Bab 2: Pertama kali bertemu I

11 2 0
                                    

Lima bulan yang lalu Biy nekat pergi dari rumah dengan alasan mendapat pekerjaan di luar.
Tapi, nyatanya ia hanya ingin menghindar dari pertanyaan-pertanyaan selama ini yang terus keluarga nya lontar kan dengan menanyakan tentang kapan dia akan menikah.
Karena di keluarga Biy sudah tidak asing lagi jika wanita sudah berumur 20, mereka sudah harus menikah.
Namun Biy yang saat ini akan menginjak 26 tidak kunjung menikah.

Dan mereka selalu berpikiran hal buruk tentangnya. Sampai saudara yang jauh pun terus saja menanyakan tentang itu.

Maka dari itu Biy benar-benar tertekan. Karena dia tak kunjung menikah. Ia hanya sibuk dengan handphone yang terus ia pegangi.
Mereka selalu memarahinya dan mengatakan jika ia membuat semua keluarganya malu.
Malah menganggap jika Biy tidak menyukai lelaki. Sampai - sampai ia di obati oleh orang pintar, karna hanya takut di guna-guna oleh orang lain.

Namun demikian dengan adanya kejadian seperti itu Biy malah menjadi sangat frustasi. Dan ia nekat untuk pergi dari rumah walaupun dia sudah meminta ijin kepada orang tuanya.
Sampai pergi pun, mereka masih saja  bilang untuk segera mencari pasangan hidupnya.

Biy yang nekat saat itu. Ia telah mempersiapkan semuanya dan mengumpulkan uang hasil ia membuat cerita dari web yang ia buat lewat handphone.
Ia tak memberitahukan bahwa ia menjadi penulis online. Walaupun pengahasilan masih minim. Tapi ia sangat senang.
Setidaknya ia mempunyai uang hasil sendiri.

***
Dan berakhirlah ia di gedung rumah susun dengan 4 lantai. Ia mendapat kan kamar di lantai 4 yang penghuninya sedikit. Karna kebanyakan yang di tempati hanya 1,2 dan 3 lantai yang penuh.
Sedangkan di lantai 4 hanya beberapa saja yang di tempati.
Awalnya Biy di tawarkan di lantai 3, tapi dia hanya ingin di lantai empat. Karna menurut nya itu akan bagus untuk konsentrasi ia bekerja nanti.

Ia tinggal bersebelahan dengan dua lelaki tampan yang bernama Alex dan Max.

Walaupun jarang terlihat, tapi itu cukup membuat Biy makin nyaman tinggal di situ.

Saat itu Biy menjalani kehidupan nya yang biasa - biasa saja.
Namun suatu hari Biy terbangun dari tidurnya di tengah malam.
Dan tiba-tiba saja Biy mendengar suara yang sangat intim menurutnya.
Tapi anehnya itu hanya suara dengan dua lelaki saja, seperti tengah bergairah yang sedang melakukan hubungan yang tak senonoh.

Biy yang saat itu masih mengantuk merasa tidak peduli dengan suara itu dan melanjutkan tidurnya kembali.

Setelah kejadian itu. Biy mempunyai ide untuk membuat cerita bergenre homosexual.
Ia tidak peduli dengan larangan agamanya yang tidak di perbolehkan mendekati kehidupan seperti itu.
Ditambah keluarganya itu sangat ketat dengan agamanya. Maka dari itu dia terkadang diam-diam membaca atau pun melihat film yang bergenre kearah seperti itu.
Entah kenapa itu sulit sekali untuk ia menghentikan hobinya melihat hal-hal seperti itu.
Dan sekarang, ia malah menghasilkan uang sendiri dengan hasil menjadi penerjemah komik dan film dengan bertema tentang itu. Juga menjadi penulis cerita pendek di aplikasi web resmi.

Paginya Biy keluar kamar untuk mencari sarapan dan berpapasan dengan lelaki yang bernama Max yang saat itu akan pergi bekerja.
"Pagi dek.. " Sapanya tersenyum lembut yang membuat hati Biy meleleh.
"Pagi juga kak!", jawab biy tersenyum juga.

Begitulah ia pertama kali bertemu dengan Max seorang lelaki yang sangat sopan. Tidak seperti teman sekamarnya yang bernama Alex ia tak pernah sekalian pun sapa menyapa dengan orang lain apalagi tersenyum. Dan parahnya ia hanya tersenyum kepada Max saja seorang, tak ada yang lain. Biy saja tetangga barunya, ia tidak mengetahui.

Tapi entah kenapa Biy menyukai sifat lelaki yang satu itu alex.

