Good Night

41 8 0
                                    

.
.

📒



   "Terimakasih atas kerjasama nya, kami berharap perusahaan kami bisa menyelesaikan mega proyek ini dengan baik."

   "Saya juga berharap begitu Tuan Kim Minji, tapi sekarang sudah di luar jadwal meeting dan saya tidak tertarik membicarakan hal tersebut."

  "Maafkan saya Handong, lalu selanjutnya kau akan kemana?"

  "Boleh saya mampir ke rumah anda?"

   "Tapi mobil saya sedang dibawa Bora entah kemana, tidak apa-apa kalau pakai taxi saja?"

  "Tidak apa-apa Jiu, jangan terlalu formal. Sejauh ini aku mengenal mu dengan baik, kita bisa menjadi teman di luar perusahaan."

   Handong menatap Minji lekat, senyuman tulus terlukis di bibirnya. Minji merasakan dua kali bahagia karena akhirnya perusahaan Handong menyetujui kerjasama dengan perusahaan miliknya, selain itu karena ia bisa mengenal Handong lebih jauh hingga ia mempunyai teman baru karena selama hidup ia tidak memiliki teman seorang pun.

   Dimatanya, Handong adalah seorang pria karir hebat dan sangat pekerja keras.

   "Hey jangan melamun, ayo kita cari taxi sekarang sebelum salju turun semakin lebat." Ucap Handong, lalu menepuk pundak Minji.

   "Baiklah, lindungi kepala mu Handong!" Sahut Minji, bergegas keluar area perusahaan yang mulai gelap.


📒





    Di tempat lain Gahyeon duduk seorang diri, masih melakukan aktivitas yang sama, menunggu kabar pencarian terhadap kakaknya. Suasana Han River sangat sepi karena salju turun dengan lebat, hanya ada tim yang masih bertugas melakukan pencarian dan penyelidikan.

   "Lee Gahyeon.." Panggil seseorang dengan suara lemah.

   Gahyeon menoleh. "Kim Yoohyeon? Ada apa kau kesini?" tanyanya sinis.

   "Gahyeon, maafkan aku." Ucap Yoohyeon tiba-tiba, ia bersimpuh di hadapan Gahyeon.

   "Ada apa denganmu Yoohyeon, maaf untuk apa?" tanya Gahyeon merasa tak tertarik.

   "Maaf kemarin aku sudah membohongi kau dan Dami, sebenarnya bukan itu yang terjadi sebenarnya.." Ucap Yoohyeon penuh ketakutan.

  Sorot mata Gahyeon berubah menjadi tajam. "Katakan pada ku, apa yang kau ketahui dengan jujur." Perintahnya tegas.

   Yoohyeon beralih ke kursi di samping Gahyeon. "Sebenarnya saat itu Sua juga mengatakan bahwa ia merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya di masa lampau, karena Sua telah membiarkan Siyeon melakukan percobaan bunuh diri 5 tahun silam."

   "Dugaan ku benar, kakak ku melakukan percobaan bunuh diri dan Sua membiarkannya begitu saja..." Ucap Gahyeon kesal.

   "Sua juga mengatakan bahwa dia tidak peduli jika Siyeon benar mati karena bunuh diri, dia pergi begitu saja dan kembali menghubungi Siyeon ketika Siyeon sudah masuk rumah sakit.." Jujur Yoohyeon dengan terisak.

    "Jika kakak pernah masuk rumah sakit, artinya Dami pun tahu hal ini, aku harus hubungi Dami sekarang..." Ucap Gahyeon panik.


...

...

...




    "Maafkan aku Hyeon, aku tidak bermaksud membohongi mu karena Siyeon melarangku untuk memberi tahu mu masalahnya. Saat itu kau sedang fokus menyelesaikan tesis, tapi Hyeon aku berani bersumpah saat itu Siyeon melakukan percobaan bunuh diri bukan dengan benda tajam yang kita temui waktu itu..."

INFJ-A : Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang