Bab 10 Perubahan

7 2 0
                                    

Akhirnya Biy selesai mengerjakan kerjaannya yang terus ia tunda. Begitu selesai, Biy merilekskan tubuhnya di atas kasur, yang menurutnya sangat nyaman itu. Sambil berbaring di tempat tidur Biy menyalakan play music di handphonenya dengan keras dan bernyanyi riang gembira.

Namun terdengar suara ketukan dari luar pintu nya. Biy melirik sesaat, lalu ia menghiraukannya dan melanjutkan karaokenya itu.

Tetapi ketukan itu kembali terdengar.
Tok tok.

Huft, siapa sih ganggu aja deh! Gumamnya.
Ia mendengus kesal dan beranjak dari tempat tidurnya dan pergi membukakan pintunya itu. Ternyata yang muncul adalah Alex dengan wajah kusut nya ia masuk tanpa ijin terlebih dahulu. Dan duduk di lantai dengan lesu.

Biy melihatnya dengan tatapan bingung, entah kenapa lagi lelaki satu ini. Walaupun niatnya akan memarahinya, ia mengurungkan niatnya karna melihat Alex yang suasananya sedang buruk. Maka dari itu ia tidak jadi memarahi lelaki yang selalu membuat nya naik pitam.

Alex tiba-tiba menghela nafas dengan suara keras. Membuat Biy berloncat kaget.
'Ya ampun, kenapa dia?' pikir Biy mendekatinya dengan perlahan.

Biy berdehem untuk memulai obrolan dengan hati-hati. "Ekhmm. Mmm are you okay?" Tanya Biy pelan.

Alex hanya menjawab dengan helaan nafasnya.

Pertama Biy memaklumi jawabannya itu, sambil menatap dengan agak serius. "Kamu bertengkar lagi dengan Kak Max. Ya ampun jangan kayak anak kecil gini dong, kamu harus dewasa Al.. " Ucap Biy lagi.

Namun Alex menghela nafas lagi.

Biy mulai agak kesal, dan meniup bibir atasnya untuk menahan sabar.

"Huft. Jika kamu ingin bercerita aku pasti mendengarkan, jadi... Jangan.. Membuatku malah menjadi kesal dengan sikapmu seperti ini... " Ujar Biy menahan sabarnya.

Dan lagi. Alex menjawab dengan menghela nafas panjang dan menatap kosong kedepan.
Biy melihat nya semakin kesal dengan sikapnya, ia pun sontak memukul pundak belakang Alex saking kesalnya dengan jawaban yang ia dengar berulang kali darinya.

"Emmm, kalau tidak mau cerita keluar dari kamar ku, hah! " Tekannya kesal.

"Ouch, sakit Biy! " Ucapnya merengek.

Biy hanya menatapnya dengan tatapan garang.

Alex langsung menyadari dan menyusut ketakutan.
"Aku sedang kesal dengan Max, biy! " Gerutunya pelan.

Biy menghela nafas panjang, "terus.. Kenapa kamu bisa kesal seperti ini dengan ayang beb mu itu, hah? " Tanya Biy penasaran.

"Waktu malam ulang tahunnya. Dia tiba-tiba bilang akan pergi ke Thailand lebih dulu dengan Bosnya! " Ucapnya kesal.

"What?? Ko bisa? Bukannya nanti, kata kalian pas tahun baru kalian pergi? " Tanya Biy tidak percaya.

Alex mengangguk muram, " Ya. aku juga terkejut, dia bilang kapan lagi bisa pergi kesana dengan gratis jadi tidak akan lama lagi untuk mengumpulkan uang. Malahan dia bilang, aku di sini bisa di temani oleh kamu. Jadi dia tidak akan khawatir jika dia pergi duluan! Apa coba maksudnya. Aku kan ingin sekali pergi bersama dengan nya, malah bukan jadinya seperti ini! "Ujarnya kesal.

Biy juga bingung dengan ucapan Max itu. Maksud perkataan dia apa bilang seperti itu? Biy kan hanya tetangga mereka, bukan keluarga malah bukan pacar. Mereka yang pacaran, Kenapa dia jadi masuk ke masalah kehidupan percintaan mereka.

Biy hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, karna bingung.

Namun, ketika dia menatap wajah Alex yang kesal, dia menyadari sesuatu tentang Max.

The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang