By - 34

94 9 1
                                    

Darren dan juga Michelle sampai di rumah sakit keluarga Alexcio. Baik Darren dan Michelle terlihat buru buru masuk kedalam rumah sakit itu. Saat mereka sampai, mereka dapat melihat orangtua dan juga parah sahabat Alisya dan Alexcio yang terlihat cemas menunggu kabar dari dalam ruang bersalin itu. Dan untuk Alexcio ia terlihat begitu kacau seperti orang stress. Ia terus mondar mandir di depan pintu dan terus mengacak ngacak rambutnya dengan frustasi. Tidak ada yang berani mengganggu ataupun menegur apa yang dilakukan oleh Alexcio, karena mereka tidak ingin jika itu akan memancing emosi Alexcio. Tapi berbeda dengan Darren yang mau berjalan mendekati Alexcio yang langsung di tahan oleh Michelle.

"Ello, jangan." Ucap Michelle menahan lengan Darren.

"Kamu nggak usah khawatir, aku nggak akan mancing emosi Alexcio kok. Kamu tunggu disini sebentar." ucap Darren setelah itu melepaskan tangan Michelle yang menahan lengannya dan berjalan mendekati Alexcio.

"Alexcio" tepuk Darren pada bahu Alexcio yang sedari terus mondar mandir dengan gelisah.

Alexcio menolehkan kepalanya pada Darren. Wajahnya terlihat sangat memprihatinkan di mata Darren. Pandangan Alexcio yang kacau seperti ini menandakan jika ia benar benar sedang di landa oleh rasa takut.

"Gue yakin Alisya akan selamat. Dia wanita yang kuat" ucap Darren mencoba menenangkan Alexcio.

"Kalau misalnya terjadi yang sebaliknya gue harus bagaimana, kak? Gue nggak mau Alisya ninggalin gue" ucap Alexcio meneteskan airmatanya tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

"Nggak akan, dia adek gue dan gue yakin dia bisa selamat. Gue tau lo takut kehilangan dia, sama gue juga takut kehilangan adek gue satu satunya. Posisi kita sekarang sama, yang perlu kita lakukan hanyalah berdoa dan serahkan semuanya sama yang di atas" ucap Darren.

Alexcio hanya menggangguk tanpa mengeluarkan suaranya. Perasaannya masih belum bisa tenang sebelum dia bisa melihat Alisya yang tersenyum padanya.

Pintu yang di tunggu tunggu untuk di buka akhirnya terbuka. Darren membiarkan Alexcio yang langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaan istri saya dan anak saya?" tanya Alexcio tidak sabaran, begitupun orang orang yang sedang menunggu dengan cemas.

"Pak Alexcio bisa kita bicara sebentar?" tanya dokter Nikita dengan pelan.

"Jangan bilang sesuatu yang buruk tentang mereka atau anda tidak akan pernah lagi bekerja disini!" tekan Alexcio memberikan ancaman pada dokter Nikita yang membuat wanita itu meneguk ludahnya.

Delina yang melihat Alexcio yang mulai tidak terkontrol itu mendekat.

"Alexcio, jangan bicara seperti itu nak. Dengarkan dulu apa yang akan dikatakan sama dokter" ucap Delina.

Alexcio mencoba merendam emosinya mendengar perkataan dari Delina, ibunya. Setelah emosi Alexcio terendam, Alexcio berjalan mengikuti dokter Nikita untuk masuk kedalam ruangan. Sedangkan Darren kembali ke tempat Michelle sedang berdiri menunggunya.

"Aku antarin kamu pulang ya? Tawar Darren yang langsung mendapatkan penolakan dari Michelle.

"Kan aku udah bilang kalo aku nggak akan pulang. Aku mau nemenin kamu disini, aku nggak bisa ninggalin kamu di saat kamu lagi sedih kayak gini." Ucap Michelle.

"Siapa yang sedih? Aku nggak sedih." Jawab Darren yang nyatanya penuh kebohongan semata. Michelle menghela nafas sebentar, dan secara perlahan satu tangannya terulur untuk mengusap wajah Darren.

"Wajah ini, wajah yang nggak akan bisa bohong kalo lagi sedih. Kita udah bersama selama berapa tahun sih Ello, sampai kamu mau bohong sama aku? Hubungan kita udah 13 tahun dan kamu nggak bisa bohong lagi sama aku Ello. Kalo kamu sedih kamu nggak usah nutupin dari aku, karena apa gunanya aku kalo kamu masih aja mau sembunyiin rasa sakit kamu." Ucap Michelle hanya ingin Darren terbuka jika ia sedih, ia tidak ingin jika Darren sedih dan lebih memilih untuk menyembunyikan itu darinya. Tanpa berkata apa apa Darren langsung memeluk Michelle dengan erat.

"Maaf, aku cuma nggak mau buat kamu khawatir. Sekarang aku takut Cey, aku takut terjadi sesuatu yang nggak nggak sama Angel. Kamu tau sendirikan Angel adalah adek aku satu satunya. Dan aku sangat menyayanginya." Ucap Darren mengutarakan semua isinya saat ini. Michelle mencoba menenangkan Darren dengan cara menepuk nepuk pelan bahu Darren. Ia tahu pasti sangat sakit rasanya jika orang yang kita sayangi sedang berjuang dalam kesakitan dan kita tidak bisa berbuat apa apa selain menangis dan juga berdoa. Beberapa menit mereka berpelukan dan Michelle yang memilih untuk mengakhiri pelukan mereka. Michelle tersenyum dan mengarahkan kedua telapak tangannya untuk menghapus airmata yang berada di pipi Darren.

"Udah jangan nangis, mending sekarang kita berdoa. Kalo kamu cuma nangis tanpa berdoa, nggak akan buat hati kamu tenang." Ucap Michelle yang mendapatkan anggukan dari Darren.

Setelah berhasil memenangkan Darren. Tidak berapa lama Alexcio keluar dari ruang bersalin itu beserta dengan Alisya yang di dorong oleh beberapa suster dan juga dokter untuk menuju ke ruang operasi.

"Ada apa ini?" Tanya Herman bertanya tanya.

"Maaf pak, untuk menyelamatkan nyonya Alisya, kami harus melakukan operasi jika tidak hal buruk bisa saja terjadi nantinya." Ucap dokter Nikita.

"Alexcio, apa yang sebenarnya terjadi sama Alisya? Kenapa harus sampai di operasi?" Tanya Aulia pada Alexcio yang sama sekali tidak menjawab karena energi yang berada di tubuhnya seperti di ambil paksa saat melihat kondisi Alisya yang seperti ini.

Michelle dapat merasakan Darren meremas genggaman tangan mereka berdua. Ia tahu jika tunangannya ini sedang menahan kesedihannya.  Setelah mereka mendapatkan penjelasan singkat dari dokter, Alisya di bawa ke ruang operasi dan di ikuti oleh Darren, Michelle, orangtua Darren dan Alexcio beserta dengan sahabat dari Alisya dan juga Alexcio. Sepanjang perjalanan operasi Michelle terus mencoba menenangkan Darren yang terlihat tidak bisa tenang. Mereka yang berada di luar terus memanjatkan doa untuk keselamatan Alisya dan juga bayi yang di kandung oleh Alisya.

Tangisan dari seorang bayi membuat orang orang yang berada di luar merasa legah karena akhirnya anak Alexcio dan juga Alisya terlahir ke dunia.

"Cey aku udah Uncle, aku udah punya seorang ponakan sekarang." Ucap Darren menangis haru.

"Iya sekarang kamu udah punya ponakan, tapi bukan cuma kamu, tapi aku juga." Ucap Michelle tersenyum melihat Darren yang terlihat bahagia.

"Iya sekarang kita udah jadi uncle dan aunt." Ucap Darren terlihat bahagia. Tapi kebahagiaan itu ternyata tidak bisa bertahan lama ketika kabar jika Alisya telah kehilangan detak jantungnya membuat Darren hampir oleng jika tidak segera di tahan oleh Michelle.

"Aku salah dengarkan Cey? Nggak mungkin Angel ninggalin kita semua. Dia itu wanita yang kuat."Darren kembali menangis dan Michelle berusaha untuk menenangkan Darren. Inilah yang ia khawatirkan jika harus pulang dan membiarkan Darren datang ke rumah sakit sendiri. Walaupun disini ada keluarganya, tapi tetap saja mereka tidak bisa menenangkan Darren karena mereka yang berada di situ juga sedang bersedih....

***

Aku nggak tau cerita ini masih ada yang baca atau nggak, tapi aku lanjut aja terus sampai tamat.🤭

4 Juli 2021

Ig : dindinestherrrr

Because You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang