13|Little girl

768 245 4
                                    

Allen tampak bosan mendengar penjelasan rasi bintang karna sudah mendengus untuk kesekian kalinya namun ntah mengapa terdengar lucu sampai tawa yang kutahan akhirnya mengudara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allen tampak bosan mendengar penjelasan rasi bintang karna sudah mendengus untuk kesekian kalinya namun ntah mengapa terdengar lucu sampai tawa yang kutahan akhirnya mengudara.

"Kenapa tertawa? Kau tidak dirasuki hantu penunggu atap sini kan?"

"Hei hei panggil aku noona. Kau ini mau jadi adik yang durhaka ya."

Allen hanya mendengus dan bangkit dari rebahannya menjadi duduk selonjoran. Mungil sekali mirip pinguin.

Aku jadi gemas dan memeluknya, "YA!! Lepas!! Kenapa kau malah memelukku?!!"

"Habisnya kau menggemaskan sih." Kataku semakin mengeratkan pelukanku.

"Bella. Dengar. Aku tak segan akan mendorongmu kalau kau memelukku terus."

"Okay." Kataku melepaskan pelukanku dan bangkit berdiri, "Ayo berdiri." Aku mengulurkan tangan padanya yang setelah dapat delikan tajamnya ia pun akhirnya menerima uluran tanganku.

"Apa lagi." Ketusnya dengan kedua alisnya yang hampir bertemu saking jengkelnya padaku.

"Begini, mau kuberi satu rahasia tidak?"

"Aku tidak tertarik."

"Ayolah. Kau ini tidak asik sekali seperti Seongmin."

"Yasudah sana pergi ke si kelinci."

"Ey ey jangan merajuk."

"Aku tidak merajuk."

"Terus kenapa bibirmu mencebik seperti bebek begitu."

"Tidak." Katanya langsung memalingkan wajah yang membuatku kembali tertawa.

"Hei Allen, kuberi satu rahasia ya."

Allen tetap bungkam.

"Allen~~"

"Iya iya apa?"

"Coba kau teriak sepuasnya disini. Ungkapkan semua yang mengganjal dihatimu."

"Aku tidak tertarik."

"Coba dulu. Aku yakin perasaanmu akan lebih baik."

"Jangan sok tahu ya. Perasaanku baik-baik saja--"

"Kedua matamu tidak bisa berbohong Allen. Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja."

Allen bungkam lagi. Diam membisu untuk beberapa waktu.

"Tempatnya mendukung sekali untukmu berteriak disini. Tak akan ada yang mendengar dan kau bisa berteriak sekeras mungkin."

"Aku akan menyumpal kupingku dengan earphone milikmu itu." Tambahku cepat sambil mengangguk pada earphone yang mengalung di leher Allen.

"Bagaimana?"

Allen terlihat ragu namun akhirnya mengangguk, "Yasudah pakai ini." Ia memberikanku earphone sekaligus ponselnya.

"Putar lagunya yang keras."

"Iya adikku sayang."

Allen malah berdecak namun semburat merah sudah mampir di wajah pualamnya.

Haduh kenapa dia uwu sekali? Kenapa?!

Allen berjalan sampai tembok pembatas dan sepertinya akan memulai acara teriaknya jadi aku segera memutar lagu di ponsel Allen dengan volume keras sesuai apa yang dia inginkan.

Aku tidak bisa melihat bagaimana raut wajah yang Allen tampilkan ketika berteriak mengeluarkan isi hatinya karna ia berdiri membelakangiku.

Beberapa lagu sudah terputar sampai akhirnya Allen berbalik dengan kedua mata sedikit basah.

Ohh Allen... apa dia menangis?

Aku lantas berjalan mendekat dan memeluknya. Menepuk dan mengusap punggung bergetarnya lembut untuk menenangkannya.

🌼🌼🌼

Setelah berpelukkan ria dengan Allen, aku tetiba saja kebelet ingin pipis dan akhirnya meninggalkannya di atap untuk menuntaskan panggilan alamku.

Saat aku keluar dari toilet lantai bawah mansion ini, aku malah sudah disuguhi pemandangan Chae Hyungwon yang berdiri menyender di tembok sebrang pintu toilet mansion.

Okay sial. Dia masih kelewat tampan dan membuat kejut jantungku berdebar anomali.

Tapi sayang, lelaki tampan itu lebih suka batang ketimbang--ah sudah lupakan.

Aku berusaha terlihat biasa saja dan berjalan melewatinya namun belum selangkah ia sudah mencekal lenganku seenak udelnya.

Hello mau apa lagi dia huh?!

Belum sempat aku berkata apa-apa dia sudah membalikkan tubuhku untuk bisa ia sudutkan di tembok.

"Dengar." Katanya lirih dan penuh penekanan namun bayang-bayang dimana ia mengucapkan kata cintanya dulu merangkak dalam pikiranku seperti kaset rusak.

"Dengarkan aku little girl."

"Jangan pernah panggil aku seperti itu lagi Chae."

"Kau tetap gadis kecilku Bella."

"Omong kosong." Lirihku dengan perasaan sesak yang kembali menyeruak, "Aku bukan gadis kecilmu lagi."

Hyungwon tertawa lirih yang terdengar sumbang dan menyakitkan, "Dengarkan aku little girl, pergi secepatnya dari keluarga Lee ini sebelum mereka menghancurkanmu."

Belum sempat aku bertanya ataupun meminta penjelasan padanya Hyungwon melepaskan cekalannya dan beranjak pergi bersamaan dengan derap langkah mendekat dari arah lain.

Ternyata itu kesembilan adik tiriku yang tampan, "Noona ayo kita pulang." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang