29|Stay

445 164 7
                                    

Ada banyak sekali yang ingin aku katakan dan tanyakan namun hanya mengendap sampai pangkal tenggorokkan yang menciptakan nyeri di ulu hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak sekali yang ingin aku katakan dan tanyakan namun hanya mengendap sampai pangkal tenggorokkan yang menciptakan nyeri di ulu hati.

Mereka kini bersembilan terduduk di panggung kecil yang sengaja mereka buat sepertinya untuk menyambutku, "Selamat untuk kesembuhanmu noona." Kata mereka serempak yang mengingatkanku akan tempo lalu yang rasanya seperti baru kemarin namun pada kenyataannya waktu telah bergulir cepat. Musim panas yang terakhir kali kuingat bersama mereka kini sudah berubah menjadi musim gugur yang semakin memberi kesan sendu.

Semilir angin akhir musim gugur yang menusuk tulang membuat tubuhku mengigil dan merapatkan mantel yang Serim berikan tadi sebelum ia beranjak duduk di panggung itu.

Di ujung sana Minhee duduk dalam keadaan baik-baik saja membuatku bernafas lega, "Noona duduklah." Kata Wonjin membuat atensiku teralih padanya dan akhirnya mendaratkan bokongku di kursi yang sudah disediakan.

Aku mendadak seperti menonton konser idol eksklusif hanya untuk diriku sendiri tatkala mereka mulai bernyanyi dibawah sinar matahari pagi yang hangat.

Well, yah. Mereka menawan sekali ketika menyanyikan lagu Stay milik idol favoritku-Cravity dengan suara kelewat bagus layaknya idol handal membuatku terperanggah dan sesekali bertepuk tangan kecil untuk mereka.

"You are everything I need cuz you're everything I need yeah..." Selepas mereka mengakhiri lagu aku pun lantas bangkit dan bertepuk tangan dengan hebohnya membuat mereka terkekeh kecil melihatku.

"Noona..." Hyeongjun turun dari panggung dan langsung berlari memelukku erat sekali. "Jangan terluka lagi, kumohon jaga dirimu baik-baik mulai sekarang arachi." Lirihnya serak membuatku terenyuh dan membalas pelukannya.

"Ne Njun-ah..." Balasku tak kalah lirih hampir menumpahkan lesakkan air mata yang sedari tadi kutahan tatkala memori sepanjang lorong penuh darah dan banyak ruangan itu memukul telakku, "Kau juga, jaga dirimu baik-baik arachi."

Hyeongjun bungkam membuat hatiku semakin diremas dan pertahananku runtuh sesaat yang lainnya ikut memelukku. Aku menangis dan kupikir hanya aku saja yang menangis tetapi aku salah karna mereka pun menangis sama sepertiku.

"Hei, hei, kenapa kalian malah ikut menangis juga?"

"Mungkin bulannya berbau bawang noona." Sahut Seongmin membuatku dan yang lainnya tertawa kecil dalam isak tangis. Ini kali pertamanya aku menangis sekaligus tertawa begini, rasanya begitu aneh namun menyenangkan.

"Jangan tinggalkan kami lagi ya noona." Kata Hyeongjun.

"Jangan tidur lama lagi ara." Sahut Serim.

"Iya iya sayangnya noona..." Kataku sambil menatap mereka satu-satu dengan sayang. "Mana mungkin noona meninggalkan para adik yang tampan nan menggemaskan ini, kan?" Kekehku dan kembali mereka peluk.

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang