16. Another Prank Calls

114 35 202
                                    

Author POV

***

"Avasha!" teriak Soraya dan Alin kompak.

Entah kedua sahabatnya ini muncul dari mana, namun kini tiba-tiba mereka sudah berada di jarak satu meter dari Ava dan Abi.

Sontak Ava berdecak, menoleh ke arah dua cewek itu dengan malas. Dosakah jika dirinya berharap Tuhan menghilangkan kedua sahabatnya ini sebentar saja?

Dia sudah menanti dan mati-matian menahan rasa penasarannya ini dan saat Abi akhirnya sudah berniat menjelaskan semuanya kini malah kedua makhluk tak berdosa itu muncul.

"Apaan, sih?!" teriak Ava yang tiba-tiba membuat Alin dan Soraya terkejut bukan main.

Bukan hanya kedua cewek itu, bahkan Abi yang kini berada tepat di sebelah Ava juga ikut terperanjat saat suara gadis berambut pendek itu menggetarkan gendang telinganya.

"Tuh kan, Ray. Gue bilang juga apa? Dia tuh lagi pacaran sama si fuckboy Abi. Jadi ngegas kan? Udah tau temen lo galak," bisik Alin kepada Soraya.

Soraya berdecak, "Kan yang nyuruh samperin elu Maemunah. Gue bilang kan tadi tahan dulu sampe mereka bubar. Galak-galak gitu kan temen lu juga," balas Soraya yang juga berbisik.

Melihat kelakuan dua sahabatnya yang malah sibuk sendiri, Ava semakin naik darah. "Woy! Mau ngomong apa sih kalian?"

Sontak keduanya kembali menoleh. Soraya berdiri di belakang Alin dan mendorong pelan pundak sahabatnya itu, menyuruh Alin untuk menyampaikan niat mereka.

"Emm ... Nganu, Va," ucap Alin ragu, dia menatap Ava dengan hati-hati. Takut dengan reaksi sahabatnya itu saat mood-nya sedang tidak baik seperti saat ini.

Dan benar saja, Ava berdecak dan meringis saking gemasnya. "Nganu-nganu apaan sih?!"

Khawatir situasi ini akan berlanjut sampai besok pagi, akhirnya Soraya memberanikan diri untuk membuka mulutnya. "Va, katanya kita mau 'Girls Talk' di rumah lo?"

Seketika Ava menepuk pelan keningnya yang tertutup poni. Dia baru ingat kalau dirinya sudah berjanji untuk menceritakan segala detail dari kejadian antara Mia dan dirinya tadi. "Oh iya gue lupa," ucap Ava dengan nada normal pada akhirnya.

Mendengar reaksi Ava, sontak Alin dan Soraya mengambil napas lega. Akhirnya situasi mencekam yang menyelimuti mereka telah berakhir.

"Bi, hari ini gue balik bareng mereka ya? Lo hati-hati di jalan," ucap Ava seraya menepuk pundak Abi dan berjalan menghampiri kedua sahabatnya itu.

Abi yang tidak tau dengan rencana Ava yang tiba-tiba seketika mengerutkan alisnya heran. "Yah! Bensin gue abis nih, terus yang isiin siapa dong?"

Cowok itu berbohong, padahal tadi pagi saat perjalanan menuju sekolah, Ava sudah mengisikan bensin motornya penuh. Itu hanya alasan saja agar dirinya bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan cewek itu.

"Besok gue isiinnya double deh," ucap Ava yang dibalas raut wajah kecewa oleh Abi.

Akhirnya dengan wajah cemberut, tak ada pilihan lain selain merelakan Ava hari ini. Dia menatap punggung Ava dan kedua sahabatnya itu yang semakin lama semakin menjauh. Abi mengambil napas panjang dan membuangnya kasar. "Jessica, ayo kita pulang," ucapnya putus asa kepada gitar yang sedang menggantung di pundaknya.

Sementara itu, Alin yang penasaran akan satu hal tidak bisa menahan lisannya untuk tidak melontarkan pertanyaan ini. "Va, kok si Abi minta bensin sama lo, sih? Dia ga punya duit apa gimana?"

Prank CallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang