Deja Vu

40 9 0
                                    

Source: Youtube - Dreamcatcher official

🥀
.
.
.




    Hampir tiga hari Minji menjalani masa kritis, Handong masih setia di sisinya untuk menjaga. Sejak Minji masuk rumah sakit dan Bora melarikan diri, Handong menelpon pihak kepolisian agar mencari keberadaan Bora, namun sudah tiga hari pencarian belum membuahkan hasil.

     Perlahan Minji membuka mata, kedua netra nya menangkap bayangan putih yang sangat silau hingga membuatnya mengedipkan mata berkali-kali. Ia merasakan tubuhnya lemas dan sakit secara bersamaan, lalu mengalihkan pandangannya ke sisi kanan- dilihatnya tiang infus yang masih memberinya energi selama kritis. Minji mengalihkan pandangannya ke sisi kiri, ia terkejut melihat seorang pria tengah tertidur di sampingnya.

   Pria itu terkejut dengan pergerakan tangan Minji di atas tangan nya. "Jiu-nim? Kau sudah bangun?" tanya nya antusias, senyum bahagia mengembang di bibirnya.

   "Apa yang terjadi dengan ku?" tanya Minji lemah.

   "Jangan terlalu banyak berpikir, kau harus banyak beristirahat. Apa kau masih mengenal ku?" Tanya pria itu.

   Minji tersenyum kecil. "Tentu, aku masih mengenal mu Handong.." Jawabnya.

   Handong bernafas lega. "Syukurlah kau tidak lupa ingatan, Minji tunggu sebentar aku akan panggil dokter untuk memeriksa keadaan mu.." Ucap Handong.

    Tiba-tiba, kepala Minji terasa sakit dan berat, kedua tangannya mencoba menahan rasa sakit dengan mencengkram sprei kasur. Ingatannya kembali berulang, kejadian dimana Bora mendorongnya hingga jatuh dari tangga.

   "Kim Bora!!!!!!" panggil nya histeris dengan airmata bercucuran.

   Pintu kamar rawat terbuka lebar, Handong segera datang bersama seorang Dokter. Ia terkejut melihat Minji dalam keadaan kacau, dokter dan dua orang suster berusaha menangani Minji sebaik mungkin. Terpaksa, dokter menyuntikan obat bius agar Minji kembali tenang.


   "Dokter bagaimana keadaan Minji?" tanya Handong cemas.

   "Kondisi tubuhnya lumayan stabil dan membaik, namun keadaan psikisnya sedang tertekan. Bila diperlukan, anda bisa menghubungi dokter psikiater untuk menangani masalah tersebut." Jawab dokter dengan serius.

   "Astaga! Terimakasih atas sarannya dokter." Ucap Handong, ia langsung menghampiri Minji yang terbaring lemah.

   "Sama-sama, kami akan rekomendasikan dokter spesialis untuk memeriksa saudara Minji, sekarang saya permisi.."

    Punggung sang dokter telah menghilang dari hadapan Handong, ia duduk di samping rekan kerjanya. Menggenggam tangan kiri Minji, tak tahu harus melakukan apa karena tidak tahu siapa lagi anggota keluarga Minji.

   "Cepatlah pulih Jiu, aku tidak ingin kau sakit seperti ini. Aku bingung harus menghubungi siapa, Bora belum di temukan.." Ucap Handong seorang diri, ia termenung menatap Minji, wajahnya pucat dan di perban pada bagian kepala dan dagu.

    Ponsel Minji berdering, Handong mengambilnya di atas meja. Dokter Hwang yang menelpon, karena penasaran Handong mengangkatnya-



🥀





INFJ-A : Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang