak tergagap.

Sontak mulut Ava terbuka lebar, entah sudah berapa puluh orang yang sudah dilaluinya tadi yang melihatnya menggunakan helm berwarna kuning dengan gambar hati itu, ditambah lagi Abi juga mengenakan helm yang sama dengan dirinya. Dan yang terparah adalah kedua orang tuanya bahkan adiknya Tyo juga melihat pemandangan itu.

Ava menyatukan giginya, tangannya yang tadi dipinggang kini mengepal, membuat kedua tangan Abi yang sebelumnya berada di depan dada kini terangkat sampai sejajar dengan telinganya. "Lo tuh ngapain sih ngasih gue helm samaan?! Kalo gue di ghibahin pacaran sama lo gimana?! Terus kalo gue diserbu sama cabe-cabean lo emang lo mau tanggung jawab?!" Kini nada bicara Ava sudah meninggi drastis.

Mata Abi mengedip beberapa kali, dia terdiam sejenak mencerna perkataan Ava barusan. "Ya bagus lah, emang gue juga mau pacaran sama lo. Kalo cabe-cabean gue mah gausah lo pusingin kan gue pawangnya. Paling gue suruh bubar juga bubar," jelas Abi enteng.

Untuk ke sekian kalinya Ava mengerutkan alisnya, mulutnya juga kembali terbuka lebar saking tidak habis pikirnya dengan pemikiran cowok di hadapannya ini. "Dih! Ogah banget gue berurusan sama cabe-cabean lo itu! Nanti aura positif gue kecipratan bau cabe-cabe itu ewh," ceplos Ava seraya mengibaskan tangannya di sebelah bahunya.

Prank CallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang