" Ada perlu apa kamu kesini? Tidak biasanya", tanya Biy kembali.
"Ah.. Ini aku kembali kan mangkuk mu yang dulu. Maaf baru aku berikan. Sebagai permintaan maaf aku beri kamu cake coklat", ucapnya menyodorkan mangkuk yang berisi cake coklat.
Biy menerima dengan senang hati, di tambah dia sangat menyukai cake cokelat.
" Wahh, kebetulan sekali aku sangat menyukai cokelat. Makasih."Ujarnya senang."Oya kalau boleh tau kamu itu sebenarnya kesibukannya apa sih? Ditambah kamu tidak pernah keluar rumah? Dan terakhir kali kau bilang, kamu sibuk kerja di kamar sendiri." Tanyanya tiba-tiba.
Biy agak gugup untuk menjawab pertanyaan nya. "Hmm, itu... Aku.. Aku kerja sebagai freelance. Ya freelance. " Jawabnya ragu.
"Freelance??? Kerjaan seperti apa itu?" Tanya alex yang makin penasaran.
Duh. Ni cowok kenapa mau tau banget sih dengan kerjaan ku. Pikirnya.
"Ah, sebagai... Penulis cerita dan.. Penerjemah komik. Well. Itu pekerjaan ku, ya! " Jawabnya nyengir tak jelas.
Alex terkejut dan iapun makin penasaran dengan kerjaan Biy itu.
"Woahh keren dong, boleh aku lihat? Boleh aku masuk?", ucapnya yang tergesa-gesa ingin masuk kamar Biy tapi terhalang oleh tangan Biy.Astaga ini cowok, benar-benar sangat tidak ekspektasi dari pikiran Biy.
Dia sangat berbeda dengan apa yang Biy harapkan.
" Ahh tunggu! Well... aku hanya masih amatir ko tidak keren juga. Dan hari ini kebetulan aku sedang istirahat dari kerjaan ku gitu, jadi... Lain waktu saja, oke?", ujar Biy menolak untuk dilihat.Sebab itu akan membuat reputasinya menjadi buruk. Dia tidak ingin orang lain kecewa akan apa yang di kerjakannya saat ini. Dan mungkin membenci nya.
Namun ketika Alex terus saja mendesak ingin melihat pekerjaan apa yang Biy kerjakan.
Datang lah malaikat penolong Biy yaitu Max. Yang saat itu membawa masakannya untuk di berikan kepada Biy.
"Alex kamu ini apa-apaan sih, jangan memaksanya jika dia tidak ingin! " Omel nya terhadap Alex.Biy merasa lega dengan adanya Max datang di saat yang tepat.
Max tersenyum ke arah Biy dan memberikan masakan yang tadi pagi ia buat.
"Itu aku buatkan makanan spesial untuk kamu sebagai tanda kita tetangga yang baik", ujarnya tersenyum manis.Biy menerima dengan senang hati, mengangguk tersenyum.
" Dan kau!, kenapa tidak menungguku selesai masak!? Kamu tahu aku juga akan memberikan masakan ku ini, kan!", mendengus kesal.
"Oke aku minta maaf, lagian kan tinggalnya disebelah kita, kenapa juga harus mengomel sih!", ujar nya kesal.
" Kamu ini", Max kesal akan menampar kepala Alex.
Dan di hentikan Oleh Biy yang saat itu ada di antara mereka. Merasa seperti lalat yang di abaikan."Ekhem", ujarnya menghentikan perdebatan mereka.
Max menyadarinya sontak tersadar dan merasa canggung untuk tersenyum.
" Ayolah Biy aku ingin sekali melihat kerjaan mu, mungkin saja aku jadi penggemar mu. Setelah melihat karya mu itu. "Ucap Alex tiba-tiba, yang masih penasaran itu.
Biy merasa tak enak dan terganggu dengan ucapan Alex itu. Max menyadari itu dan menghentikan rasa penasaran Alex.
" Kau ini! tadi kan dia sudah bilang jika dia sedang istirahat. Kamu jangan mengganggunya dong! "Omel Max memukul lengan Alex pelan." Aduuh, tapi kan aku penasaran Max! " Rengeknya.
"Aku sudah menyiapkan makanan untuk mu. Kau tidak boleh membuat tetangga kita merasa terganggu,mengerti! Dan kau harus kembali kedalam, sekarang!" Ujar nya tegas sambil menarik Alex untuk pergi meninggalkan Biy sendirian.
Biy yang saat itu masih di luar hanya melongo bingung. Karna hanya dia yang di tinggal sendirian di luar.
Ia menghela nafas panjang dengan tingkah mereka.Namun, ketika hendak masuk kembali. Max keluar lagi menghampirinya.
"Astaga aku melupakan sesuatu, tidak berpamitan denganmu. Karna aku sangat kesal dengan tingkah Alex tadi. Jadi aku minta maaf,semoga kamu suka dengan masakan ku juga ya", ujarnya merasa bersalah karna pergi begitu saja tidak mengatakan apapun.Biy mendengarnya tertawa heran dan lucu melihat sikap Max itu.
" Ya ampun kak Max ini lucu deh haha, tidak apa kok. Tidak masalah. Dan aku juga melupakan sesuatu, tidak mengatakan terimakasih untuk masakannya", ucapnya ramah dengan tawanya.Max merasa malu akhrinya. "Emm.. Kalau gitu aku ke dalam lagi. Oya semoga kita menjadi tetangga yang baik dan teman yang baik juga", ucapnya berharap.
Biy tersenyum tanda setuju, " Oke, aku juga masuk dulu. Selamat menikmati makanan masing-masing hehe", jawab Biy dengan cengiran khasnya itu.
Max mengangguk tersenyum senang.
***
Malamnya Biy berniat pergi ke rumah mereka untuk mengembalikan tempat makanan yang tadi berisi masakan dari Max.
Biy berfikir mungkin saja ini belum terlalu malam, jadi meraka tidak melakukan apapun sebelum tengah malam.
Ia pun perlahan datang ke rumah mereka dan mengetuk pelan pintu itu. Tapi tak ada jawaban. Biy melihat Gorden jendela itu terbuka sedikit dan ia mengintip dari luar sambil mengetuk kembali.Namun Biy sontak terkejut kaget dengan apa yang dilihatnya itu.
Ia hanya mematung diam disitu, sampai wadah yang ia pegang terjatuh. Begitu pun Max dan Alex terkejut dan melihat Biy yang tengah berada di luar pintunya dengan tatapan terkejut juga.Biy yang menyadari itu langsung meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamarnya dengan cepat.
Setelah kejadian itu. Max terus khawatir dan merasa tidak tenang.
"Bagaimana ini Alex? Kita ketahuan. Bagaimana jika dia melapor? Bagaimana jika dia melihat kita dengan tatapan jijik itu, bagaimana ini Lex?" Ujarnya sangat khawatir dengan kejadian itu sampai membuat badannya gemetar.Begitupun Alex. Dia juga merasa khawatir dan menenangkan Max yang sangat mengkhawatirkan itu.
Ia tahu bahwa Max sangat trauma dengan kejadian yang pernah dulu menimpanya. Dan sekarang terulang kembali."Tenang Max, dia tidak mungkin seperti itu. Kita harus memberitahu nya dengan jujur Max. Dan kita harus menerima apa yang ia ucapkan nanti", ujarnya menenangkan.
" Tapi Alex, bagaimana jika dia tidak ingin melihat kita dan merasa jijik dengan kita? Bagaimana lex, padahal aku berharap ada seseorang disini yang mengerti kita dan bisa menjadi teman dan itu untuk Biy dia sangat baik Alex. Aku benar-benar menyukainya. Tapi... dengan kejadian ini mungkin dia sekarang sangat membenci kita lex, bagaimana ini apa kita harus pindah lagi?" Ucapnya sedih dan menangis dalam pelukan Alex.
Alex pun merasa sedih juga. Ia juga berharap ada yang mengerti mereka di dunia ini. Namun nyatanya tak ada satupun disini yang perduli dengan hubungannya. Sampai keluarganya pun mengusirnya.
Biy yang berada di kamarnya merasa sedih. Mendengarkan percakapan mereka itu. Ia juga merasa bersalah dengan sikapnya tadi.
Bukan berarti ia membenci mereka. Tapi agamanya yang membuatnya harus menjauhi mereka.
Namun ia tak tega dengan apa yang terjadi saat ini. Dan ia tidak ingin mereka menganggapnya menjadi pembenci dengan hubungan meraka.
Tanpa pikir panjang lagi Biy beranjak pergi keluar dan mengetuk kembali kamar mereka, tapi tak ada jawaban."Hey kalian! ini aku Biy! ", ucapnya sambil mengetuk kembali.
Sontak mereka terkejut.
########################
Waduh, gimana jadi ke pergokkan! Duh ya kali Biy benci gitu!😱
.
Happy Reading!
Jahan lupa vote follow biydawiy
.
Tengkyuuu 😘😘👇👇👇👇

KAMU SEDANG MEMBACA
The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)
RandomBerawal dari seorang wanita yang berusia 25 tahun memaksanya untuk pergi dari rumah dengan alasan, bahwa keluarga nya sangat menekannya untuk segera menikah. Namun Biy hanya sibuk dengan menulis cerita di hpnya. Dengan begitu, ia beralasan bahwa dia...