Tidak terasa Biy tinggal sudah sebulan dan tak pernah pulang ke rumahnya ataupun mengabari keluarganya. Mungkin ia hanya tidak ingin mendengar pertanyaan yang selalu dilontarkan kan oleh keluarganya.
***
Malam pun iya terjaga, dan bangun dari tidurnya. Terdengar kembali suara yang menurutnya sangat vulgar itu.
"Duh, ini perasaan aku aja atau gimana ya? Ya kali aku baru selesai baca komik genre Yaoi aku malah mendengar ini terus sih di kuping ku?! ", gumamnya aneh.

Well. Berhubung Biy suka sekali menonton film dengan bergenre gay atau bromance seperti itu.
Maka dari itu ia pun suka di mintai translate komik dengan genre seperti itu dengan bayaran yang cukup lumayan untuknya.
Jadi dia tidak pernah mengatakan tentang pekerjaan sebenarnya kepada keluarganya dan bahkan dia tidak akan pernah berani mengatakan sejujurnya tentang bagaimana ia mendapatkan uang itu.

Setelah kejadian malam itu. Biy selalu mendengarkan desahan-desahan itu setiap malam jika ia masih terjaga.
Ia sontak memantapkan untuk membuat cerita bergenre itu dengan tokoh dua lelaki yang tinggal di sebelahnya itu.
Setidaknya ia berpikir itu pasti akan memudahkan ia mendapat penghasilan yang lebih agar ia bisa membeli laptop untuk pekerjaannya nanti.

Namun sejak ia membuat cerita itu dan banyak yang berminta membaca.
Ia malah menjadi frustasi.
Karna apa?
Karna setiap tengah malam ia masih terbangun karna perkerjaanya itu.
Parahnya ia terus mendengar suara aneh itu setiap malam.
"Ya ampun, kenapa tiap malam aku mendengar suara itu terus. Apa mereka tidak lelah aaarrrgghh", pekiknya kesal.
" Eh tunggu tapi... Aku penasaran siapa sih yang membuat suara itu setiap malam kayak gini. Tidak apa juga sih, aku jadi bisa buat cerita yang lebih vulgar lagi haha. Yaudah lah nikmatin aja deh. Mending aku terusin cerita ini dulu, kapan sih aku dapat beli laptop.. Rasanya mataku sakit melihat handphone ini terus"ujarnya menggurutu dengan handphonenya sendirian.

Sialnya lagi Biy malah tidak tidur seharian karna terus mendengar suara itu sampai jam 3 dan ia hanya tidur 2 jam karna iya harus bangun subuh untuk sembahyang dan mencuci pakaian kotornya yang telah menempuk di keranjang.

Biy mendengus kesal beranjak keluar kamar sambil membawa keranjang yang berisi pakaian kotornya itu dengan mata yang masih tertutup sedikit dan sesekali menguap karna ngantuk.

Namun ketika melewati kamar dua pria itu, keluarlah seorang pria yang tak lain adalah Max yang saat itu hanya memakai kaos oblong dan celana pendek.
Ia juga agak terkejut melihat Biy yang tiba-tiba ada di hadapannya.
Biy hanya menyapanya dengan senyuman dengan mata yang masih mengantuk.
Lalu melanjutkan pergi ke kamar mandi.

"Tunggu! " Panggil Max yang tiba-tiba menghentikan langkah Biy.
"Ya? ", tanya Biy bingung.
" Kamu akan mencuci pakaian juga bukan? ", tanyanya sambil menunjuk keranjang pakaian kotor Biy.

Biy mengangguk, " Iya, kenapa gitu?"tanya balik.

"Mmm, kalau bisa boleh aku dulu tidak memakai kamar mandinya? Soalnya aku sedang terburu-buru akan pergi berkerja pagi ini". Ucapnya meminta.

" Mmm begitu. Oke silahkan! aku akan balik lagi nanti", ujarnya mengiyakan.

Max merasa senang dan berterima kasih, "oke makasih ya, kalau gitu aku ambil perlengkapan mandiku dulu", ucapnya hendak masuk ke kamarnya kembali.

Biy hanya mengatakan oke. Setidaknya iya juga tidak ingin menghambat aktifitas orang lain. Dan ia kembali ke kamarnya.

Tetapi saat itu, tanpa sengaja Biy melihat kearah pintu kamar dua pria itu yang terbuka sedikit dan melihat sekilas tontonan yang tidak masuk akal menurutnya yang membuatnya kaget setengah mati.

Sesaat dia sadar, dan berlari masuk kamarnya. Sebelum Max keluar dari kamarnya.

"Ya ampun, Astaga, omo, omaygat. A-apa? Tttadi i-itu a..apa? " Ujarnya shock berat sambil menutup pintu keras dengan mata yang terbelalak.

######################
Waduh kenapa nih Biy? Kira-kira apa yang di lihatnya ya??
.
Happy Reading!
Please vote and coment nya, jangan lupa follow akunnya juga biar tahu updatenya,
biydawiy
.
Maaf masih amatir untuk ceritanya.
Makasih.
*(^o^)/*

The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang