Happy Reading~
Sudah sekitar seminggu si kembar demam. Mereka berhasil membuat panik semua orang ketika mereka tiba-tiba pingsan seminggu yang lalu.
Sebenarnya si kembar mau dibawa ke rumah sakit, namun karena si kembar rewelnya minta ampun, akhirnya terpaksa di rawat di rumah aja. Dokter Rian sebagai dokter pribadi keluarga Arveno pun di paksa menginap buat ngerawat si kembar.
Saat ini, yang jaga Nino dan Nana adalah Creya dan Mommy, yang lain pada kerja dan para abangnya ke sekolah karena sekarang lagi musim ulangan umum.
Oma lagi sama Dokter Rian nyari obat ke apotek karena obat yang Dokter Rian bawa udah habis. Kenapa nggak minta bodyguard atau maid di sini? Karena keluarga Arveno mau turun tangan langsung buat ngurus si kembar.
Nino dan Nana selama demam selain rewelnya minta ampun, manja nya juga bikin gemes semua orang. Mereka nggak akan mau di tinggal berdua di kamar, harus ada yang nemenin mereka sambil dipeluk karena si kembar bilang badan mereka dingin.
Mommy lagi buat sarapan untuk Nino dan Nana di dapur. Creya yang memeluk Nana diam-diam nangis karena ngeliat si kembar udah seminggu belum sembuh-sembuh. Kadang-kadang panasnya udah turun, eh 3 jam kemudian panas lagi. Belum lagi Nino dan Nana cuma banyak diem dan tidur aja selama demam. Kecuali nangis atau ngerengek akibat kepala mereka sakit.
"Creya kenapa nangis nak?" Tanya Mommy yang baru tiba membawa nampan berisi bubur.
Creya menatap mommy nya dengan muka sembab, "Kasihan adek Mom..hiks..."
Mommy meletakkan nampan di nakas dan segera mengusap lembut kepala putrinya. "Adek bakal sembuh kok, udah jangan nangis. Bangunin adeknya buat sarapan."
Nino dan Nana dibangunkan oleh Mommy dan Creya. Mereka berdua sempat merengek sebentar, tapi diem setelah punggung mereka di usap-usap.
"Makan dulu ya nak, Mommy udah buatin bubur buat kalian."
Nino dan Nana cuma ngangguk kecil di pelukan Mommy dan Creya. Namun, baru 3 suap, si kembar menggelengkan kepala mereka. "Udah, pait buburnya..."
"Baru 3 suap loh dek, lagi ya? Nanti kalian nggak sembuh-sembuh," bujuk Creya.
Si kembar menggeleng dan mulai nangis. Rewelnya mereka ya kayak gini.
"Cup cup cupp.. iyaa nak, nggak disuruh makan bubur nya lagi, jangan nangis okay?" Ucap Mommy menenangkan.
"Nino mau kakek.."
"Nana mau bang Venus.."
Salah satu kerewelan si kembar juga kayak gini contohnya. Minta peluk dengan random ke semua orang. Bangun tidur tadi ngerengek minta di peluk Mommy sama Creya. Makanya, mau nggak mau, kakek juga balik lagi kerja ke kantor. Kalau si kembar mau ayah, kakek bisa gantiin posisi ayah di kantor, dan sebaliknya.
Creya segera menghubungi dua orang yang tadi di panggil sama si kembar. Beruntungnya, Kakek emang lagi dalam perjalanan ke sini dan bang Venus juga bilang kalau bakal cepet ngerjain ulangannya. { RIP NILAI VENUS :') }
Kedua orang yang di panggil si kembar akhirnya datang. Kakek dan Venus segera menghampiri si kembar yang lagi nangis di pelukan Mommy dan Creya.
"Cucu kakek mau ketemu ya? Sini sini, kakek peluk," ucap Kakek sambil memeluk dan mencium kedua cucu kembarnya.
"Abang Venus udah datang nih, jangan nangis lagi ya.."
Kakek segera menggendong koala Nino, begitu pun Nana yang digendong sama Venus. Mereka masih ngerasain hawa panas yang menguar dari tubuh si kembar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins of Protective Family
General Fiction[PART LENGKAP] 1. Namanya Nino. Remaja 15 tahun yang saat ini hanya tinggal bersama saudara kembarnya. Mereka berdua tinggal selama kurang lebih 3 tahun di rumah peninggalan sang bunda. Nino ini anak nakal, tapi nakalnya nggak kejauhan. Cuma kalau u...