06|Reason

749 252 1
                                    

Aku berusaha untuk tidur namun terus saja memikirkan perkataan Wonjin di gondola sore tadi yang membuat otakku terus memikirkan banyak praduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berusaha untuk tidur namun terus saja memikirkan perkataan Wonjin di gondola sore tadi yang membuat otakku terus memikirkan banyak praduga.

Tok tok tok

"Noona sudah tidur belum?" Suara Seongmin terdengar di balik pintu luar kamar inapku.

"Seongmin?"

"Ya ini aku."

Aku pun segera membuka pintu dan langsung mendapati Seongmin yang memakai piama sambil mendekap bantal.

"Aku tak bisa tidur." Katanya dengan nada yang menggemaskan dan matanya yang menatapku seperti anjing kecil minta di pelihara.

"Lalu? Kamu mau tidur dengan noona begitu?"

"Tentu saja tidak." Katanya sambil menggeleng keras.

"Terus kenapa kamu kemari?" Tanyaku dan Seongmin hanya cengengesan lalu masuk kedalam kamar inapku.

"Aku ingin mengajak noona keluar bersama Taeyoung sih." Katanya sambil duduk di sisi ranjangku.

"Sambil menunggu Taeyoung mandi, aku ikut rebahan dulu disini." Tambahnya sambil merebahkan diri di kasurku.

"Tapi ini sudah hampir tengah malam Seongmin." Kataku sambil duduk di sofa dekat ranjang.

"Noona tidak tau ya kalau disini itu banyak toko buka 24 jam?"

"Tau tapi--"

"Ayolah noona ini kan sedang liburan. Apa lagi ayah berbaik hati memberi kita black card. Sayang sekali kan kalau hanya terus mendekam di kamar hotel."

"Ya tapi kan ada hari besok Seongmin."

"Ayolah noona~ aku sudah baik hati membuat noona naik gondola berdua dengan Wonjin hyung."

"Huh? Apa maksudmu?"

"Aku tau kalau noona itu salah satu fans Wonjin hyung, aku tak sengaja melihat isi galeri di ponsel noona saat di pesawat tadi hehehe..."

"Ya!! Dasar kelinci nakal." Kataku segera melempar bantal sofa ke kepalanya dan menggelitik perutnya.

"Ahahahahaha noona ampun noona ini geli sekali hahaha...."

"Rasakan kelinci nakal rasakan..." Kataku semakin mengelitiki perutnya sampai ia menarik lenganku dan aku jatuh menimpa tubuhnya.

"Noona sudah.." Katanya sambil mendekapku erat agar aku tak bisa bergerak.

"Okay okay lepaskan Seongmin." Kataku karna demi apa jika ada yang melihat akan terlihat ambigu sekali.

"Noona mianhae..." Tiba-tiba saja Seongmin berkata lirih membuat pergerakanku yang mencoba lepas dari pelukannya terhenti.

"Aku tak bermaksud mendiamkan noona saat di pesawat, aku hanya tak menyukai pinky promise karna mama selalu melakukan hal itu."

"Mama selalu berjanji akan sembuh tapi---"

Aku mendongak dan melihat Seongmin yang menangis tanpa suara membuatku membalas pelukannya dan mengusap punggungnya lembut.

"Mama ingkari janjinya, ia tak pernah sembuh. Ia malah meninggalkanku dan membuatku selalu merindukannya."

"Noona yakin mama Hyojoo tak bermasud untuk mengingkari janjinya Seongmin-ah..."

"Apa lagi membuatmu bersedih."

"Tuhan sangat menyayangi Mama Hyojoo karna itu ia mengambilnya lebih cepat agar mama Hyojoo tidak merasakan kesakitannya terlalu lama."

"Kamu juga tidak inginkan mama Hyojo larut dalam kesakitan?" Seongmin mengangguk dan menelusupkan wajahnya dileherku.

Beberapa saat kemudian dengkur haluspun terdengar menandalan bahwa Seongmin sudah jatuh tertidur dengan lelapnya.

Aku perlahan melepas pelukannya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimbut.

"Semoga mimpi indah kelinci nakal." Kataku sambil mengecup keningnya sekilas.

Tok tok tok

Aku segera berjalan membuka pintu kamar inapku dan mendapati Taeyoung yang mengulas senyum canggung padaku.

Ini kali pertama aku berinteraksi dengannya omong-omong.

"Ah hai Taeyoung.." Kataku berusaha terlihat santai.

"Panggil aku Youngtae." Katanya sambil nyengir yang tidak jauh beda seperti Seongmin. Tak heran sih karna keduanya itu saudara kembar namun tak identik.

Btw semua anak papa Jongsuk ini kebanyakkan kembar tak indentik kecuali Wonjin. Seperti Serim-Allen, Jungmoo-Woobin, Minhee-Hyeongjun, Taeyoung-Seongmin. Sementara Wonjin lahir tanpa saudara kembar.

"Seongmin mana?" Tanya Taeyoung membuyarkan lamunanku yang kembali mengingat perkataan Wonjin di gondola sore tadi.

"Dia ketiduran di dalam. Mungkin kelelahan." Jawabku yang membuat raut wajah Taeyoung berubah menjadi kesal.

"Dasar menyebalkan." Katanya dengan bibir mencebik, "Padahal dia yang memaksaku mandi untuk pergi ke pagelaran malam ini di pusat kota."

"Kalau begitu ayo pergi saja bersama noona." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang