Nih author kasih double up😗
Happy reading~
Sean sangat bersemangat hari ini dikarenakan anak-anaknya ingin bermain di kantornya. Ia memang dari dulu suka dengan sengaja membawa Damian, Alvan, Alfa atau Arsen ke kantor supaya dirinya lebih bersemangat. Dia bahkan rela membangun ruangan pribadi di kantor yang penuh dengan permainan dan segala atributnya. Namun, setelah beranjak remaja, ke empat anaknya itu tidak pernah mau lagi ke sana.
"Ayah sumringah sekali keliatannya, matahari aja kalah dengan senyum ayah," ucap Nino yang baru turun dari lift.
Sean dan ke empat abang Nino emang sedang nunggu si kembar di ruang tengah.
"Nana mana dek?" Tanya Arsen.
"Masih siap-siap bang. Ribet banget daritadi. Pakai ini lah, pakai itu lahh," jawab Nino dengan muka yang keliatan sebel banget.
Yang lain hanya terkekeh ngeliat Nino yang misuh-misuh akibat Nana yang lama. Maklum, cewek.
Artis yang di tunggu-tunggu akhirnya datang. Namun, bukan penyambutan yang Nana dapat, tapi tatapan tajam dari ayah dan ke empat abangnya.
"Apa-apa an dengan baju kamu itu??!!" Sargah Damian garang.
"Kenapa? Bagus kan? Nana suka baju kayak gini, " jawab Nana nggak berdosa sambil memutarkan tubuhnya.
Arsen menatap penampilan Nana nggak suka. "Bagus apanya?? Jelek banget !"
"Nggak cocok banget sama kamu, " tambah Alfa.
Nana kali ini memakai kaus lengan panjang dan rok diatas lutut. Tak lupa dengan sepatu sneakers kesukaannya. Ia juga mengikat rambutnya ala ponytail. Penampilan Nana sebenarnya biasa aja, tapi reaksi mereka aja yang lebay.
"Ganti sekarang atau kita nggak jadi pergi?" Ancam Sean sambil berkacak pinggang menatap Nana.
"Nggak mau ayah !" Balas Nana yang juga ikutan berkacak pinggang mengikuti gaya ayahnya.
Damian menghembuskan nafasnya kasar dan segera menggendong Nana ala karung beras ke kamar Nino. Nana yang di perlakukan seperti itu memberontak nggak suka dan memukul punggung abangnya.
"Apaan sih bang !! Nana nggak mauuu."
"Kamu yang kenapa? Mau di liat dengan muka mesum sama laki-laki hah??!!"
Akhirnya, Nana terpaksa mengganti pakaiannya menjadi lebih tertutup.
Damian yang melihat itu tersenyum puas."Nah, kalau kayak gini baru bagus. Keliatan cantiknya."
Nana memberengut dan berjalan mendahului Damian. Damian yang melihat itu hanya menatap datar adik perempuannya.
'sesusah ini punya adik cewek, wajib dijagain extra' batin Damian.
Sean dan yang lain juga menatap puas penampilan Nana. Alvan juga maju buat menggerai rambut Nana agar leher adiknya nggak keliatan banget.
"Ayo kita pergi," ajak Sean. Yang lain mengangguk dan berjalan ke mobil.
Nino mendekat ke arah Nana dan membisikkan sesuatu ke telinga Nana. "Udah gue bilang pakaian kayak gitu nggak bakal dibolehin, di suruh ganti kan lu."
Nana menatap sengit ke arah Nino, sedangkan Nino hanya tersenyum mengejek. Nino juga nggak suka kalau Nana memakai pakaian terlalu terbuka kayak tadi.
🏢🏢🏢🏢
Nana dan Nino turun dari mobil dan melongo melihat gedung di depan mereka yang menjadi kantor ayahnya.
"Sini abang gendong, " ucap Alvan yang dibalas gelengan oleh si kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins of Protective Family
Ficção Geral[PART LENGKAP] 1. Namanya Nino. Remaja 15 tahun yang saat ini hanya tinggal bersama saudara kembarnya. Mereka berdua tinggal selama kurang lebih 3 tahun di rumah peninggalan sang bunda. Nino ini anak nakal, tapi nakalnya nggak kejauhan. Cuma kalau u...