Max yang saat itu sudah selesai menyiapkan kopernya akan bersiap untuk pergi. Namun ia merasa berat untuk meninggalkan tempat tinggalnya itu dan mengingat kenangan - kenangan indah bersama Alex. Hatinya benar-benar sangat sakit ketika ia harus menyakiti Alex dengan cara seperti ini. Walaupun ini untuk kebaikan Alex.
Dan ia juga merasa sedih untuk meninggalkan kedua orang yang sangat penting baginya yaitu Alex dan Biy. Ia pun pergi keluar meninggalkan tempat tinggalnya itu untuk selamanya.
Sesampai di pintu rumah Biy, Max hanya menatap dengan menahan rasa pedihnya itu.
Dengan helaan nafas panjang, Max memberanikan diri mengetuk pintunya dengan pelan.'Tok Tok.
Tidak lama kemudian di bukakan pintunya itu perlahan oleh Biy dengan wajah murung.
Max hanya tersenyum hangat melihatnya.
Biy sontak memeluk Max erat sambil menangis, dan tak rela untuk melepaskannya. Max tidak tahan untuk menangis juga.Setelah melepaskan pelukannya, Biy memukul pelan dadanya.
"Kak, kenapa harus tiba-tiba sih! Kakak bilang minggu depan, kau berbohong!" Rengeknya sedih.Max menggenggam tangan Biy dengan lembut. "Maafkan aku Biy.. Aku juga tidak ingin seperti ini. Tapi aku tidak bisa menolak nya, karna aku benar-benar harus pergi sekarang" Ucapnya pelan.
Biy hanya tersedu sedih dan mengangguk untuk mengerti. Jika itu memang terbaik untuknya, ia tidak mungkin memaksanya.
"Aku.. Harap aku bisa bertemu denganmu lagi, kak! Bagiku kamu adalah kakak yang saangat baik untukku, dan semoga aku bisa kesana untuk menemuimu bersama Alex juga" Ucapnya.Max mendengarnya sangat tersentuh dan mengusap air mata di pelipis Biy dengan lembut.
"Ya, aku harap kita bisa bertemu kembali Biy. Bagiku kamu juga adalah adik ku yang terbaik. aku sangat beruntung bisa di pertemukan denganmu dan mengenalmu. Aku juga sangat menyayangimu Biy" Ucapnya lembut.Biy mengangguk dengan sedih.
Alex yang saat itu masih di dalam juga merasakan kepedihan mereka. Ia juga sangat sedih untuk melewati semua cobaan yang saat ini seakan membunuhnya. Namun ia menahannya, dan pergi menghampiri mereka di luar.
Max yang melihat Alex keluar dengan wajah muram. Itu terasa tersambar petir hatinya untuk bisa menahan perasaannya, Max tersenyum lembut.
Alex pun membalasnya.Biy melihatnya juga merasakan bagaimana sakitnya di tinggal oleh orang yang kita cintai dengan jarak yang sangat jauh.
"Al... Aku.. aku pergi sekarang.."Ucapnya nya pelan.
Alex mengangguk, "Apa aku perlu mengantar pergi? " Tanyanya singkat.
Biy mendengarnya merasa aneh dengan ucapan perkataan bodohnya Alex. "Kamu gimana sih, ya kita harus mengantarkannya pergi ke bandara Al!"
Max menyadari bahwa itu tidak mungkin terjadi, dan ia pun menolak dengan lembut.
"Akh tidak perlu, aku sudah di jemput oleh bawahan dari bos ku. Jadi aku tidak perlu di antar, Biy", ujar Max." Tapi.. Aku ingin mengantarmu kak, apakah aku boleh mengantarmu sampai bawah? "Ucap Biy memohon.
Max tersenyum lembut dan mengangguk menyutujui permintaan Biy. " Baiklah. "
Biy sangat senang dan menggandeng lengan Max dengan erat.
"Kalau begitu ayo Al, kita antar sampai di lantai bawah."Alex masih saja berdiam diri di pintu. Tidak mendengarkan perkataan Biy.
Biy kesal melihatnya, "kamu tidak ingin mengantarnya?, ini kan pacar mu! Kau tidak akan melihat lagi dengan waktu yang sangat singkat! Jangan bersikap kekanakan deh".
Max melihatnya merasa tak enak hati.
"Maaf, aku tidak bisa mengantarnya. Lebih baik aku di sini saja. "Ujar Alex pelan.
Max merasa semakin sedih dengan sikap Alex seperti itu.
***
Dan akhirnya Alex benar-benar tidak mengantar kepergian Max hanya Biy yang mengantarnya sampai mobil jemputnya datang Biy terus menemani Max."Aku ini sangat bingung dengan tingkah Alex tadi, dia itu benar-benar tidak peka. Seharusnya dia mengantar Kak Max. Katanya, dia sangat mencintaimu. Tapi nyatanya dia malah seperti ini, huh! " Ujar Biy tak percaya.
Max hanya diam mendengarnya, mungkin ini memang harus ia terima balasan dari dengan sikapnya itu. Max berharap Alex akan melupakannya.
Biy melihat Max yang bersedih itu. Sontak memeluk lengan nya dengan erat.
"Tidak apa-apa jika Alex tidak mengantarmu, mungkin dia tidak ingin sedihnya akan membuatmu merasa bersalah. Jadi kak Max tidak perlu khawatir, aku pasti akan menjaganya dengan baik. Sampai ia akan pergi menyusul mu", ucap Biy menenangkannya.Max mengangguk mengerti dan membalas pelukan Biy dengan lembut.
"Tapi... Bagaimana ini.. Aku pasti akan sangat merindukanmu kak! ", ujarnya dengan sikap manjanya itu.
Max tertawa dengan tingkah Biy itu, ia pun akan sangat merindukannya. Dan berharap kita bertemu kembali.
Tidak lama kemudian, mobil jemputan untuk Max telah tiba.
" Baiklah, aku.. Pamit ya Biy. Jaga kesehatan kamu, jangan terlalu sibuk dengan kerjaanmu itu. Dan kamu perlu istirahat Biy jangan sering begadang. "Pesannya ke Biy seperti kakak yang mengkhawatirkan adiknya.
Biy mengangguk mengerti, " Oke.. Kakakku.. Kak Max juga jaga kesehatan disana, jika tidak sibuk sekali - kali hubungi aku ya, kak!" Ujarnya tersenyum manis.
Max mengangguk, "emm, kamu juga jaga diri kamu dan juga Alex, aku sangat menyayangi kalian" Ujarnya pamit dan melepaskan pelukan Biy.
Sambil masuk dari mobilnya, max melambaikan tangan dengan senyuman yang hangat.
Biy membalasnya juga, sampai mobil itu tak terlihat olehnya ia pun kembali ke kamarnya.
Saat itu Alex masih saja merenung dan menangis dengan kehidupan cintanya itu. Dan ia semakin kesal jika mengingatnya. Alex tidak percaya bahwa Max akan melakukan seperti itu dan mengingkari janji mereka.
Biy yang sudah sampai di pintu kamarnya terdengar suara tangisan Alex yang sangat pedih untuk di dengar. Dia berfikir, bahwa Alex agak berlebihan untuk menangis seperti ini. Padahal dia juga akan pergi menyusulnya.
Apakah ini yang di namakan kekasih? Yang bisa membuat mereka seperti ini! Ouch membayangkannya saja ia takut. Biy juga tidak akan mau jika harus berhubungan dengan jarak jauh seperti itu. Itu pasti menyakitkan.Biy membuka pintu dengan perlahan dan menutupnya kembali.
Alex melihat nya dan menghapus air matanya.
"Apa Max sudah pergi? " Tanya pelan.Biy mendengarnya menghela nafas panjang, dan mengangguk
"Aku bilang juga apa, setidaknya kamu ikut dengan ku mengantarnya tadi. Jadi seperti ini kan akhirnya. " Ujarnya dengan duduk di sampingnya di atas kasur.Alex hanya diam tak menjawab.
Biy sontak mengusap punggung Alex dengan lembut, "sudah jangan terlalu bersedih, kamu kan nanti bisa menyusulnya. Jadi... Mulai sekarang kamu harus giat untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi, agar kamu cepat bertemu dengan nya kembali."ucapnya menyemangati Alex.
Alex hanya diam tak menjawab dengan tatapan yang kosong dan mata merah menahan tangis.
Max malamnya ia sudah di bandara dengan Bosnya dan sedang menunggu untuk keberangkatannya nanti.
Sambil membuka situs Aknayib di handphone nya. Karna ada notifikasi bahwa Biy telah update dengan episode terbaru. Lalu membuka nya dan membacanya.
Setelah di akhir cerita ada kata-kata yang mebuatnya tiba-tiba terdiam.'Ketika kau mencintai seseorang, melihat orang yang kau cintai terluka sama saja dengan menyakiti dirimu sendiri.
Ketika kau menyakiti orang yang kau cintai, saat itu kau sedang mencoba membunuh dirimu sendiri.'Max membacanya tiba-tiba saja mengeluarkan air matanya. Bos yang tidak sengaja melihatnya sontak terkejut dan menenangkannya. Dan bertanya apa yang terjadi?
Namun Max hanya menggelengkan kepala dan terus saja menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)
De TodoBerawal dari seorang wanita yang berusia 25 tahun memaksanya untuk pergi dari rumah dengan alasan, bahwa keluarga nya sangat menekannya untuk segera menikah. Namun Biy hanya sibuk dengan menulis cerita di hpnya. Dengan begitu, ia beralasan bahwa dia...