BY - 29

156 16 1
                                    

Tidak terasa kebiasaan Darren yang sering menghubungi Michelle sekedar memberikan kabar atau mengingatkan Michelle untuk jangan melupakan waktu makan sudah berjalan sekitar satu minggu.

Dan hal itu membuat mood Michelle berubah drastis selama seminggu ini. Ia lebih banyak senyum hingga Dinda di buat bergidik sendiri dengan tingkah Michelle.

"Chelle, gue tau lo lagi senang tapi astaga senyum senyum sendiri gini entar di kirain orang gila baru tau" ucap Dinda.

"Idih lo apaan sih, sirik aja" ucap Michelle.

"Gue punya pacar juga kali, ngapain gue cemburu sama lu" ucap Dinda sewot.

"Eh seriusan udah jadian aja? Sama gebetan lo yang itu?" Tanya Michelle penasaran.

"Iya gue jadian ama gebetan gue yang itu" ucap Dinda.

"Cowo lo yang mana sih? Kasih tau dong, masa sampe sekarang nggak mau kasih tau ke gue" decak Michelle.

"Oke oke gue kasih tau. Lo ingatkan pas waktu lo di tarik sama Darren di acara pertunangannya Cindy waktu itu?" Michelle menggangguk "Nah pas waktu itu kan gue di antarin pulang sama teman dia"

"Oh jadi maksud lo, lo jadian sama temannya Darren gitu?" Tanya Michelle langsung memotong ucapan Dinda.

Dinda menggangguk sebagai jawaban.

"Astaga dunia sempit bener ternyata. Nggak nyangka aja lo bisa jadian ama Gerry. Gerry kan namanya?"

"Iya Gerry. Kok lo tau? Gue kan belum kasih tau namanya ke lo" ucap Dinda.

"Yaelah Din, gue tuh udah tau kali tanpa lo kasih tau. Soalnya Gerry itu satu satunya teman yang paling dekat sama Darren, mereka udah kayak kembar kata teman teman mereka pas masa sekolah karena gitu sama sama mulu." Ucap Michelle.

"Astaga mereka nggak gitukan?" Tanya Dinda yang sudah di ketahui oleh Michelle apa maksudnya.

"Yee yah kali cowo gue belok pikirannya. Nggaklah, mereka itu cuma temenan sama kek teman mereka yang lain, cuma yah gitu kayak lo punya teman tapi pasti ada satu yang paling dekat ama lo gitu" ucap Michelle.

"Bagus deh. Auto putusin pacar gue mah biarpun belum lama jadian kalo sampe pacar gue belok pikirannya" ucap Dinda.

"Ngadi ngadi lu mah" ucap Michelle.

Drt...Drt...Drt...

Ponsel Michelle yang bergetar membuat Michelle langsung mengambil ponselnya.

"Eh tunggu Din, camer nelfon" ucap Michelle.

"Widih camer" ucap Dinda.

Michelle menerima panggilan dari Aulia ibu Darren dan tidak lupa ia meminta Dinda untuk diam sebentar.

"Halo tante, ada apa ya?"

"Kamu dimana Michelle? Di rumah sakitkan? Tante nyusulin kamu kesana ya?"

"Iya Tante Michelle lagi di rumah sakit. Emangnya ada Tante?"

"Darren kecelakaan"

"Nggak mungkin Tante, aku aja baru sejam yang lalu nerima pesan dari Darren"

"Ini kecelakaannya baru terjadi. Sekretaris om Herman yang disana baru aja nelfon ke om Herman tadi"

"Terus keadaan Darren gimana Tante? Darren nggak apa apakan?"

"Tante belum tau pasti, tapi sekarang Tante sama om akan pergi ke London.
Kamu juga ikut, nanti kami jemput kamu."

Panggilan telah terputus. Tubuh Michelle seketika lemas.

"Chelle, lo nggak apa apa?" Tanya Dinda Khawatir.

"Din, Darren kecelakaan. Gue takut Darren kenapa Napa" ucap Michelle.

"Gue yakin Darren nggak akan kenapa napa kok. Lo tenang ya" Dinda langsung membawa Michelle kedalam pelukannya untuk menenangkan Michelle.

"Nggak Din. Gimana gue bisa tenang kalo gue belum dapat kabar pasti keadaan Darren sekarang." Ucap Michelle yang mulai menangis.

"Tenang Chelle, tenang" ucap Dinda mengusap ngusap lembut punggung Michelle.

"Gue takut Darren ninggalin gue. Gue takut Din" ucap Michelle.

"Udah Michelle yang tenang. Darren pasti akan baik baik aja sekarang" ucap Dinda.

***

Michelle menatap tidak minat pemandangan di luar jendela kaca pesawat.

Sudah sekitar 5 jam ia dan kedua orangtua Darren berada di pesawat.

"Michelle, makan dulu nak. Perjalanan kita masih lama sayang" ucap Aulia yang duduk di samping Michelle.

"Aku nggak lapar Tante" ucap Michelle menolak.

"Jangan gitu dong. Nanti kamu sakit kalo nggak makan. Nanti Darren ngomel ke tante kalo tau kamu nggak makan" ucap Aulia mencoba untuk membujuk.

Michelle memaksakan kedua sudut bibirnya untuk tersenyum yang jelas terlihat sangat aneh.

"Udah sayang makan dulu ya. Kita sama sama berdoa untuk kesembuhan Darren juga. Tante ibunya, Tante jelas merasakan khawatir bahkan takut pas tau Darren kecelakaan. Tapi tante mencoba untuk berpikir lebih jernih, anak Tante itu nggak mungkin selemah itu, dia pasti udah baik baik disana" ucap Aulia.

"Iya Tante."

"Udah makan dulu"

"Nanti pas kita udah sampai di sana, kamu bisa omelin tuh anak Tante yang nakal. Udah di bilang jangan bawa mobil sendiri sana tapi malah ngotot pengen bawa mobil sendiri" ucap Aulia.

Michelle mengerti jika Aulia ingin menghiburnya. Seharusnya dia juga tidak boleh membodohi dirinya dengan tidak makan. Jelas jelas disini bukan dirinya saja yang khawatir dengan kondisi Darren, karena kedua orangtua Daren juga mereka pasti sangat khawatir dengan keadaan anak mereka itu.

Ah bodohnya. Tapi ia tidak bisa menghilangkan rasa khawatirnya sebelum ia dengan jelas bisa melihat keadaan Darren dalam kondisi yang baik.

"Aku harap kamu baik baik aja Darren. Kamu udah janji nggak akan ninggalin aku, awas aja kamu nggak nepatin janji kamu" batin Michelle.

🤸🤸🤸

11 Maret 2021

Instagram : esther.tahulending

Because You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang