15|Help me please

781 237 6
                                    

Seingatku aku jatuh tertidur dalam pelukan Wonjin tapi saat terbangun kepalaku malah berada di pangkuan Minhee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seingatku aku jatuh tertidur dalam pelukan Wonjin tapi saat terbangun kepalaku malah berada di pangkuan Minhee.

Adikku yang paling tinggi itu tampak terlelap dengan pulas sambil kepalanya ia senderkan di tangan sofa tanpa mendengkur sedikitpun.

"Hei noona sudah bangun?" Aku terperanjat dan segera menoleh ke asal suara dimana Serim sedang berdiri membungkuk untuk melihatku.

"Err ya." Aku segera bangun dan menyadari yang lainnya pun sedang tidur terlelap mungkin bukan aku saja yang ketiduran saat menonton film horror tadi.

"Kalau begitu ayo temani aku buatkan makan malam." Ajak Serim sambil mengulurkan tangannya yang segera kubalas tanpa pikir panjang.

"Memangnya kemana para koki dirumah?"

"Kita kan pulang sehari lebih cepat jadi yah terpaksa satu hari ini memasak sendiri."

"Ah jadi yang memasak makan siang itu kamu Serim?"

"Yah ditambah Wonjin dan Allen."

"Ah begitu, kenapa tidak mengajak noona? Padahal pasti akan seru memasak bersama kalian."

"Noona masih tidur dan terlihat kecapaian sekali sampai aku tidak tega membangungkannya."

Aku menggaruk pipiku tak enak, "Maaf ya."

"Hei kenapa minta maaf?"

"Yah karna tadi siang tidak ikut membantu kalian."

"Tak apa santai saja noona." Serim merangkulku dan mengusap puncak kepalaku lembut yang membuatku serasa seperti adiknya alih-alih kakaknya.

Sesampainya di counter dapurpun Serim baru melepas rangkulannya, "Jadi kita mau masak apa?"

"Nasi goreng kimchi saja gimana?" Usulku karna aku sedang ingin sekali memakan itu.

"Boleh. Itu lebih mudah dan tak mengeluarkan banyak waktu."

Aku pun bersiap membuka kulkas untuk mengeluarkan bahan-bahan, "Noona kemari dulu."

"Kenapa?" Aku berbalik dan terkesiap saat Serim tetiba saja memakaikan apron padaku. Terlalu dekat sampai aku menahan nafas.

"Bernafaslah noona." Bisik Serim membuat tubuhku meremang.

"Bi-biar aku yang ikat sendiri." Kataku ingin menjauhkan diri namun Serim semakin mendekatkan diri sampai aku bisa merasakan deru nafasnya di ceruk leherku.

Ya ampun suhu udara disini kenapa mendadak menjadi panas ya.

"Tak apa. Biarkan aku yang mengikatnya."

Tolong Serim kenapa suaramu harus deep sekali mirip si Felix.

Kan aku suka lemah dan kenapa mengikat tali apron di pinggangku saja lama sekali?!!!

Tetiba saja suara seseorang sedang bersiulpun terdengar membuat Serim menjauhkan diri dariku.

Ternyata itu Minhee.

"Bersenang-senang huh?"

"A-apa?"

Minhee hanya mengedikkan bahu acuh lalu berjalan mendekat membuka kulkas dan mengambil satu botol air mineral.

"Maaf mengganggu." Katanya sambil lalu pergi meninggalkanku dengan Serim yang menjadi canggung tak kepalang.

Lalu tetiba saja Serim terkekeh pelan yang perlahan menjadi tawa, "Noona lucu sekali." Katanya sambil mengusak puncak kepalaku sampai kami berduapun tidak canggung lagi.

🌼🌼🌼

Hyeongjun masih tidur terlelap di sofa ruang keluarga dan tidak ada yang berani membangunkannya karna katanya kalau tidurnya si lucu diusik maka ia akan mengamuk.

Jadi kami pun makan malam tanpa Hyeongjun dan menyisihkan satu piring untuk adikku yang paling lucu itu.

Setelah selesai makan malam, aku pun kembali ke kamar untuk menyelesaikan revisi skripsiku yang sudah tak kusentuh selama berhari-hari ini.

Beberapa waktu berlalu sampai aku tetiba saja teringat Hyeongjun membuatku kembali ke ruang keluarga untuk melihat apakah Hyeongjun sudah bangun atau tidak.

Ternyata si lucu ini masih tidur seperti bayi. Pipinya mengembung dan beberapa kali terdengar mengigau dengan ocehannya yang menggemaskan.

Aku pun tanpa tendeng aling-aling melukis kedua pipinya yang gembil dengan spidol merah di kantong celanaku-bekas tadi membulati bagian kata rancu di bab 4 skripsiku.

Lalu setelah itu aku meronggoh ponselku di celana untuk memotret hasil karyaku ini hahaha pasti akan menjadi foto kesayanganku di galeri setelah foto-foto Wonjin tentunya.

Tapi sialnya aku lupa flashku dalam keadaan on sampai kilatannya membuat Hyeongjun terbangun dan melotot kearahku.

Aku pun segera lari untuk menyelamatkan foto berharga yang baru kudapat ini.

"Ya!! Beraninya kau memfotoku?!!" Hyeongjun berteriak sambil berlari mengejarku.

"Aku cuman memfotomu satu kali!!"

"Tidak mau!!! Pokoknya kemarikan ponselmu!!"

"Shireo!!!" Kami berdua terus berlarian di sekitaran rumah yang besarnya memang mengalahkan fakultasku sampai aku baru sadar kedua kakiku berpijak di sekitaran kolam renang.

Lantainya yang licin membuatku tak bisa lari lebih cepat sampai Hyeongjun menangkapku.

"Kena kau." Katanya dan berusaha meraih ponselku yang kupegang erat-erat. Kami berdua berkelit sampai tubuhku terdorong ke dalam kolam renang yang kedalamannya tiga meter ini.

Seribu sial karna aku tidak bisa berenang.

"Hyeongjun tolong!!!" Aku berusaha untuk tidak tenggelam tapi tubuhku terus terjerambab ke bawah.

"Hyeong hmhhhh..."

Aku pikir Hyeongjun akan terjun masuk kedalam kolam renang untuk menolongku tapi ia malah berjalan berbalik pergi meninggalkanku.

Tubuhku terus masuk ke dalam air kolam yang perlahan memenuhi paru-paruku dan semuanya pun menjadi gelap gulita. []

 []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang