BY - 30

175 13 0
                                    

Kedua orangtua Darren dan juga Michelle telah sampai di rumah sakit dimana Darren di rawat. Mereka langsung menuju ke ruang rawat yang langsung di tunjukkan oleh sekretaris Herman yang ada di London.

Saat sampai di depan ruangan tempat di rawat, tanpa menunggu lama Aulia langsung membuka pintu dengan cepat saking rasa khawatirnya pada Darren.

Herman, Michelle, dan juga Edo sang sekretaris ikut masuk kedalam.

"Loh mommy, Daddy, Cey. Kok kalian bisa ada disini?" Tanya Darren yang sedang duduk santai sambil memakan sebuah apel dan menonton tv.

"Kamu baik baik aja Dar? Bukannya kamu kecelakaan?" Tanya Aulia.

"Hehehe. Darren cuma nabrak pembatas jalan doang karena saking ngantuk tadi pas pulang bawa mobil" ucap Darren sambil cengengesan.

"Tapi nggak apa apa kok. Ini cuma luka dikit di jidat terus badan aku agak sakit gitu." Sambung Darren lagi.

"Kan udah Daddy bilang nggak usah bawa mobil disini. Daddy sampe udah kasih kepercayaan sama Edo buat nyetir mobil tapi kamu malah nggak nurut. Untung aja Edo ngikutin kamu dari belakang pake mobil lain, kalo nggak, nggak tau udah jadi apa kamu" ucap Herman.

"Peace dad, Peace" ucap Darren sambil mengangkat kedua tangannya dan membentuk huruf V.

"Ckck. Anak kamu nih bandelnya nggak habis habis dari dulu" ucap Herman.

Aulia yang tidak terima langsung ikut membalas ucapan Herman. "Anak kamu juga. Lagian kamu dulu juga pas muda bandel kayak Darren, jadi nggak usah salahin anaknya bandel kalo bapaknya juga dulunya bandel"

Darren tersenyum kemenangan melihat raut wajah Herman ayahnya.

Sedangkan Michelle hanya menjadi penonton setia yang tidak ingin ambil pusing.

Dan untuk Edo, ia memilih untuk keluar saat kedua orangtua Darren mulai beradu argument

"Cey sini" panggil Darren yang langsung di turuti oleh Michelle tanpa mau perduli lagi dengan kedua orangtua yang sedang sibuk beradu argumen itu.

"Aku kangen" ucap manja Darren langsung memeluk tubuh Michelle saat Michelle mendekat kearahnya.

"Ello, jangan meluk ih. Aku malu, ada mommy, sama Daddy kamu disini" bisik Michelle di pelukan Darren.

"Yah biarin aja. Kita juga udah tunangan. Lagian kamu nggak kangen gitu sama aku?"

"Yah kangen"

"Yaudah sini peluk aku dulu sepuasnya sebelum pulang" ucap Darren menambah mengeratkan pelukannya pada Michelle.

"Bener bener nih anak. Udah buat orangtua panik, eh sekarang malah asik asik pelukan sama Michelle lagi" ucap kesel Aulia.

"Kangen mom, lagian selagi bisa ketemu gini kenapa nggak di manfaatkan sih" ucap Darren tidak berniat melepaskan pelukannya pada Michelle.

"Dasar bucin" ucap Herman.

"Biarin dong Dad, selagi Darren bucinnya nggak rugiin Daddy" ucap Darren.

"Astaga nih anak minta di pukul" ucap Herman.

"Pukul aja Dad, Darren udah terbiasa menerima kenyataan di sakitin" ucap Darren mendramatisir yang langsung di tegur oleh Michelle lewat cubitan tapi Darren mencoba untuk tidak peduli.

"Astaga, Mom mending kita keluar sekarang. Bisa gila Daddy lama lama sama anak kita yang bucin akut" ucap Herman yang langsung di turuti oleh Aulia.

"Hey kalian berdua ingat nggak boleh macam macam. Di tinggal berdua bukan berarti bisa lakuin apa aja" ancam Aulia.

"Iya Mom"

"Iya Tante"

Setelah kepergian kedua orangtua Darren, Michelle langsung memberikan pukulan pukulan di tubuh Darren hingga Darren merintih kesakitan.

Awww

"Cey, badan aku masih sakit jangan di pukul" Michelle yang tersadar langsung menghentikan aksinya memukul Darren.

"Maaf maaf. Kamu kenapa ngomong kayak gitu sama orangtua kamu?" Tanya Michelle.

"Ngomong gimana? Aku cuma godain mommy sama Daddy tadi tau" ucap Michelle.

"Astaga. Punya pacar gini banget sih" decak Michelle.

"Tunangan Cey bukan pacar" koreksi Darren.

"Sama aja"

"Beda pokoknya beda"

"Serah lu" decak Michelle.

"Yaudah sini dulu, gue kangen" ucap Darren.

"Gue? Sejak kapan kosatanya berubah jadi Lo-Gue?"

"Lah kan kamu tadi bilang serah lu, jadi aku ikutin aja" ucap Darren kembali pada kosata kata biasanya.

"Astaga kenapa aku harus tunangan sama orang kayak gini sih" ucap Michelle.

"Yah karena cinta, apalagi" balas enteng Darren.

Darren berdiri dari duduknya di bad hospital. Ia menggenggam tangan Michelle dan menariknya untuk keluar dari ruangannya.

"Eh ini mau kemana?" Bingung Michelle.

"Pulanglah Cey, sebenarnya tuh aku udah di ijinin pulang cuma karena kamu sama orangtua aku lagi di jalan kesini jadi aku nunggu" ucap Darren.

"Terus tadi yang kamu kaget itu apa kalo kamu udah tau kita lagi di jalan kesini?"

"Acting doang" ucap Darren sambil cengengesan.

Michelle menggelengkan kepalanya.

"Kamu bener bener udah nggak apa apa?" Tanya Michelle ingin memastikan.

"Iya aku baik baik aja. Kan aku udah bilang tadi aku kalo cuma luka di dahi" tunjuk Darren pada dahinya. " Dan juga badan aku sakit. Jadi udah tenang aja nanti juga ilang. Aku kan dokter, kamu juga. Kamu bisa liat sendiri kan keadaan aku sekarang" ucap Darren.

"Tapi tetap aja aku khawatir terjadi apa apa sama kamu gitu" Darren langsung mencubit gemas hidung mancung Michelle.

"Aku nggak apa apa. Yuk ikut aku ke apartemen aku" ajak Darren tanpa meminta persetujuan Michelle sudah membuka pintu ruangannya.

Saat mereka baru saja di luar. Kedua orangtua Darren langsung menghadang mereka.

"Mau kemana kalian?" Itu suara Herman.

"Pulang. Michelle sama aku dulu ya mom, dad. Anakmu ini lagi butuh obatnya buat hilangin stress karena kerjaan" ucap Darren dan langsung pergi begitu saja menggandeng tangan Michelle.

Herman maupun Aulia hanya mampu menggelengkan kepalanya. Tingkah anak mereka yang seperti itu sudah jadi hal yang biasa mereka lihat, jadi mereka tidak merasa kaget sama sekali.

"Astaga anak itu, selalu seenaknya kalo bertingkah" ucap Herman.

"Nggak beda sama bapaknya dong. Sama sama suka seenaknya" ucap Aulia.

🤸🤸🤸

16 Maret 2021

Instagram : esther.tahulending

Because You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang