Spesial Chapter : Kim Taeyoung

311 149 7
                                    

_________________________________________
Honesty
is
a one way gate to hell
_________________________________________

🎵 Sub Urban ~ Cradles
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku tidak mengerti pada mereka yang selalu di rundung oleh rasa sakit dan penderitaan tanpa mau berpikir keras untuk mencari pelampiasan agar diri sendiri kembali merasa bahagia meskipun hanya sesaat.

Sepertiku, tanpa mereka ketahui bahkan si Jongsuk sialan pun kalau aku sesekali membolos sekolah untuk pergi ke satu bar yang mengharuskan pengunjung memakai topeng.

Tanpa harus memberikan kartu identitas yang membuatku bisa leluasa masuk dan ikut serta sebagai pengunjung bar ini.

Seperti biasa aku akan duduk berkumpul dengan para lelaki dewasa untuk bermain kartu alias berjudi.

Sampai Felix tetiba saja datang duduk ikut serta tanpa topeng dan menatap tepat kearahku yang membuatku mengerti bahwa ia mengetahui entitasku yang sebenarnya.

Aku tersenyum miring dan melemparkan kartu yang membuatku memenangkan permainan. "Kau hebat juga ya Kim Taeyoung." Ujarnya yang kemudian mengajukan diri ikut serta ke permainan selanjutnya.

Lantas mencondongkan diri untuk berbisik kepadaku, "Kalau kau mengalahkanku maka aku akan memberikan satu hadiah untukmu yang mungkin bisa membebaskanmu dari cengkraman Lee Jongsuk."

Aku berdecih tak percaya namun tetap saja mengangguk mengikuti permainan yang tentu saja kumenangkan.

Felix tertawa kecil lalu melemparkan satu dokumen kearahku yang segera kutangkap dan ia pun beranjak pergi begitu saja.

Aku tercenung. Menatap satu dokumen itu sesaat dan membukanya yang ternyata isinya adalah satu informasi penting yaitu keberadaan si Kim yang Jongsuk dan Wonjin cari selama ini.

Lantas aku harus memberitahu siapa? Jongsuk atau Wonjin?

"Jadi informasi penting apa yang ingin kau berikan padaku, Taeyoung-ah?"

"Aku tahu keberadaan anak dan istri Kim Joonmyeon." Kataku yang membuat si sialan itu segera beranjak dari kursinya dan berjalan mendekat mencengkram bahuku erat.

"Kau tidak berbohongkan?"

Aku menggeleng dan dengan air muka jijik melepas kedua tangannya di bahuku, "Kau bisa memotong urat nadiku kalau informasi yang kupunya ini bukanlah kebenaran Papa sayang."

Jongsuk berdecih dan kini bersidekap menatapku penuh perhitungan, "Kau memang paling licik diantara mereka, jadi kau mau apa untuk satu informasi itu, Kim Taeyoung?"

"Kebebasan."

🌼🌼🌼

Seharusnya aku pergi secepatnya dan bukannya mengulur waktu sesaat kebebasan yang kuinginkan sudah ada dalam genggamanku.

Walau dibalik itu aku harus mendorong dua orang yang seharusnya masih mencecap kebahagian ke dalam kumbangan neraka.

Tapi tak apa. Toh cepat atau lambat keduanya sudah pasti akan ditemukan oleh si Jongsuk dan sampai kapan pun Wonjin memang tidak akan pernah menang melawan si Jongsuk.

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang