Spesial Chapter : Koo Jungmo

479 190 7
                                    

______________________________________
Can't I just turn back the clock?

Forgive my sins.
______________________________________

🎵 One Republic ~ Start Again
.
.
.
.
.
.
.
.

Impianku mahal. Mahal sekali sampai aku harus menukarkan itu dengan jiwaku sendiri.

Aku tidak bodoh seperti yang lainnya. Aku tahu bahwa Papa Jongsuk bukanlah orang baik hati yang serta merta akan memberikan kebahagiaan setulus hati.

Tatapannya dan cara bagaimana ia tersenyum adalah simpulan tali neraka yang siap mencekik tanpa ampun tapi walau pun begitu aku tetap ikut dengan Serim dan yang lainnya.

Karna Wonjin tampak begitu antusias. Wajah pucatnya saat itu tampak lebih berwarna dan iris hazelnya yang tampak berpendar seolah ada sejuta bintang disana.

Aku tidak ingat kapan terakhir kalinya ia begitu. Sudah lama sekali. "Jungmo hyung ikut kan?"

Inginnya aku menggeleng keras dan berlari sekencang mungkin menjauh dari sosok berbahaya itu tapi ditilik lagi jika aku tidak ikut Wonjin akan sendiri.

Aku selalu menyiapkan diri untuk berpisah dengan Wonjin jika suatu saat nanti ia atau aku di adopsi oleh keluarga berbeda tapi tidak dengan satu hal ini.

Wonjin akan dalam bahaya. Kau tahu apa impianku? Aku dan Wonjin bahagia.

Hanya itu. Tak lebih.

Aku dan dia memang bukanlah saudara kandung tapi aku sangat menyayanginya seperti adik kandungku sendiri.

Ntah karna ia pernah menyeretku ditengah sekarat setelah ditusuk berulang kali oleh ayahku ke rumah sakit waktu itu atau senyumannya yang mengingatkanku akan Mama.

Aku tidak tahu pasti alasan mengapa Wonjin begitu berharga bagiku. Yang jelas aku sangat menyayanginya dan mungkin melebihi diriku sendiri.

Dengan sadarku aku mengiyakan untuk ikut dan memeluknya kelewat erat dengan secuil harapan Papa Jongsuk memang benar akan memberikan kebahagian dan menjadi Papa yang baik untuk kami bersembilan.

"Ayo cepat lakukan Jungmo-ah."

"Kau gila Jongsuk!!!"

"Diamlah Joonmyeon-ah."

"Kau bunuh saja aku sendiri sialan!!! Jangan libatkan bocah itu!"

Papa Jongsuk mengusap puncak kepalaku lembut dengan kedua tangannya masih berlumuran darah dan kini berjongkok disampingku untuk mensejajarkan tubuh, "Kau tidak mau?"

Aku menggeleng dengan tangan semakin bergetar memegang pisau yang beberapa saat lalu Papa Jongsuk berikan, "Kalau begitu Papa akan panggilkan Wonjin untuk menggantikanmu."

"Ti-tidak! Jangan Papa."

"Kenapa hm? Hukuman ini kan memang milik Wonjin karna beraninya membantu anak si sialan Joonmyeon kabur dari sini Jungmo-ah."

"Tidak biar aku saja Papa. Kumohon hukum saja aku. Jangan Wonjin."

Papa Jongsuk malah tertawa semakin keras seolah perkataanku adalah lelucon paling lucu di dunia, "Aigoo. Aigoo. Kau dengar tidak Joonmyeon-ah? Perkataannya mengingatkanku akan dirimu dulu hahaha!!!"

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang