05|Gondola

790 255 6
                                    

Sebetulnya aku ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur tetapi Seongmin bersi keras merengek meminta naik gondola sebelum kami semua cek in ke dalam hotel yang letaknya tak jauh dari tempat persewaan gondola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebetulnya aku ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur tetapi Seongmin bersi keras merengek meminta naik gondola sebelum kami semua cek in ke dalam hotel yang letaknya tak jauh dari tempat persewaan gondola.

Semuanya tentu saja menolak termasuk aku yang hanya diam seribu bahasa karna hei perjalanan dari Seoul-Venesia ini yang meskipun memakai pesawat jet pribadipun tetap saja melelahkan.

Aku ingin segera mandi dan tidur dulu lalu menikmati kota Venesia yang katanya penuh romantisme ini.

"Ayolah...." Seongmin sudah mau duduk selonjoran di depan pintu masuk hotel membuat Serim dengan sigap mencekal lengannya.

"Okay kamu naik gondola bersama Bella noona dan Wonjin."

"Eh..."

"Tidak mau! Kenapa harus aku?" Wonjin protes tak suka.

"Aku harus menyelesaikan bokingan hotel disini dulu sementara yang lain memiliki janji temu sebentar lagi. Hanya kamu dan Bella noona yang memiliki waktu senggang." Jelas Serim dengan nada tidak mau di bantah bahkan Wonjin langsung diam.

"Yaay!! Ayo noona hyung..." Seongmin dengan riangnya langsung menggandengku dan Wonjin.

Jiwa fangrilku kumohan jangan dulu meronta-ronta sekarang!!!

Aku berusaha terlihat biasa saja walau dalam hati sudah berjoget kesana kemari saking senangnya bisa menaiki gondola bersama aktor favoritku.

Demi apa bukankah akan sangat romantis menaiki gondola berduan saja ah tidak ditambah Seongmin kyaaaaaaa!!!!

Saat tukang gondola akan mengayuh perahu tetiba saja Seongmin menjerit dan langsung keluar dari perahu yang kakinya ia tapaki langsung ke papan dermaga, "Perutku mulas. Kalian saja yang naik gondola." Katanya langsung berlari secepat kilat.

Sementara itu Wonjin tampak terlihat datar sekali, "Jadi masih tetap akan jalan?" Tanya tukang gondola yang dibalas anggukan oleh Wonjin.

Omooooo jinja?!!!!

Tidak tahan Bella. Tahan. Jangan berteriak seperti orang bodoh!

"Noona..." Wonjin memanggilku yang membuatku secepat kilat langsung menatapnya sok santai.

"Ya kenapa?" Tanyaku kalem.

"Ada bekas iler disudut bibirmu." Katanya yang membuatku langsung ingin menenggelamkan diri sampai dasar sungai ini.

Aghhhh memalukan sekali huwaaaaaa!!!!

Aku segera mengusap sudut bibirku kuat-kuat lalu tetiba saja Wonjin menarik tanganku, "Jangan berlebihan seperti itu nanti sudut bibir noona terluka."

Ambyarrr sudah ambyarrr!!!

"Loh hei noona kenapa? Jangan pingsan disini."

"Hiksss...."

"Eh kenapa malah menangis? Noona gak kesambet penunggu sini kan?"

"Aku cuman terharu..." Kataku sambil menyingsingkan ingus di kerah kaus yang kupakai. "Aku nggak pernah menyangka bisa menaiki gondola bersama aktor favoritku hikss... juga mengkhawatirkanku."

"Pfttt...maksud noona itu aku? Aku ini aktor favorit noona?" Kata Wonjin sambil menahan tawanya.

Aku hanya bisa mengangguk yang membuat tawa Wonjin mengudara, tawa yang dulu selalu kulihat di televisi kini kudengar di hadapanku.

Mimpi apa aku semalam sampai menjadi lucky fans begini.

"Maaf... maaf..." Katanya setelah tawanya mereda, "Noona lucu sekali. Aku tak menyangka kalau noona itu salah satu fansku."

"Yah karna aku tak pernah memiliki uang lebih untuk mengikuti fanmeet kamu selama ini Wonjin-ah..."

"Tapi sekarang noona kan bisa bertemu denganku setiap hari." Katanya sambil tersenyum dan membuat wajahku memanas seketika.

"Kenapa noona mengidolakanku?" Tanya Wonjin tiba-tiba setelah keheningan beberapa saat.

"Itu karna aktingmu bagus sekali Wonjin. Benar-benar bagus sampai aku selalu larut dalam emosi yang kamu ciptakan dalam drama atau filmmu." Kataku dengan nafas menggebu-gebu karna terlalu semangat.

"Kamu juga selalu bersikap profesional, baik sekali pada para fansmu bahkan surat--"

Cup

"Sudah cukup." Katanya setelah ia mengecup pipi kananku sekilas namun mampu membuat seluruh tubuhku membeku.

"Aku tidak sebaik apa yang noona pikirkan." Katanya yang membuatku menoleh menatapnya tak mengerti.

"Aku ini tak pantas noona elukan begitu. Aku tak pantas." Katanya dengan suara yang begitu lirih bersamaan dengan lonceng di atas jembatan. []

 []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang