11 - KABUR

43.5K 3.2K 82
                                    

Author mau mohon maaf buat yang minta double atau triple up kemarin. Author nggak bisa double up karena mulai besok author udah sibuk ujian praktek 🙈. Intinya, Author tetap bakal berusaha update tapi nggak bisa double up ya 🤧
Mohon pengertiannya 😭

-

----------------------------------------------------------


Happy Reading~

Satu persatu orang tua murid segera keluar dari kelas karena telah mendapatkan surat kelulusan dan berkas yang akan dipakai untuk mendaftarkan anak mereka ke SMA. Sekarang, yang ada di kelas hanya tinggal Sean sendiri dan seorang Ibu guru yang menjadi wali kelas si kembar.

"Mohon maaf, bapak ini wali siapa ya? Tanya bu guru bingung.

Sean segera bangkit dari duduknya dan berhadapan dengan wali kelas Nino dan Nana. Bu guru itu sempat kaget, karena baru menyadari bahwa yang didepannya ini adalah Tuan Arveno. Ia memang tidak melihat Nino dan Nana masuk, ia kira anak kembar tersebut akan menemuinya di kantor setelah ini. Niatnya mau di uyel-uyel pipi keduanya.

"Saya ayahnya Nino dan Nana," jawab Sean.

Bu guru tersebut lebih kaget lagi mendengar apa yang di ucapkan Sean. Dia hanya bisa berdoa agar Nino dan Nana tidak mengadu kepada ayahnya tentang banyaknya hukuman yang selalu ia beri kepada murid nakal sekaligus menggemaskannya itu.

"Saya lega ternyata Nino dan Nana masih memiliki keluarga. Selama ini, para guru khawatir karena mereka hanya hidup sendiri," ucap bu guru dengan hati-hati.

Sean tersenyum mendengar ucapan bu guru di depannya ini, "Mulai sekarang saya yang akan menjaganya. Kalian tidak perlu khawatir."

"Baik lah Tuan Arveno,  ini adalah surat kelulusan anak-anak anda beserta berkas yang diperlukan untuk mendaftar ke SMA. Saya juga mengucapkan selamat kepada Nino dan Nana karena telah berhasil mendapatkan juara umum ke 1 dan ke 2 di sekolah ini."

Sean mengambil berkas tersebut dengan bangga. "Bagaimana anak-anak saya selama di sekolah?"

Bu guru terlihat gugup dan ragu untuk menjawab. Ia sebenarnya sangat menghindari pertanyaan ini.

Sean yang menyadari itu pun berujar sambil tersenyum meyakinkan, "Tidak apa-apa, beritahu saja dengan jujur. Saya tidak akan pernah marah jika anda pernah menghukumnya karena mereka berbuat salah. Saya bahkan berterimakasih atas hal itu. Anda bisa menjawab dengan tenang sekarang."

Bu guru itu pun akhirnya membuka suaranya. "Nino dan Nana adalah anak yang pintar dan baik. Mereka tidak akan ragu menolong siapapun. Hanya saja, mereka seringkali menjahili para guru disini, sering telat, bahkan bolos. Beberapa kali juga mereka dihukum karena tertidur di dalam kelas. Walaupun begitu, kami para guru senantiasa mengajarkan mereka. Para guru di sini pun banyak yang sedih karena si kembar imut sudah lulus, anak itu terlalu menggemaskan walau kadang nakal. Maaf jika Anda sebagai ayahnya mungkin tersinggung atau hal lainnya. Tapi ini lah faktanya Tuan."

"Anak saya nakal ya. Tidak apa-apa, saya sangat berterimakasih. Saya juga minta maaf atas kelakuan anak saya karena telah merepotkan guru-guru disini. Kalau begitu, saya permisi dulu."

Bu guru tersebut mengangguk formal. Ia langsung menghembuskan nafas lega ketika Sean sudah keluar dari ruang kelas ini. Ia tidak mengira bahwa keluarga Arveno begitu bijak sebagai orang tua. Ia kira, dirinya akan disalahkan karena pernah menghukum Nino dan Nana. 

Nino dan Nana itu dikenal guru memang nakal, tapi si kembar itu akan menerima hukuman yang diberikan guru tersebut tanpa banyak membantah. Bahkan seringkali mereka malah menggoda para guru yang menghukumnya hingga guru tersebut gemes sama tingkah mereka. Apalagi ditambah sama sahabat mereka, beuh, makin menjadi.

Twins of Protective Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang