Bab 14 perhatian

13 2 0
                                    

Dan tidak terasa sudah 5 bulan berlalu. Alex dan Biy memulai dengan kehidupan yang seperti biasa.
Setelah Alex menjual motornya ia harus pergi bekerja dengan pagi-pagi sekali karna arah ia bekerja jalurnya sangat macet.

Esok harinya Biy bersiap-siap untuk pergi ke rumah keluarganya sendiri.
Sambil mengobrol dengan Alex lewat telepon dan mengabarinya bahwa ia akan pergi menginap di rumah orang tuanya. Karna jika dia tidak memberitahunya, Alex akan membuatnya pusing dengan ocehannya itu.

"Lex aku kerumah orang tua ku dulu ya, mungkin aku akan menginap. Besok baru aku pulang", ujarnya dengan berjalan keluar dan memakai sepatunya. Lalu menutup dan mengunci kamarnya itu.

" Loh ko menginap? terus nanti aku makan malam nya gimana? "Ucap Alex disana.

" Yee, memangnya aku istri mu.. Kamu kan bisa beli dan bisa masak di kamarmu sendiri bambang! ", ejeknya.

Alex mendengarnya tertawa ngakak dengan panggilan Biy itu, " Aku ini Alex bukan Bambang tau, lebih tepatnya abang Alex haha" Godanya tak mau kalah.

"Cih, ingin banget gitu kamu aku panggil abang, nope!" Tegasnya.

Alex hanya terdengar suara tawanya.

Biy mendengar nya hanya tersenyum.
"Yaudah aku tinggal ya bambang. Dah bambang", godanya tak mau kalah.

" Aku ini Alex bukan bambang haha. Yadah hati-hati istriku... "Godanya juga.

" Woek. Bye! "Ucap biy kesal dan mematikan hendpohonenya.
Ia pun berangkat pergi kerumah orang tuanya.

***
Sesampainya disana Biy bertemu dengan kakaknya. Kak Naya.
Yang saat itu ia pun akan menginap bersama kedua anaknya juga.

" Bagaimana kabarmu? "Tanya kak Naya.
" Alhamdulillah baik ko kak, Oya ibu kemana? belum pulang? "Tanya Biy yang saat itu ia baru sampai rumah di sore hari.
Karna ibu masih berjualan di pasar.
" Belum bentar lagi juga pulang."ucapnya.

"Hmm begitu. Coba aku punya uang banyak udah aku bikin rumah kontrakan. Biar ibu sama ayah tidak terus berjualan lagi", ucap Biy berkhayal.

"Ibu dan ayah itu hanya ingin kamu cepat menikah. Kapan kamu menikah?" Tanyanya tiba-tiba seakan menusuk ke hati Biy.

Biy Hanya terdiam. Dan mengalihkan pembicaraan dengan memanggil Kiyya dan Azka yang saat itu sedang bermain.

"Bibi biyankaaa..." Teriaknya gembira sambil memeluk erat biy karna rindu.

"Bibi ko, baru pulang Kiyya kangen tauu", ucap nya imut.

" Azka juga, kangen didi"ucap Azka cadel yang saat itu masih berumur 3 tahun.

Biy hanya tertawa mendengarnya.
"Oya bibi ada hadiah loh buat kalian. Nih ini buat Azka dan ini buat Kiyya!" Ujar biy memberikan hadiah itu kepada ponakannya masing-masing.

"Woahh, ibuuu Kiyya di belikan tas yang dari dulu kiyya ingin Bu, hore... " Teriaknya kegirangan.

"Kok mobilnya kecil, didi? " Tanya Azka.
Biy mengusap rambut Azka lembut, "iya bibi baru bisa belikan kamu yang kecil dulu. Nanti... Kalau bibi udah punya uang banyak lagi. Bibi janji beli yang sangat besar Oke", jawab Biy berjanji.

" Otee didi.. "Ucapnya imut.

" Yaa ampun Biy kamu tidak harus memanjakan mereka terus" Ucap Kak Naya.
"Yaelah ka biarin deh, mumpung dia doang yang ada di sini. Coba kalau ponakan yang lain ada semua, bisa bangkrut aku. "Ujar Biy bercanda.

Kak Naya hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

Malamnya Biy mengambil handphone nya yang sedang di cas di ruang tamu dan memeriksa bahwa ada panggilan telepon dari Alex beberapa kali dan pesan juga. Lalu membaca isi pesannya itu.

The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang