BY - 31

164 14 0
                                    

08.00 PM In London

Di apartementnya, Darren terus menerus menempel pada Michelle. Ia sama sekali tidak mau membiarkan Michelle berjarak jauh walaupun secenti saja.

Seperti saat ini mereka sedang membuat sarapan bersama. Darren memeluk Michelle dari belakang, mereka berdua lebih tepatnya hanya Darren yang sedang memasak telur goreng yang akan melengkapi sarapan mereka dengan roti bakar.

Sedangkan Michelle, ia di peluk oleh satu tangan Darren dari arah belakang.

Mereka tertawa sambil terus mengobrol hal hal tidak terlalu penting.

"Ello, aku mau ambil rotinya dulu, itu udah jadi roti bakarnya" ucap Michelle ingin melepaskan diri dari Darren tapi Darren sama sekali tidak ingin melepaskan Michelle.

Sempat Michelle dapat melepaskan diri dari Darren tapi kembali memeluknya.

"Kamu mau kemana?" Ucap Darren menahan dengan cara memeluk Michelle.

"Astaga Ello, kamu kenapa sih? Kok dari tadi maunya nempel mulu?" Tanya Michelle tidak bisa menahan tawa gelinya melihat tingkah Darren yang seperti itu.

"Aku lagi nikmatin waktu sama kamu.  Singkat banget, jadi harus di manfaatkan dengan sebaik mungkin" ucap Darren meletakan dagunya di bahu Michelle.

"Ada ada aja ih, kayak udah nggak akan pernah ketemu sama aku aja" ucap Michelle.

"Ah lupa nih? Kita LDR sementara loh Cey. Ini udah 2 bulan dan aku baru bisa liat kamu kayak gini. Nanti malam kamu sama orangtua aku udah balik lagi ke indonesia, jadi jangan salahin aku kalo nempel terus sama kamu" ucap Darren.

"Idih dasar bucin" ucap Michelle.

Darren hanya terkekeh dan tidak mempermasalahkan perkataan dari Michelle.

Karena seorang Darren Angello Dermawan adalah seorang bucinnya Michelle.

Setelah menu sarapan mereka selesai, mereka meletakan di meja dan mulai memakan sarapan mereka.

"Kerjaan kamu disana gimana?" Tanya Darren membuka suara.

Michelle menatap ke arah Darren, setelah ia menelan makanan yang sedang ia kunyah ia menjawab pertanyaan Darren.

"Yah kayak biasa gitu, nggak ada yang spesial" ucap Michelle kembali memakan roti dan juga telur goreng.

"Karena nggak ada aku makanya nggak ada yang spesialkan?"

"Idih percaya diri banget kamu" ucap Michelle tidak terima.

Darren hanya terkekeh menanggapi perkataan Michelle.

"Oh iya kerjaan kamu disini gimana? Kayaknya kamu sibuk banget" ucap Michelle.

"Membosankan, kerjaan perkantoran tuh membosankan. Apalagi kalo udah berurusan sama dokumen dokumen yang pengen buat otak meletus" ucap Darren.

"Yah kali Ello, mana ada otak bisa meletus" ucap Michelle sambil terkekeh.

"Itu cuma pengadaiannya aja Cey" ucap Darren.

Michelle menggangguk angguk.

"Oh iya aku lupa cerita___" ucap Michelle menggantung.

"Cerita apa?" Tanya Darren penasaran.

"Beberapa hari yang lalu aku ketemu sama Kenzi" cerita Michelle.

"Kenzi? Siapa? Teman kamu?" Tanya Darren.

"Iya Kenzi, dia teman aku pas kecil dulu. Waktu itu aku sama dia rumahnya bersebelahan gitu" ucap Michelle.

"Oh gitu? Dia bukan tipe cowo perebut tunangan orangkan?" Tanya Darren.

Michelle seketika memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Darren.

"Mana mungkin Kenzi kayak gitu. Dia orang baik loh" ucap Michelle membela.

"Yah kan siapa tau. Sebaik baiknya orang di depan kita, kita nggak tau kan apa yang sedang dia pikirin. Jadi aku minta kamu jangan terlalu dekat sama dia, apalagi pas aku nggak ada." Ucap Darren.

"Iya deh iya deh" ucap Michelle mengiyakan saja karena jika ia menentang perkataan Darren, Darren akan menjadi semakin cerewet saja.

"Nah gitu dong baru Ceynya aku yang imut" ucap Darren.

Setelah mereka selesai sarapan. Mereka mencuci piring dan juga gelas yang mereka pakai.

"Kita nonton yuk" ajak Darren yang di angguki oleh Michelle.

Mereka baru saja selesai mencuci piring dan saat ini mereka menuju ke sofa yang sudah terdapat Tv di situ.

"Film horor ya Ello" pinta Michelle.

Darren menggangguk.

Mereka berdua tampak menikmati film yang sedang berlangsung itu. Hingga saat hantunya tiba-tiba muncul Darren maupun Michelle di buat terkejut.

"Astaga nih hantu, udah jelek eh suka ngagetin juga" ucap Darren.

"Apaan sih Ello, namanya juga film horor. Mana ada hantunya cantik" ucap Michelle tertawa.

Mereka kembali asik menonton film tersebut hingga saat di pertengahan film tersebut rasa bosan mulai melanda Darren maupun Michelle.

"Ello, aku bosan. Pengen tidur aja" ucap Michelle.

"Sama aku juga bosan" ucap Darren.

"Kita ke kamar aja yuk" ucap Darren yang di angguki oleh Michelle.

Setelah Darren mematikan Tv, mereka berdua menuju ke kamar Darren.

Michelle memposisikan dirinya berbaring ke arah Darren yang sedang duduk di pinggir kasur sambil mengusap ngusap kepalanya.

"Aku ingin kita bisa selalu seperti ini" ucap Darren."Melihat kamu, mengusap kepala kamu, memeluk kamu. Pokoknya semuanya tentang kamu" tambah Darren.

Huh

"Mencintai kamu adalah hal yang nggak pernah aku pikirkan sebelumnya Cey." Michelle mendengar dalam diam setiap perkataan yang keluar dari mulut Darren.

"Tapi akhirnya setelah aku mencintai kamu, itu menjadi hal yang setiap hari aku pikirkan. Ucap Darren.

"Uh tayang tayang kok tiba tiba jadi sweet gini sih ngomongnya" ucap Michelle.

Darren tersenyum.

"Sekarang kamu tidur dulu, aku tau kamu pasti capek kan?" Ucap Darren.

"Terus kamu?"

"Aku masih ada kerjaan, kamu tidur aja." Ucap Darren.

Michelle menggangguk mengerti, ia mulai menutup kedua matanya yang sedari tadi sudah ingin sekali ia tutup karena menahan rasa kantuk.

Darren mulai menyibukkan dirinya dengan Laptop. Ia mengerjakan pekerjaannya dengan duduk di tempat tidur sesekali ia mengusap kepala Michelle.

***

Darren sedang menunggu keberangkatan kedua orangtuanya dan Michelle yang sebentar lagi. Mereka sudah berada di bandara sejak satu jam yang lalu.

Darren tampak tidak ingin melepaskan genggaman tangannya pada Michelle sedari tadi.

Ia jadi tahu rasanya bagaimana harus membiarkan orang yang di cintai pergi dan meninggalkannya.

Mungkin dulu waktu ia meninggalkan Michelle saat kuliah disini, mungkin ini yang di rasakan oleh Michelle, apalagi waktu mereka berpisah lama.

Rasanya Darren ingin menahan Michelle agar tidak pergi, tapi ia tidak bisa. Ia hanya bisa menahan semua keinginannya itu di dalam hatinya.

Sampai Michelle dan kedua orangtuanya menuju pesawat Darren hanya memamerkan senyuman terbaiknya.

***

18 Maret 2021

Instagram : esther.tahulending

Because You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang