BY - 14

239 19 0
                                    

Keesokan harinya...

Dinda duduk sambil meminum orange juice yang ia pesan selagi menunggu seseorang yang ia ajak untuk bertemu dengannya siang ini.

Awalnya memang susah untuk mengajak orang tersebut untuk mau bertemu dengannya karena kesibukan dari orang tersebut, tapi untungnya orang itu mau meluangkan waktunya untuk bertemu dengannya.

"Maaf nunggu lama" ucap laki laki yang tiba tiba datang dan duduk di depan Dinda.

"Tidak apa apa. Saya mengerti kesibukan anda" ucap Dinda.

"Ada perlu apa anda ingin bertemu dengan saya?" Tanya laki laki itu to the point.

"Darren, maaf sebelumnya mungkin seharusnya saya tidak ikut campur dalam masalah anda sama teman saya Michelle. Tapi saat melihat teman saya hancur saya tidak bisa tinggal diam" ucap Dinda.

"Memangnya apa yang terjadi dengan Michelle sampai anda mau repot repot mencampuri urusan kami?"

"Dia hancur saat tau sebentar lagi anda akan bertunangan. Dia nggak bisa menerima itu karena dia masih sangat mencintai anda" ucap Dinda meyakinkan.

Darren tertawa mendengar perkataan Dinda barusan. Ia melipat kedua tangannya di dada dan bersandar di sandaran kursi.

"Cinta? Anda pasti bercanda. Jelas jelas Michelle sendiri yang mengatakan kalau dia membenci saya dan tidak mencintai saya. Jadi saya mohon untuk tidak lagi mengganggu saya dengan alasan yang sama. Permisi" ucap Darren dan setelah itu langsung pergi tidak ingin mendengarkan penjelasan apa apa lagi dari Dinda.

Bahu Dinda merosot melihat kepergian Darren. Apalagi yang harus ia lakukan untuk membantu Michelle pikirnya.

Setelah menghabiskan minumannya Dinda memilih untuk kembali ke rumah sakit karena jam istirahat makan siang hampir selesai.

Saat tiba di rumah sakit Dinda langsung di todong oleh pertanyaan pertanyaan dari Michelle.

"Lo kemana aja sih Din? Gue dari tadi nyariin lo tau buat makan bareng eh udah gak ada aja" ucap Michelle terdengar kesal.

Dinda tertawa cengengesan mendengar perkataan kesal Michelle.  Walaupun dalam kondisi hati yang sedang tidak baik sekalipun Michelle menutupinya.

"Gue tadi ada urusan dikit. Maaf ya besok gue traktir makan siang deh, maaf ya" ucap Dinda memelas.

"Emang lo kemana sih?" Tanya Michelle penasaran.

"Ada deh. Lo gak perlu tau soalnya nggak terlalu penting penting amat kok" ucap Dinda berbohong.

"Idih pake acara sembunyi sembunyi segala. Ketemu sama doi yah lo?" Tanya Michelle.

"Ih nggak kali. Emang sejak kapan gue punya pacar?"

"Yah kan siapa tau udah ada tapi nggak mau kasih tau gue gitu" ucap Michelle.

"Nggak Michelle."

"Yaudah deh gue percaya ama lo"

***

Michelle berjalan untuk menuju ke ruangannya setelah tadi ada keperluan sedikit yang mengharuskan ia keluar dari ruangannya.

Saat di jalan Michelle berpas pasan dengan Darren yang membuat denyutan nyeri di hatinya langsung terasa kembali.

"Hey kamu kenapa?" Tanya Darren.

Michelle menggelengkan kepalanya membuat Darren menggangguk mengerti.

"Yaudah aku duluan ya."

"Sebelum Darren benar benar pergi Michelle sempat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Darren.

"Terkadang memang yang sering menyakiti hati  itu adalah mementingkan ego dari pada perasaan ya cey"

Ucapan Darren itu seketika menusuk Michelle. Perkataan Darren memang benar dan tidak ada salah sama sekali.

Michelle berjalan dengan cepat menuju ke ruangannya dan menangis.

"Kenapa aku harus ngerasa sakit kayak gini sih? Kenapa aku nggak bisa bahagia?" Ucap Michelle.

***
Minggu 27 Desember 2020

Ig : esther.tahulending

Because You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang