18|Cloud 9

732 227 6
                                    

Beberapa hari berlalu yang terasa berabad-abad karna saking bosannya menetap di satu ruangan yang meskipun semua adikku minus Hyeongjun selalu hilir mudik menemaniku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari berlalu yang terasa berabad-abad karna saking bosannya menetap di satu ruangan yang meskipun semua adikku minus Hyeongjun selalu hilir mudik menemaniku.

Tapi tetap saja membosankan karna aku tidak mencecap dunia luar sampai akhirnya hari dimana aku pulih pun tiba. Hari ini aku sudah bisa keluar dari ruang rawat ini dan sedang menunggu Serim menjemputku.

Tidak. Bukannya aku manja ingin dijemput oleh adik tertuaku itu tapi semalam setelah kanula nasal terlepas dari hidungku Serim mewanti-wanti untukku diam menunggunya karna katanya ada sesuatu yang ingin ia perlihatkan.

Aku sudah melirik pintu beberapa kali karna bosan juga sedikit penasaran bagaimana keadalan luar ruang rawatku ini yang belum pernah kulihat.

Tapi baru saja aku akan beranjak dari ranjang tetiba saja pintu terbuka menampilkan serim dengan pakaian santainya.

Ia memakai kaus lengan panjang berwarna putih dengan dua icon smile kecil berwarna kuning di dada sudut kirinya. Alih-alih kemeja formal yang selalu ia pakai selama ini.

Itu membuatnya lebih terlihat muda dan tipikal seorang adik sekali, "Hai noona." Sapanya sambil tersenyum dengan kedua mata menyipit.

"Aduh adikku tampan sekali ya." Pujiku yang membuat wajahnya sedikit memerah dan ia mengusap tengkuknya kikuk membuat tawaku mengudara. Lucu sekali melihatnya gugup begini.

"Ayo." Katanya tetiba saja mengulurkan tangannya yang segera kusambut tanpa pikir panjang.

"Kita mau kemana?"

"Nanti juga noona tahu, oh ya pakai ini dulu." Serim menutup mataku dengan kain membuat dahiku mengernyit bingung.

"Kenapa kedua mataku harus ditutup begini Serim-ah?"

"Ada kejutan untuk noona."

"Oh okay."

Serim menuntun tanganku agar aku tak terjatuh saat berjalan dengan kedua mata tertutup kain begini, "Awas saja kalau aneh-aneh."

Serim hanya tertawa menanggapiku dan kini kurasakan ia merangkul bahuku lembut, "Noona pasti suka." Bisiknya yang membuatku sedikit meremang lagi karna suara deepnya.

"Err ya ya..." Aku ingin segera sampai agar tidak perlu berhimpitan begini dengan Serim yang membuat kinerja jantungku berdetak berlebihan.

"Nah sampai."

Akhirnya.

"Bernafaslah noona."

Oh okay. Aku baru sadar sedari tadi menahan nafasku. Ya ampun memalukan sekali!!!

Aku bisa merasakan Serim dibelakangku membuka tali simpul kain dan perlahan aku membuka mataku.

Tak jauh ditempatku berdiri ada kesembilan adik tiriku yang berdiri menjulang dengan pakaian santai khas musim panas sambil melambai dan tersenyum padaku.

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang