21|Reason Why

681 226 11
                                    

Mama pernah bilang bahwa setiap apa yang dilakukan pasti akan ada balasannya, sekecil apapun itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mama pernah bilang bahwa setiap apa yang dilakukan pasti akan ada balasannya, sekecil apapun itu.

"Huang Renjun!!"

"Na Jaemin!!"

Dua orang yang saling memanggut itu lantas memisahkan diri sesaat seorang lelaki berkulit tan berlari menghampiri mereka dengan nafas terenggah-enggah.

"Jisung kecelakaan." Katanya membuat air muka keduanya panik dan lelaki bernama Jaemin itu segera berlari pergi ke arena balapan.

"Ayo Renjun."

"Nanti aku menyusul Haechan-ah."

"Oh okay."

Sepeninggal lelaki bernama Haechan itu Renjun pun berjalan menghampiriku yang membuatku terkesiap ternyata sedari tadi ia menyadari presensiku.

Seharusnya aku berlari pergi saja tetapi kedua tungkaiku tetap stagnan dan membiarkan Renjun mengikis jarak.

Tak ada yang berbicara. Kami berdua hanya saling menatap seolah mencari tahu arti dari balik iris masing-masing.

"Kau baik-baik saja?" Renjun buka suara memecah keheningan.

"Tidak. Tentu saja tidak." Kataku dengan suara serak seolah tali tak kasat mata mencekik leherku.

Bagaimana mungkin aku baik-baik saja. Ini kedua kalinya aku mendapati lelaki yang kucintai mencium lelaki lagi.

Kau itu tidak menarik. Jelek. Makanya lelaki yang kau cintai itu lebih mencintai seorang lelaki lagi ketimbang dirimu sendiri.

Jelek. Kau jelek.

Tak menarik.

Jelek haha kau jelek.

Aku menggeleng dan menutup kedua telingaku untuk mengenyahkan suara-suara itu lagi.

"Diam!!! Kumohan diam!!"

"Bella!!" Renjun menyentak tubuhku sampai aku sadar kembali kedalam realita dan menyadari jarakku dengannya semakin dekat.

Kilasan acak kebersamanku dengannya tiba-tiba berputar acak dalam ingatanku, meremuk redamkan hatiku. Sedikit banyak tak menyangka aku dan Renjun akan berada di titik ini.

"Hei tahu tidak apa bedanya bintang dengan dirimu? Kalau bintang menyinari langit tapi kamu menyinari hidupku Bella-ah."

"Omong-omong aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, jadi kekasihku ya?"

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

"Kamu itu cantik. Hyungwon saja yang matanya katarak lebih memilih lelaki bernama Minhyuk itu ketimbang dirimu."

"Hyungwon gay. Itu pokok masalahnya. Bukan karna dirimu tidak menarik Bella-ah."

Pandanganku kian buram oleh air mata yang perlahan menggenang, "Kenapa kau menciumnya? Itu tak sengaja kan? Kau menciumnya karna permainan truth or dare ya kan. Katakan iya Renjun. Iya kan."

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang