Bab 12 Kepergiannya

3 2 0
                                    

Saat itu Alex selesai berolahraga dan bersantai dalam kamarnya. Max pun masih berada di tempat kerjanya dan belum kembali.

Begitu Alex sedang sendirian di kamarnya, ia tiba-tiba saja memikirkan pertanyaan Biy yang tadi mereka obrolkan.
Mungkin Alex juga bingung dengan pertanyaan Biy secara tiba-tiba itu.
Ia pun nyatanya tidak tau seperti apa Bos Max itu. Sebab dia tidak pernah sekalipun bertanya pada Max. Mungkin Alex benar-benar sangat percaya pada Max.

Jadi dia tidak pernah berpikiran sejauh yang di pikirkan oleh Biy. Tapi entah kenapa Alex merasa resah dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Biy saat itu.

Alex hanya tidak ingin berpikiran buruk tentang Max, dan percaya bahwa Max tidak mungkin mengkhianatinya.

Namun ia juga sangat penasaran dengan Bos barunya itu. Entah kenapa semenjak mereka dekat dengan Biy dan Max mempunyai Bos yang baru. Seketika saja Max menjadi berubah tidak seperti dulu lagi, yang selalu ada di sampingnya dan tidak menyibukkan dengan pekerjaannya.

Alex juga berfikir akan menanyakan tentang perihal Bos nya itu.
Agar ia tidak merasa terganjal dengan ucapan Biy itu.
Alex juga sependapat dengan Biy, bahwa ia juga merasa aneh tentang Bos barunya Max.
Mungkin Alex baru saja menyadarinya, bahwa Max itu tidak hanya tampan untuk bisa di goda oleh para wanita. Namun pria pun sama akan tergoda juga dengan ke tampanannya dan kelembutannya itu yang membuat semua orang akan terpana olehnya.

Alex memutuskan akan bertanya pada Max tentang perihal Bos nya itu. Jika Max sudah berada di rumah.

Beberapa jam kemudian Max kembali dari kepergiannya. Dengan wajah yang membuat Alex merasa semakin curiga. Namun ia menepis nya dan bertanya,
"Apa kamu sudah makan? " Tanya Alex pelan.

Max mengangguk dengan wajah resah. Seperti ingin mengatakan sesuatu namun ia menahanya. Begitu pun Alex telah menyadari pergerakan tingkah laku Max, ia tahu bahwa yang akan di katakan Max mungkin akan menyakitinya. Alex sangat mengetahui sikapnya itu.

Alex mengangguk mengerti. Dan pergi mengambil air mineral untuk Max.
"Minumlah, sepertinya kamu sangat gugup? " Ucapnya dan menyodorkan air mineral ke Max.

Max sontak terkejut dan dia menyadari bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Alex.
"Mmh, y-yeah makasih.. "Ujarnya pelan.

Alex berjalan kearah meja makan dengan tenang tanpa berbicara. Dan ia berharap akan siap untuk mendengarkan apa yang akan Max katakan nanti.
"Apa yang ingin kamu katakan?katakan saja, tidak perlu merasa gugup dan khawatir seperti itu. Aku.. Siap untuk mendengarkan apa yang ingin kau katakan. Jadi bicaralah!"Ujarnya meyakinkan walaupun itu akan menyakitkan untuk ia dengar.

Max hanya menatap dengan tatapan merasa bersalah. Dengan berani ia pun mengatakan...
" Aku... Aku.. Hari ini... Harus pergi.. Ke.. Thailand.. "Ujarnya hati-hati.

Alex yang mendengarnya diam membisu dan menahan gejolak bara api di hatinya yang sedari tadi ia tahan. Sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Ia tahu ini akan terjadi.
" Jam berapa? "Ucapnya dengan suara berat.

Max merasa takut melihat nya saat itu, tapi ini harus ia lakukan untuk kebaikan Alex.
" Malam ini.. Sorenya aku harus.. Pergi dari sini..."Jawabnya pelan.

" Bersama Bos mu? "Tanyanya.

Seketika jantung Alex berhenti sesaat dan merasakan sesak yang tak karuan,
"Y-ya" jawabnya pelan.

"apa.. apa kau mempunyai hubungan lain bersama Bos mu di belakangku?" Ujarnya masih dengan suara berat.

Max benar-benar merasa sakit mendengarnya dan tak mampu untuk menjawab.

Sontak Alex menggebrak meja dengan keras, "Katakan Max!!! " Tekannya lagi.

Max sangat terkejut dan takut dengan sikap Alex yang benar-benar sangat marah. Ia pun menangis, "Ma..maafkan aku.. Al.. Aku... Tidak..."Ucapnya tak mampu menahan tangisnya.

Alex mendengarnya tak percaya, ia benar-benar merasa di bodohi dengan perasaan cintanya itu terhadap Max. Untuk apa selama ini, dia selalu mencintainya dan mempercayainya. Namun pada akhirnya akan menjadi seperti ini. Mencintai terlalu dalam itu memang sangat menyakitkan untuk di rasakan.

"Maafkan aku Alex... Aku.. Aku hanya ingin kamu bahagia dan mendapatkan kebahagian yang benar-benar nyata Alex.. Aku... "

Dengan mata merah menahan tangis ia sontak berteriak, "CUKUP! Apa maksudmu mendapatkan kebahagian yang benar-benar nyata? Apa salahnya dengan cinta kita?! Apa kau berpikir cinta kita tidak nyata? Lalu apa yang selama ini kita lakukan adalah palsu? Apa kau hanya mempermainkanku? Apa kau tidak pernah menerima perasaan cintaku selama ini?" Ucapnya dengan mata yang merah menahan amarah dan tangisnya, tak percaya dengan apa yang di katakan Max.

Max menangis dan merasakan apa yang di rasakan oleh Alex itu sangat menyakitkan.
" Bukan seperti itu Alex..  Aku.. Aku hanya ingin kau bisa kembali dengan keluargamu dan memiliki kehidupan normal yang lebih baik. Tidak dengan ku! "

Alex mendengarnya semakin kesal "Apa maksudmu?! Aku sudah mengambil keputusan yang aku pilih, yaitu kamu.. Tapi apa??Kamu hanya mengatakan bahwa aku harus memiliki kehidupan yang normal! Lalu... Aku ini apa bagimu? Jika aku telah memilihmu, berarti kamu adalah kebahagianku dan sekaligus keluarga ku! Tapi kamu... Astaga!"Ujarnya tak percaya sambil menjambak kepalanya dengan kesal.

Max hanya menangis mendengar ucapannya itu.

Dengan mengusap air mata, Alex lalu berkata dengan tegas, " Baiklah, walaupun kamu ingin berpisah denganku. Tapi aku akan tetap memperjuangkan cinta kita. Dan aku akan pergi ke thailand untuk mendapatkanmu kembali dari Bosmu itu. Dan satu lagi aku tidak ingin Biy mengetahui masalah kita, karena aku tidak ingin membuatnya bersedih. Aku benar-benar sangat mencintaimu Max! "Ujarnya, dan pergi keluar meninggalkan Max sendirian.

Max menjatuhkan tubuhnya di lantai dan menangis, merasakan apa yang dirasakan Alex itu benar-benar sangat menyakitkan. Dia hanya ingin Alex tidak sepertinya, dan memiliki kebahagian yang dulu pernah ia renggut. Seakan itu terus ada di pikirannya. Ia pun menangis tak hentinya.

***
Biy masih tak percaya apa yang di katakan Alex bahwa Max akan pergi hari ini juga. Apa ini bertanda buruk dengan kisah cinta mereka itu? Apakah ada masalah lain? Tapi Alex terlihat baik-baik saja walaupun saat ini ia sedang menangis, ia tidak terlihat bahwa dia sedang ada masalah yang besar.
Namun begitu, Biy masih tak percaya dengan kejadian ini secara tiba-tiba.

"Al, kenapa Kak Max tiba-tiba hari ini perginya? Apa ada masalah? " Tanyanya penasaran.

Alex yang saat itu masih bersedih merasa kesal, " Ya! Masalahnya adalah Bosnya! Kenapa juga dia harus pergi dengan kerjaannya mendadak seperti ini, ini kan menyakitkan bagiku Biy! Dan aku tidak bisa berlama-lama lagi dengan Max".

Biy hanya menghela nafas dengan sifat Alex yang sangat Bucin itu, "terus kenapa kamu kesini? Harusnya kan kamu berada bersama dia, dan membantunya merapihkan barang-barangnya. Dan ini malah kamu datang ke tempatku, seakan kamu putus hubungan dengan nya"

Sontak Alex terkejut dan berteriak spontan, "TIDAK! Aku tidak akan putus dengannya! kamu ini kenapa berkata seperti itu sih! " Teriaknya marah.

Membuat Biy terkejut takut merasa bersalah dan meminta maaf, " A..aku m-minta maaf, a-aku kan hanya m-mengatakan apa yang aku ingin ucapkan. T-tapi kamu ke..napa membentak ku seperti itu! "

Alex langsung menyadari dengan tingkahnya itu membuat Biy ketakutan "Aku minta maaf Biy, aku hanya.. Aku hanya sangat benci dengan kata PUTUS, itu sangat menyakitkan Biy! " Ujarnya pelan.

Biy pun mengerti dan ia juga sangat membenci dengan satu kata itu, seperti halnya jarum yang menusuk itu sangat menyakitkan.
Biy juga merasa sedih dengan kepergian Max.

################
Coba lu Biy klo tau apa yg sebenarnya terjadi, hadeuh!!
.
Tapiii emng seperti itu lah jalur ceritanya hehe...
Happy Reading guys!
.
Jgn lupa dukungannya follow biydawiy
Tengkyuuu 😘

👇👇👇👇👇

The Belief of Love to Meet (Keyakinan Cinta Untuk Bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang