Happy Reading~
"Aman nggak No?" Bisik Nana yang ada dibelakang Nino.
Nino mengedarkan matanya ke penjuru dapur.
"Sip, aman sentosa," lapor Nino. Nana auto kegirangan dong.
Mereka masuk ke dapur yang luasnya bikin ngusap dada sabar. Nino dan Nana membuka kantong plastik yang mereka bawa dan mengeluarkan isinya.
"Pancinya dimana dah? Cariin dong No," pinta Nana.
Nino segera mencari panci dengan membuka lemari-lemari yang ada di dapur itu. Tak sengaja, mata Nino menangkap sesosok panci yang digantung agak tinggi.
Nino segera mengambil kursi dan mengambil panci itu. Setelah dapat, Nino memasukkan air lalu meletakkannya ke arah kompor.
"Lah, kompornya pakai tombol-tombol anjir."
Nana yang sebelumnya menuangkan bumbu-bumbu ke dalam mangkuk segera menghampiri Nino.
"Kenapa No?"
"Inii, kompornya pakai tombol-tombol anjir, gak ngerti gue," jawab Nino.
Nana mengambil hp nya dan membuka aplikasi youtube untuk mencari tau gimana makai nih kompor.
"Masalah kompor serahin ke gue aja No, lu urus aja bumbu-bumbu mienya."
Mereka berdua emang merencanakan mau masak mie hari ini. Butuh perjuangan ekstra buat mereka bisa sampai ke tahap ini.
Mereka harus bayar Ion yang dengan skill bolosnya yang nggak tertandingi buat beliin mie yang ada di warung belakang sekolah. Lalu dengan penuh kewaspadaan agar nggak ketahuan membawa mie didalam tas. Abis itu membuat alasan sepolos mungkin agar bisa tidur bareng nggak ditemani keluarga yang lain. Setelah itu menunggu tengah malem buat ngendap-ngendap ke dapur.
Akhirnya, semua proses itu akan selesai karena Nino dan Nana berhasil membuat 2 mangkuk mie kuah kaldu.
"Gue bahagia banget kita bisa makan mie ini," ujar Nana penuh haru.
"Lelah gue akhirnya bisa terbayar dengan seonggok mie kuah."
Nino dan Nana mengambil bon cabe lalu memasukkan ke mie masing-masing. Setelah itu, dengan penuh khidmat dan haru, mereka mulai memakan mie sesendok demi sesendok.
Nino mengusap keringat di pelipisnya, "Gilaaa, enak banget woiii !!"
Nana menyeruput mie dengan gerakan lebay, "Bukan main enaknyaa !!"
Setelah mie mereka habis, Nana dan Nino mencuci peralatan yang mereka pakai dan tak lupa membuat ruangan ini seolah-olah nggak terjadi apa-apa.
Ketika mereka hendak berjalan menuju pintu, seseorang membuka pintu dapur hingga membuat Nino dan Nana panik. Mereka auto sembunyi di belakang meja.
"Siapa anjir?" Bisik Nana kepada Nino.
Nino mengintip sedikit dan seketika meneguk ludahnya kasar, "Bang Damian."
Nana meringis ketika mendengar nama abang paling galaknya itu disebut Nino. Kalau bang Venus mah mereka bakal ngaku dan nyengir nggak berdosa.
"Kok Bang Damian bisa turun? Bukannya di kamarnya ada kulkas?" Tanya Nana lagi.
Nino mengangkat bahu, "Mungkin minumannya abis."
Nino melirik ke arah Damian yang masih tetap berdiri didepan kulkas.
"Lama amat anjir minumnya," misuh Nino.
Setelah cukup lama, Damian keluar dapur setelah mengisi dahaganya sambil membawa satu botol air mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins of Protective Family
Ficção Geral[PART LENGKAP] 1. Namanya Nino. Remaja 15 tahun yang saat ini hanya tinggal bersama saudara kembarnya. Mereka berdua tinggal selama kurang lebih 3 tahun di rumah peninggalan sang bunda. Nino ini anak nakal, tapi nakalnya nggak kejauhan. Cuma kalau u...