37|Dear God

329 131 0
                                    

"Wow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow..."

Aku terkesiap dan segera berbalik menemukan Minhee yang dengan santainya bersandar di samping pintu kamarku sambil bersiul, "Noona cantik sekali, nyaris seperti dewi..." Katanya membuat wajahku serta merta memanas tanpa bisa kucegah.

"Dewi kodok." Lanjutnya menyebalkan yang membuatku mendengus dan kembali mematut diri di cermin.

"Ey marah ya."

"Tidak juga." Kataku acuh tak acuh dan Minhee segera berjalan mendekat merapihkan suraiku yang kini berwana terang selayaknya mentari.

Aku kemudian memakai lensa hijau terang agar penyamaranku menjadi mrs Smith sempurna. Lantas terakhir memakai topeng yang menjadi kode dress pesta si Jongsuk malam ini.

"Gimana Hee?"

"Cantik."

"Ck bukan itu. Aku terlihat seperti mrs Smith tidak?"

"Yah sedikit." Katanya acuh tak acuh dan malah sekarang mencoba mengepang suraiku yang membuatku ingin sekali memelintir perutnya. Sebal sekali dengan penyuka rebahan ini.

"Hee jangan di kepang. Mrs Smith kan surainya sering dibiarkan terurai."

"Sebentar. Aku ingin lihat noona di kepang satu seperti rapunzel."

"Ck Minhee."

Minhee malah memberiku tatapan anak anjing yang membuatku mengalah membiarkannya asik dengan suraiku. "Noona."

"Hm?"

"Jangan mati."

"Setiap manusia pasti akan mati Minhee kecuali aku berubah menjadi vampire." Kataku dengan nada becanda agar tidak terlalu serius.

Minhee terkekeh kecil namun terdengar begitu sumbang dan kemudian memelukku dari belakang, "Aku belum bicara dengan benar, jadi, terima kasih noona."

"Untuk apa?"

"Untuk segalanya."

Aku mengusap kedua lengan Minhee yang melingkar di perutku, "Ck bicaramu seperti akan berpisah saja Hee."

"Aku hanya takut kehilangan noona."

Pintu kemudian terbuka menampilkan Serim yang sama seperti Minhee sudah memakai tuxedo hitam mengkilat juga surainya yang kini berwarna biru tua sementara Minhee berwarna coklat terang.

"Ayo berangkat. Mobilnya sudah siap semua." Katanya yang kemudian memakai topeng begitupun dengan Minhee.

Aku lantas mengikuti langkah mereka setelah meloloskan kepangan Minhee dengan jantung bertalu karna bagaimana pun misi meloloskan Wonjin malam ini sama halnya mengantarkan nyawa.

Si Jongsuk sudah pasti tahu bahwa kami akan menyusup dari pestanya yang memang menjadi jebakannya untuk memerangkap kami semua. Tapi bagaimana lagi karna ini peluang paling besar untuk bisa menyelamatkan Wonjin.

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang