6. Skors

183 86 180
                                    

Author POV

***

Waktu telah menunjukkan pukul 06.29. Semua murid yang baru datang langsung berhamburan masuk ke dalam gerbang berwarna hijau, dengan tulisan 'SMA Bakti Kusuma' bertengger di sebuah plang berwarna putih di atasnya.

Semua murid kecuali Ava tentunya. Cewek yang satu ini malah mempersilahkan seluruh teman satu sekolahnya masuk terlebih dahulu. Dia menjadi partner Pak Hadi -satpam di sekolahnya- sebagai penjaga gerbang.

"Kok kamu ngga cepet-cepet masuk, Va? Nanti dipanggil BK lagi baru tau rasa," kata Pak Hadi mengingatkan.

Ava memang merupakan siswi yang sangat terkenal di sekolahnya. Karena selain dirinya merupakan selebriti BK, gadis berponi itu juga sangat ramah kepada para petugas sekolah. Baik satpam, cleaning service, maupun para pedagang di kantin.

"Ett, Pak, jangan salah. Saya mah anak baik. Ngga perlu dipanggil dateng sendiri. Ini saya mau otw ruang BK," jawab Ava santai.

Pak Hadi menautkan alisnya heran. "Loh? Kok bisa?"

"Loh? Kan Saya diskors, Pak. Udah ya Pak, Saya masuk dulu. Baik-baik di sini jaga gerbang, awas dibobol begal," kata Ava seraya melambaikan tangannya ke Pak Hadi.

Setelah itu dia berlari masuk dengan bersemangat meninggalkan Pak Hadi yang masih keheranan.

"Bisa-bisanya ada orang diskors bahagia. Sakit apa ya tuh anak?" tanya Pak Hadi entah pada siapa.

***
Tanpa ragu, Ava meraih gagang pintu berwarna emas, yang bertuliskan Ruang BK di bagian atas pintu dan membukanya.

"Assalamualaikum, halo, hai, selamat pagi, anyeonghaseo yeorobeun!" teriak Ava sesaat setelah pintu berwarna coklat itu terbuka.

Krik.. Krik..

Sepi, sunyi, senyap. Tiga kata itulah yang dapat mewakili suasana saat ini. Tidak ada satu orangpun kecuali seorang cowok yang sedang duduk manis lengkap dengan tumpukan beberapa lembar kertas di atas mejanya dan pulpen yang digenggamnya.

Cowok itu menatap Ava datar, tanpa ekspresi, dan tanpa mengucapkan satu kata apapun. Setelah puas dengan apa yang dilihatnya, cowok itu kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"Kalo orang salam tuh dijawab, lo tuh berdosa banget tau ngga?" Ava menutup pintu coklat tersebut, lalu berjalan mendekati Abi.

Abi mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah Ava. "Waalaikumsallam ya ahli kubur."

Sontak Ava mengangkat kepalan tangannya. "Gue masih napas ya!"

"Lagian bawel banget sih. Udah tau gue lagi sibuk," kata Abi sambil kembali menuliskan huruf demi huruf di atas kertas.

Ava mengurungkan niatnya untuk memberi Abi pelajaran karena dia penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan cowok itu.

"Lo lagi nulis?" tanya Ava lagi.

"Ngga, lagi atraksi kuda lumping. Ya iyalah nulis. Pake nanya lagi," jawab Abi enteng.

Ava menarik napas panjang lalu membuangnya pelan. "Maksud gue Lo lagi nulis apaan? Ni makhluk ya, pagi-pagi minta disepak!"

"Sempak?! Astaghfirullah Avasha, jorok lo, otak lo!"

Tak lagi bisa menahan emosinya, Ava menjambak rambut Abi sampai cowok itu menyatukan kedua tangannya. "Ampun, Woy! Lepasin! Ntar rambut gue copot!"

Saking berisiknya mereka, Bu Silvy selaku guru BK yang kebetulan sedang mengajar di kelas sebelah langsung bergegas masuk ke ruang dimana keributan itu berasal.

Prank CallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang