Bab 17 Tertekan

3 0 0
                                    

***
Setelah perasaannya tenang Biy pun berhenti menangis dan mengusap air matanya dengan gemas.
Alex tersenyum melihat tingkah Biy yang menggemaskan itu dan mengatakan lelucon.
"Tuh ingus mu keluar, dasar bocil bocah cilok!"ujarnya bercanda.

Biy mendengarnya hanya memasang wajah cemberut.
"Ini juga gara-gara kamu kan, aku nangis huh!"ucapnya kesal.

Namun Alex tertawa melihatnya dan mengajaknya pulang.

Sesampai di rumah susun, Biy langsung saja masuk kamar dan di ikuti Alex di belakang dengan keadaan lelah. Mereka pun berbaring bersamaan dengan tempat terpisah, Biy di kasurnya sedangkan Alex di lantai.

Namun Biy tidak menyadari bahwa Alex akan mengikutinya ke dalam, ketika sadar ia langsung mengusirnya. Walaupun masih ke adaan lelah dan mengantuk.

Tetapi Alex memohon untuk menginap di kamarnya itu.

"Kamu ini, kita kan bukan suami istri kamu harus kembali ke kamar mu, Al!" Ujarnya mengusir.

"Ayolah Biy ini sudah sangat malam, aku benar-benar sangat mengantuk. Kali ini aja aku tidur di sini ya, please"ucapnya memohon sambil menguap.

Biy yang saat itu juga mengantuk pun menyerah, dan memberikan bantal serta selimut untuk Alex.
"Baiklah, tapi kamu pagi-pagi sekali harus sudah pergi dari kamar ku, aku tidak ingin ada orang yang melihat!"ucapnya menegaskan kembali. Dan melanjutkan tidurnya.

Alex mengangguk dengan mata tertutup.
"Selamat malam pacar wanitaku!"gumamnya dalam tidurnya dan tersenyum.

***
Siangnya Biy sedang memasak di dapur dan menyimpan masakannya ke meja makan dengan tertata rapih.
Ketika akan menyiapkan makanannya, terdengar suara ketukan dari luar.

Biy beranjak pergi untuk membukakan sambil berteriak,
"Iya tunggu!"

Setelah di buka, sontak Alex menerobos masuk dengan semangat yang membuat Biy menjadi bingung dengan kelakuannya.

Sambil menutup pintu Biy menghampirinya yang saat itu sudah duduk di meja makan tengah mengambil makanan untuknya.

Biy mendengus kesal melihatnya, namun ia pun ikut makan juga.
Tanpa banyak bicara Biy langsung makan juga. Dan tidak berpikiran untuk menanyakan ada kabar apa dari Alex.
Biy akan tahu jika Alex akan menceritakannya nanti, karna itu kebiasaan Alex untuk bercerita.

Ketika mengunyah makanannya Alex memberikan Amplop yang berisi surat ke Biy.
Yang tadinya bingung Biy menerima begitu saja membaca surat itu dan ternyata Alex sudah menerima surat resign nya.
Biy melihatnya pun senang.

"Woah berarti kita jadi berangkat! Kapan?aku sudah tidak sabar ingin bertemu Kak Max!"ucapnya berteriak kegirangan.

Alex tersenyum mengangguk, "kalau bisa besok juga kita bisa berangkat! Tapi kamu kan harus minta izin dulu ke keluargamu kan?!"ucap Alex.

Biy mendadak terdiam tak menjawab.
Dia menjadi bingung, dan bagaimana untuk mengatakan kepada keluarganya.
Karna yang ia tahu, keluarganya akan melarangnya. Dan lagi Biy pergi dengan seorang lelaki.
Itu akan membuat banyak pertanyaan.

Ia tidak ingin menceritakan apa sebenarnya yang ia lakukan selama ini dengan kehidupannya.
Itu akan membuat keluarga nya khawatir dan membenci Alex.

"Hey, bagaimana? Kamu pergi minta ijin nya kapan?aku akan mengantar kamu"tanya Alex.

Biy menghelafa nafas panjang,"apa lebih baik aku tidak beri tahu ke keluarga ya, Al?" Tanyanya.

"Kenapa?"tanya Alex penasaran.

"Keluarga ku sangat detail untuk menanyakan apapun itu, bagaimana jika aku ke ceplosan bicara bahwa aku akan ke Thailand untuk menemui pacar cowok teman cowok ku? Apa yang akan mereka bilang, yang pasti mereka shock, benci dan malah mereka akan melarang aku untuk ikut! Aku tidak mau itu terjadi Al, tapi aku juga merindukan Kak Max" ujar Biy sedih.

Alex mendengarnya menjadi bingung, dia juga tidak ingin itu terjadi. Bagaimana pun ia harus mengajak Biy ikut dengannya, karna tidak ingin meninggalkannya juga.
Namun walaupun begitu Biy harus meminta ijin terlebih dahulu ke keluarganya.

"Aku ada ide! Bagaimana jika kamu mengatakan pergi ke Thailand untuk liburan bersamaku, karna aku mendapatkan tiket undian ke Thailand dari pekerjaan ku. Dan bilang saja itu untuk 2 orang!", Ujar Alex menyarankan.

Biy mendengarnya berfikir sejenak dan mungkin itu ide bagus, "itu ide bagus sih, tapi nanti gimana tempat tinggalnya gitu? Aku harus bilang apa?",tanyanya kembali.

"Yah, kalau itu sih gampang nanti aku yang akan bilang", ucapnya agar percaya.

Biy hanya mengangguk tanda setuju, walaupun agak sedikit ragu.

***
Esok sorenya Biy datang ke rumahnya bersama Alex dan kebetulan keluarganya  sedang berkumpul semua. Namun Biy malah khawatir bahwa dia tidak akan bisa berbohong ke semua orang.
Setelah Alex meyakinkan Biy untuk percaya, ia pun mantap untuk mengatakan apa yang akan dia katakan nanti.

Ketika sedang berkumpul Biy langsung berbicara kepada orang tuanya dengan perlahan-lahan.
Namun setelah ia mengatakannya, Ibu hanya diam tak menjawab. Sedangkan Ayah sontak mengatakan bahwa ia tidak mengizinkan Biy untuk pergi ke Thailand. Itu akan membuatnya khawatir dan juga termasuk ibu.

Walaupun begitu Biy mendesak ingin ikut apapun resikonya.
"Tapi ayah, aku pergi dengan Alex dia akan menjaga ku kok! Aku juga mempunyai teman di sana, ku mohon ijinkan aku untuk pergi Bu, ayah!" Ucap Biy memohon.

Dan Alex pun meyakinkan bahwa mereka tidak perlu khawatir. Ia akan menjaga Biy.

Tapi ayah masih tidak percaya, dan tetap tidak mengijinkan. Ibu pun setuju dengan perkataan ayah.
Kakak-kakak Biy yang mendengar juga tidak setuju.
Namun tidak dengan Kak Naya, dia malah mendukung Biy agar ia bisa pergi. Karna itu juga akan memberi pengalaman untuk Biy ke depannya.

Ibu yang mendengarnya menjadi ragu.

"Lebih baik kamu fokus untuk menikah, jangan main-main seperti ini",ucap Ayah tiba-tiba.

Biy mendengarnya sontak terdiam, dan mengepalkan tangannya dengan kencang.
Alex pun mendengarnya terdiam, dan menyadari bahwa saat ini dia sedang berpura-pura menjadi kekasihnya. Tetapi mereka tidak mengetahui bahwa Alex berbeda keyakinan.

Alex menyadari juga bahwa dia tidak mungkin bisa menikahi Biy jika dia tidak sama dengan keyakinan agamanya.
Alex hanya terdiam tak menjawab.

Sontak Biy berteriak dan beranjak berdiri, "Baik! Kalau ibu dan ayah tidak mengijinkan aku pergi, aku akan tetap pergi ke Thailand. Ibu dan ayah selalu saja melarangku pergi kemana-mana. Jika terus seperti ini kapan aku bisa menikah Bu, Yah?! Aku cape tertekan terus jika ada di rumah. Seharusnya kalian mengerti bahwa anak itu berbeda-beda nasib, tidak selalu sama!"teriaknya kesal.

Semua yang disana termasuk keponakan Biy terkejut seketika. Sampai kakak pertama Biy balik membentak Biy.
Bahwa Biy tidak sopan berbicara keras kepada orang tua.

Biy langsung menangis sambil berteriak," aku cape kak!selalu seperti ini, memang nya aku yang mau menginginkan hidup seperti ini. Aku juga tidak mau kak!semua orang disini tidak mengerti apa yang aku ingin kan! Dan kalian selalu saja melihat sudut pandang yang berbeda.
Aku tertekan, setiap aku pulang kalian selalu menanyakan itu dan itu!"ujarnya pecah.

Alex mendengarnya juga terdiam dan sedih bahwa Biy benar-benar sangat tertekan.

"Apapun yang kalian bilang, aku akan tetap pergi!" Ujarnya pamit dan beranjak keluar rumah sambil berjalan cepat.

Ayah, ibu dan kakak-kakak Biy terdiam dan tidak sempat mengatakan apapun karna shock mendengar perkataan yang di ucapkan Biy.

Alex yang menyadari itu langsung berpamitan untuk mengejar Biy.

The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang