Happy Reading~
Ketika Nana dan oma turun, ternyata semua udah menunggu mereka. Langsung saja Nana menduduki kursi kosong disebelah Nino. Menu sarapan hari ini adalah pancake buah. Mayan, nggak bikin mual pagi-pagi.
Awalnya semua hening aja sebelum Nino memecah keheningan tersebut.
"Sepi amat kek konser dangdut."
"Bego banget, hahahaha." Nana ketawa ngakak denger ucapan Nino.
Mereka berdua emang nggak terbiasa makan dengan sunyi. Bagi mereka, waktu makan adalah waktu dimana obrolan lagi seru-serunya. Sama bundanya dulu juga kayak gitu, mereka bakal ngobrol banyak sebelum bunda pergi kerja.
Marcuss yang mendengar itu menatap tajam kedua cucunya. "Kalau makan itu nggak boleh ngomong, nggak sopan."
"Ahh kakek mah nggak asik. Justru waktu sarapan itu enak ngobrol kek, nanti yang lain pada pergi ninggalin Nino. Kan disini cuma ada keluarga kita, kapan lagi sih, nanti kalau ada orang lain baru deh menerapkan 5 S," balas Nino yang membuat mereka semua kicep.
Marcuss hanya bisa menggelengkan kepalanya aja. Berdebat dengan Nino memang melelahkan.
"Nino hebat bisa ngebuat kakek kehilangan kata-kata," ujar Alvan bangga.
Nino pun membusungkan dadanya tinggi sambil menepuk dadanya ala Tarzan. Yang lain hanya bisa terkekeh gemas dengan anak satu itu.
"Kak Crey, jangan bilang kak Crey juga ikut ngedaki gunung xxxx minggu lalu. Kak Crey yang bawa banyak bodyguard itu kan?!!" Tanya Nana heboh.
Pasalnya, waktu rombongan Nana tiba di pos perkumpulan sebelum mendaki, rombongan Nana dihebohkan sama anak SMP lain yang bawa bodyguard. Lebay banget menurut Nana.
"Eh? Iya dek. Kamu ada disana waktu itu?" Jawab Creya sekaligus malu.
"Ho oh. Kak Crey lebay banget bawa banyak bodyguard."
"Daddy tuh nyuruh bawa banyak bodyguard. Terpaksa deh, daripada kakak nggak ikut kan?" Creya mencebikkan bibirnya kesal.
Althan hanya tersenyum ngedenger gerutuan Creya. "Kalau nggak bawa bodyguard nggak boleh pergi. Nana juga."
Nana tersedak minumannya ketika mendengar ucapan terakhir Althan. Mukanya auto memerah deh tuh. Punggung nya pun segera diusap oleh Venus. "Hah? Nggak mau paman ! Itu berlebihan banget. Nana ini udah profesional !" Teriak Nana.
"Pertama, panggil paman 'daddy' Nana. Panggil istri paman dengan 'mommy'. Kedua, kalau mau ke gunung harus ada bodyguard, ketiga, jangan teriak-teriak baby, nanti tenggorokan mu sakit," jawab Althan panjang lebar.
Nana cuma menghela nafas pasrah. Sedangkan disampingnya, Nino ketawa ngakak. Setan memang.
"Setelah ditinggal bunda, kalian selama ini bertahan gimana twins ?" Tanya Sean ikut nimbrung dalam perghibahan pagi ini.
"Sebenernya bunda udah nabungin untuk kami lumayan banyak, tapi karena takut kurang, kami juga kerja deh," jawab Nino santai.
Lain halnya dengan semua orang yang ada disitu, mereka langsung natap si kembar dengan sendu.
"Bunda emang kerja apa baby? Kalian juga kerja apa?" Tanya Damian jadi ikut kepo.
"Bunda kerja sebagai manager di perusahaan ALX bang, kalau Nino kerja sambilan di cafe jadi penyanyi, kalau Nana sih jadi salah satu programmer di perusahaan ALX."
"Kalian sekarang nggak perlu kerja lagi ya baby, kalian sekolah aja. Masalah uang mah jangan dipikirin lagi ya," ucap Mommy tersenyum lembut.
"Siap mom," jawab si kembar serempak, sambil hormat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins of Protective Family
General Fiction[PART LENGKAP] 1. Namanya Nino. Remaja 15 tahun yang saat ini hanya tinggal bersama saudara kembarnya. Mereka berdua tinggal selama kurang lebih 3 tahun di rumah peninggalan sang bunda. Nino ini anak nakal, tapi nakalnya nggak kejauhan. Cuma kalau u...