31|Fire on Fire

435 162 6
                                    

Mama adalah seseorang yang paling berharga dalam hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mama adalah seseorang yang paling berharga dalam hidupku. Aku tidak pernah mau hidup tanpa Mama bahkan tak sanggup sedikitpun membanyangkan satu waktu jika kalau Mama menghembuskan nafas terakhirnya.

Namun kali ini tepat di kedua mataku aku melihat sendiri bagaimana Mama ketika menghembuskan nafas terakhirnya. Begitu sendu. Suram dan menyakitkan.

Papa Jongsuk menyingkirkan tubuh Mama begitu saja dan terlihat akan membuka jendela kamarku yang membuatku serta merta segera berbalik berlari sesuai apa yang Mama inginkan.

Aku harus hidup. Itulah kata terakhir Mama sebelum menutup matanya.

Pandanganku yang buram oleh air mata tak menyurutkanku untuk berlari keluar dari Mansion neraka ini. Jelas sudah sekarang, kalau seseorang dibalik kelumitku adalah Papa Jongsuk yang belum kuketahui dengan jelas alasannya melakukan semua ini.

Gerbang Mansion ini sudah terlihat tak jauh namun Minhee yang berdiri menjulang di ujung dekat air mancur membuatku ragu untuk mendekat. Ia terlihat tidak baik dengan ekspresi dingin begitu.

"Noona kenapa lari-larian begitu hm?" Ia berjalan mendekat membuat nafasku yang masih tersenggal semakin terdengar berantakkan karna jantungku yang semakin bertalu hebat.

"A-aku--" Netraku tak sengaja melihat Wonjin yang hanya berdiri tak jauh disana, "Wonjin!" Aku memanggilnya namun ia malah berjalan berbalik menjauh dan seperti kilat menyambar tetiba saja Minhee menjambak rambutku sampai aku mendongak melihat langit malam yang bertabur bintang.

Indah sekali namun tidak sesuai dengan apa yang terjadi padaku. "Minhee lepas, kumohon ini sakit sekali." Kataku saat ia semakin menjambak rambutku dan menyeretku untuk mengikuti langkahnya.

"Noona!!!" Suara Hyeongjun terdengar keras di belakang sana nembuat langkah Minhee semakin cepat dan aku sesekali jatuh yang segera Minhee seret dengan tak manusiawinya.

"Biadap kau Kang Minhee!!!" Hyeongjun berhasil mengejar dan meninju Minhee sampai cengkramannya pada rambutku terlepas dan aku ikut jatuh tersungkur ke rerumputan yang ada di halaman luas mansion ini.

Hyeongjun lantas menarikku untuk berdiri, "Noona gwenchana?" Tanyanya dengan penuh kelembutan membenarkan suraiku yang jatuh beriak di wajahku, "Maaf, maaf aku terlambat..." lirihnya mengecup keningku sesaat.

"Hyeongjun awas!!" Teriakku tatkala melihat Minhee akan melemparkan batu besar pada kepalanya namun terlambat Minhee kelewat cepat sampai Hyeongjun tak berhasil menghindar.

"Hyeongjun!!! Tidak hyeongjun bangun!!!" Hyeongjun jatuh tak sadarkan diri dengan darah yang nerembes keluar dari belakang kepalanya.

Aku akan memeriksa keadaan Hyeongjun namun Minhee dengan cepat menarikku dan dengan kasar mendorongku sampai kepalaku terantuk batu besar lainnya yang menjadi hiasan untuk halaman ini.

Pandanganku semakin buram dan tak ada tenaga untuk bisa lepas dari Minhee yang menyeretku lagi dengan tak manusiawinya. Aku serasa seperti kambing yang akan siap di sembelih dan melihat Hyeongjun yang terkapar disana membuat hati seperti direbus dalam kuali.

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang