2. Pertemuan Tak Terduga

344 137 292
                                    

***

Author POV

Tik Tok Tik Tok

Suara jarum jam yang berdetak memutari setiap angka setiap satu detik mendukung suasana keheningan dan ketegangan yang menyelimuti Ava saat ini. Kedua kakinya bergerak secara bergantian tanpa henti. Kedua larik matanya bergerak kesana-kemari tanpa tujuan. Gadis itu menggertakan giginya sampai menimbulkan suara yang dapat didengar oleh pria paruh baya yang sedang duduk di hadapannya sambil mengerutkan dahi menatapnya penuh makna.

"Jadi? Apa penjelasanmu?" Tanya pria paruh baya yang bukan lain adalah Pak Bambang, Kepala Sekolah SMA Bakti Kusuma, tempat Ava menempuh pendidikan sekarang ini.

Manik mata Ava terfokus pada sebuah papan nama berwarna hitam bertuliskan 'Bambang Widodo' yang bertengger cantik di atas meja sang Kepala Sekolah.

"Pak, kayaknya ada yang salah deh sama nama Bapak," seru Ava sambil menunjuk ke papan nama tersebut.

Tanpa ragu Pak bambang mengikuti arah yang ditunjuk Ava. "Memang iya? apa yang salah? hurufnya ada yang typo?"

"Itu, Pak. Harusnya nama depan Bapak diganti jadi Joko jadinya Joko Widodo atau kalo mau nama belakangnya yang diganti juga gapapa, Pak. Jadi Yudoyono nanti depannya tinggal tambahin Susilo deh. Ngga ada yang tau loh, Pak. Siapa tau dengan Bapak ganti nama Bapak bisa jadi Presiden bukan Kepala Sekolah lagi."

Pak Bambang terdiam sejenak, berpikir dan mencermati perkataan Ava. "Oalaah iya betul," Pak Bambang mengangguk setuju yang diikutin anggukan penuh semangat oleh Ava.

"Nah, kan. Pinter Saya, pak- Aduh duduh duh-" Pak Bambang mengarahkan selembar kertas yang sudah digulung ke kepala Ava yang membuat gadis itu meringis.

"Pinter mana pinter? Semprul kamu ya. Tahun depan Saya jadi Presiden Ndak Saya anggap jadi rakyat, baru tahu kamu. Nanti saya asingkan ke desa terpencil biar jadi gadis wong deso kamu," Pak Bambang melanjut kan tiap kalimat dengan semangat yang menggebu.

Ava menaikan sudut dibibirnya. Menahan tawa yang sudah tidak sanggup lagi dibendungnya. "Pfttt, CIEEE BAPAK HALUUU," Dan seketika tawa Ava pecah mengisi ruangan kepala sekolah yang 10 menit sebelumnya diselimuti keheningan dan ketegangan, kini berganti dengan suara tawa Ava yang ribut dan gaduh.

Melihat siswinya tertawa dengan lepas sembari memegangi perutnya yang terasa keram dan sesekali mengelap air yang keluar dari matanya membuat beliau merasa malu bukan main. Pria paruh baya itu pun tidak mengerti mengapa serangkaian kata yang sangat tidak masuk akal apalagi masuk kategori berwibawa sebagai seorang Kepala sekolah itu bisa terlontar dari mulutnya.

"Sudah? puas kamu? Hm? Sudah selesai belum? kalau sudah coba dijelaskan maksud kamu telepon Saya, ngaku-ngaku hamil anak Saya itu apa? Hm? Saraf otak kamu ada yang putus apa gimana toh? Terus kamu dapet nomor saya darimana gitu loh?" cecar Pak Bambang yang mem-borbardir Ava dengan satu paragraf pertanyaan yang dilontarkannya dalam satu napas dengan logat Jawanya yang sangat kental.

Gadis itu pun menghentikan tawanya dan menunduk, biar terlihat merenungi kesalahan ceritanya. "Maaf, Pak. Bapak kena Prank Call. Semua kalimat yang Saya ucapkan hanya rekayasa belaka, jika anda terbawa perasaan alias baper pihak kami tidak akan bertanggung jawab karena itu adalah urusan dan derita anda sendiri sekian dan terimakasih."

"Wualaaah kamu pikir saya baper? Mau ditaruh dimana muka saya kalau sampe baper sama anak ingusan kayak kamu?'' nada bicara Pak Bambang meningkat tidak terima dengan pernyataan Ava.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya sesekali menyedot masuk udara dari hidungnya dengan sengaja untuk menunjukan bahwa tidak ada cairan bening yang biasa disebut ingus didalam hidungnya itu.

Prank CallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang