Bab 8 Keakraban

7 1 0
                                    

'Tok tok'
Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Biy berhenti membaca catatannya , yang saat itu akan ia ketik di laptopnya.
Biy beranjak pergi dan membukakan pintunya.
Ternyata sosok dua orang yang tak di undang.
Biy menghela nafas kesal, melihat mereka yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah tersenyum lebar, seakan wanita melihatnya akan tergoda, tapi tidak termasuk Biy. Sedikit pun Biy tidak pernah merasakan apapun terhadap mereka setelah mengenal sifat mereka masing-masing.
Karna apa? Karna menurutnya mereka sangat sering mengganggunya. Walaupun mereka selalu membawa makanan kesukaannya.
Tapi Biy sangat kesal jika ia sedang bekerja, mereka akan tiba-tiba datang dan mengganggunya. Siang maupun malam. Itu membuatnya frustasi.

Namun semenjak mengenal mereka, biy merasa hidupnya berwarna dan sangat bahagia. Sebab mereka tidak pernah membuatnya merasa sedih.
Itu yang membuatnya selalu membukakan pintu untuk mereka.

"Kalian mau apalagi? Aku lagi ngejar deadline nih ish! " Kesal Biy.

Alex mengangkat mainan game online, sedangkan Max mengangkat Dua kantung plastik yang berisi cemilan dan makanan minuman lainnya dengan ekspresi wajah yang menyilaukan seakan Biy terhipnotis oleh mereka.
Biy melihatnya hanya mengerutkan dahinya.

"Tada.. Hari ini kita tanding main game sambil ngemil gimana? " Tanya Alex dengan wajah yang berbinar.

Biy menatap tak yakin. Dan berpikir bahwa ia benar-benar tidak akan bisa selesai kan pekerjaannya lagi.

"Ayolah Biy, hari ini aja kok, kemarin kan kita ngga kumpul. Nah sekarang kita kumpul gimana?kebetulan aku pulang cepat juga kerjanya " Ujar Max memohon.

"Apanya yang kemarin?? Kalian kan kemarin malam sudah menggangguku, dan sekarang aku ini benar-benar sangat sibuk tau. Itu juga gara-gara kalian!" celetuknya kesal.

Namun mereka terus saja memohon kepadanya dengan terus menggoda Biy. Sampai akhirnya ia mengiyakan apa yang mereka ingin kan.
" Ayolah kali ini aja deh ya, kamu tunda dulu kerjaannya. Besok bisa di lanjutin,kan? Mungkin aku bisa bantu kamu mengetik gimana?", ujar Alex memaksa.

Biy mendengus kesal mendengar nya. "Tidak perlu! Yang ada kamu merusak cerita ku tau! Oke. Aku... "Belum selesai bicara sudah di potong oleh Alex.
Yang saat itu menarik lengan Max dan menyelonong masuk ke dalam kamar Biy.

Biy hanya melongo dengan tingkah mereka. Yang semakin ngelunjak.
Ia bergumam kesal sambil menutup pintu dan bergabung dengan mereka.
Sebelum itu iya merapihkan perlengkapan kerjanya dan di simpan ke tempatnya dengan rapih.

Max melihat buku catatan yang tergeletak dekat laptop Biy.
"Itu cerita baru Biy? " Tanya Max penasaran.

Biy mengangguk sambil merapihkan buku-bukunya yang tergeletak itu.
Max membantunya. "Tentang apa? Genrenya masih tentang itu?"tanya Max.

" Ah itu rahasia hehe, kamu liat aja nanti. Mungkin minggu depan akan aku update di web resmi ku. Yaah semoga aja mereka pada suka.. ", ucap Biy tersenyum semangat.

Max membalasnya dan menyemangati Biy, " Pasti semua orang suka, apalagi kamu yang buat. Moga aja kamu jadi penulis terkenal. Aku juga tidak sabar untuk membacanya.. "ucapnya mendoakan.

"Aamiin, tapi... Kayaknya ngga mungkin. Aku sekarang aja masih amatir. Masih kurang dengan kata-kata nya", ujar Biy patah semangat.

" Kamu harus yakin, kamu itu termasuk genius loh, dan hebat. Hanya lulusan SMA trus bikin cerita seperti itu dengan hanya bermodal HP biasa saja. Kamu bisa memiliki apa yang kamu inginkan, walaupun sedikit demi sedikit kan. Itu benar-benar hebat loh." Puji Max yang membuat Biy menjadi tersentuh dan salah tingkah.

"Ahaha kak Max bisa saja, aku kan jadi malu", ucap Biy tertawa salah tingkah.

Sedangkan Alex masih sibuk dengan kabel mainan yang akan dia pasang dengan laptopnya itu.
Setelah selesai ia melihat Max dan Biy yang juga selesai merapihkan buku-buku Biy.

" Hey, ayo waktunya kita bertanding...!!"teriaknya bersemangat sambil mengambil cemilan dan di simpan nya di pangkuannya.

Mereka pun akhirnya bergabung dengan posisi Biy duduk di tengah-tengah.

Saat bermain Biy sangat kesal terlalu sering kalah seakan dia ingin membanting stick mainan Alex itu.
Yang membuatnya benar-benar frustasi. Begitupun Alex dan Max. Meraka hanya tertawa bahagia dengan penderitaan Biy, seakan mereka sangat senang melihat nya kesal. 

Namun Biy menikmati juga dengan kebersamaan mereka.

"Hey biy, gimana klo weekend kita nonton bertiga? " Ajak Alex tiba-tiba menatapnya, di ikuti Max dengan anggukkan.

Biy yang mendengarnya hanya diam terpaku dan berpikir. Kenapa juga Alex mengajak nya untuk pergi bersama mereka? Itu sama saja mereka menyindir nya yang tak punya kekasih.
Biy memandang mereka bergantian dan menolak keras, "nope! Aku tidak ingin menjadi lalat di antara kalian, oke! " Ucapnya menolak dengan kedua tangannya bersilang di dadanya.

Max terlihat murung. Alex menyadari. "Ayolah Biy! Ini demi Max, dia ingin sekali di hari pentingnya pergi bersama dengan kita untuk menonton, dinner bareng dan juga pergi ke tempat yang menyenangkan. Pleasee mau ya? " Ujarnya memohon.

Biy masih tidak setuju, tapi ia melirik kearah Max yang terlihat murung. Dan penasaran apa yang membuatnya murung seperti itu, "Memang ada apa dengan kak Max? Itu sih namanya kencan tau, ya kali aku ikut? Ogah ah! " Ucap Biy masih tidak setuju.

"Y-yeah iya juga sih, itu kan sama aja kencan ya? Aku juga sih pengen nya begitu" Ucap Alex menyadari dengan menggaruk leher belakang nya.

Biy menatap Alex dengan tajam karna perkataan Alex yang bikin ia kesal.

Max menghela nafas, "Baiklah, jika kamu tidak ingin ikut. Yeah.. hari ulang tahun ku mungkin tidak akan menjadi spesial lagi. Hmm.. mungkin aku hanya bisa merayakan di dalam rumah saja seperti tahun - tahun kemarin, " Ucapnya sedih.

Biy mendengarnya terkejut, dan membalikan badannya ke arah Max
"Kak Max ulang tahun? Ya ampun bilang dong dari tadi", ucapnya tak percaya dengan wajah terkejutnya yang menggemaskan.

Max mengangguk tersenyum, " Jadi... Gimana kamu mau gabung?"Tanyanya kembali, dengan wajah yang membuat Biy tidak bisa menolak.

Biy hanya mengedipkan matanya beberapa kali dan berpikir. Apa ia harus ikut dengan mereka? Bukannya itu hari spesialnya, kenapa juga dia harus ikut. Tapi... Jika aku tidak ikut dengan mereka. Mungkin Max akan gelisah dengan tatapan orang-orang di luar sana. Apa sebaiknya aku setuju kali ya??

"Gimana?? Mau tidak Biy? Yah.. aku sih berharap ingin berdua saja dengan Max. Tapi.. Dia tidak ingin, huh! " Ujar Alex menggerutu.

Biy mendengarnya sontak memukul belakang kepala Alex dengan tingkahnya yang bucin itu.
Ia pun menghela nafas panjang, "oke... Aku ikut dengan kalian! " Ujarnya menyetujui.

Max mendengarnya sangat bahagia dan memeluk Biy.
"Aku juga tau, kalian ingin aku ikut. Karna kalian ingin pergi berdua tapi tidak punya keberanian, kan?Hmm.. No problem jika Aku jadi lalat kalian juga... It's okay!", celetuk Biy dengan senyum terpaksa nya.

Kedua lelaki itu hanya tertawa canggung, dan menyadari apa yang Biy katakan.
" Y-ya itu sih benar juga. Tapi... Kali ini aku benar-benar ingin mengajakmu pergi keluar Biy", ucap Max meyakinkan Biy agar tidak salah paham.

Biy mengangguk tidak yakin,"Baiklah. Tapi kalian harus mentraktir apa yang aku inginkan Oke", ujarnya lagi santai.

Mereka mengangguk setuju dan sontak memeluk Biy gemas.

Biy berteriak kesal dan ingin melepaskan pelukan mereka itu yang membuatnya tidak bisa bernafas.
Namun mereka hanya tertawa dengan tingkah Biy yang merajuk itu. Karna itu sangat menggemaskan untuk dilihat.

"Aaakhh, KALIANNN LEPASIN!" Teriaknya kesal.

#####################
Duh serunya punya teman yang baiknya seperti mereka..
Membuatku sangat iri 😅
.
Happy Reading!
Jangan lupa vote follow biydawiy
Tengkyuuu 😘😘

👇👇👇👇

The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang