Hari sudah malam dan saat ini Darren dan juga Michelle telah berada di dalam mobil. Setelah hampir seharian mereka berada di rumah sakit, kini Darren mengajak Michelle ke suatu tempat yang ia tidak ingin beritahu pada kekasihnya itu yang sedari tadi sudah sangat penasaran.
"Ello, kita mau kemana sih?" Tanya Michelle tidak bisa menahan rasa penasarannya. Darren tersenyum dan melihat sebentar pada Michelle, sebelum ia kembali fokus pada jalanan di depannya.
"Kalo aku kasih tau, nggak akan jadi kejutan buat kamu." Ucap Darren.
"Emang kamu mau bawa aku kemana sih?" Tanya Michelle lagi karena ia benar-benar di buat sangat penasaran.
"ke suatu tempat yang akan menentukan nasib masa depan aku." Ucap Darren sambil terkekeh yang membuat Michelle menjadi kesal sendiri.
"Dih, aku nanya serius. Jangan bercanda dong Ello."
"Aku nggak lagi bercanda, kamu liat aja nanti setelah ini." Ucap Darren, ia mengambil satu tangan Michelle yang berada di atas pangkuan Michelle, dan memberikan sebuah kecupan di telapak tangan yang ia genggam itu.
Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah bertingkat dua yang terlihat sangat megah. Michelle menatap bertanya-tanya Darren, karena ini untuk pertama kalinya ia datang ke rumah ini dan entah siapa pemilik dari rumah itu.
"Ini rumah siapa?" Tanya Michelle.
"Ada deh pokoknya. Sekarang kamu tutup mata kamu dulu," ucap Darren sambil mengambil sebuah kain yang sudah ia siapkan sedari tadi.
"Harus ya aku tutup mata aku pake itu?" Tanya Michelle sambil menunjuk kain yang berada di tangan Darren itu.
"Iya harus. Kalo kamu nggak mau tutup mata kamu dulu, aku nggak akan kasih tau apa yang membuat aku bawa kamu kesini itu buat apa." Ucap Darren yang membuat Michelle langsung menggangguk karena ia tidak bisa membuang-buang waktunya dengan sia-sia saat sudah berada di tempat ini, dan apa yang ingin Darren lakukan tidak akan pernah ia tahu jadinya.
"Kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau bukain pintu buat kamu dulu." Ucap Darren yang di angguki oleh Michelle. Pria itu keluar dari dalam mobilnya, dan berjalan memutar untuk membukakan pintu untuk kekasihnya itu, dan membantu Michelle dengan hati-hati turun dari dalam mobilnya.
"Jangan macam-macam Darren. Aku bakal tendang kamu kalo berani macam-macam sama aku." Ucap Michelle memberika sebuah ancaman yang membuat Darren terkekeh.
"Tenang aja. Kamu kayak takut banget aku apa-apain deh. Percaya sama aku, nggak mungkin aku apa-apain kamu sebelum kita menikah." Ucap Darren dan terus menuntun Michelle masuk kedalam rumah tersebut.
Saat mereka berada di dalam rumah tersebut, Darren menuntun kekasihnya itu untuk menuju ke arah kolam renang. Yang sudah ia siapkan dengan sedemikian rupa, untuk memperindah kolam renang tersebut.
"Ello, kamu dimana?" Tanya Michelle tapi sama sekali tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Darren. Pria itu entah pergi kemana, yang pasti Michelle menjadi takut jika Darren sengaja meninggalkannya di tempat itu sendiri.
"Ello,"
"El,"
"Darren."
"Kamu dimana?" Ucap Michelle berkali-kali tapi sama sekali mendapatkan jawaban apa-apa dari pria itu.
"Aku akan buka penutup mata ini sekarang Ello, jawab aku. Kamu kemana?" Ucap Michelle masih berusaha untuk mencari kekasihnya itu yang entah pergi kemana.
Karena ia tidak ingin terus-menerus berada di kegelapan karena matanya yang di tutup dengan sapu tangan, Michelle dengan cepat membuka kain yang menutup matanya itu.
"Ello, kam---," ucapan Michelle seketika terhenti ketika melihat Darren yang saat ini sedang berlutut di depannya dengan kotak yang berisi cincin yang begitu indah.
"Michelle, aku tau kita emang udah tunangan. Tapi buat aku, tetap aja aku harus lakuin ini. Karena aku ingin kamu mengingat moment ini." Ucap Darren dengan senyuman yang terukir di kedua sudut bibirnya.
"So, will you marry me, Michelle?" Tanya Darren.
"Yes, I will. Nggak mungkin aku nolak lamaran dari kamu sih. Udah gila kali aku." Ucap Michelle yang membuat Darren terkekeh. Pria itu berdiri dari posisi berlututnya, dan mengambil satu tangan Michelle dan memasangkan cincin berbentuk indah itu di satu tangan gadis itu yang bebas dari cincin saat pertunangan mereka.
"Kita menikah secepatnya ya Cey, aku udah nggak bisa nunggu lebih lama lagi buat ikat kamu dalam hubungan yang lebih serius lagi." Ucap Darren yang langsung di angguki oleh Michelle.
"Ya mau gimana lagi, mau nggak mau aku harus iyain. Karena intinya sama aja, kamu akan jadi suami aku nantinya. Apalagi kedua jari manis aku, dua-duanya udah ada cincin pemberian dari kamu, mana ada yang mau dekatin aku lagi." Ucap Michelle sambil memamerkan kedua jari manisnya di hadapan Darren.
Pria itu membawa Michelle kedalam pelukan pria itu. Dan saat itu juga ia menjentikkan jarinya ke atas yang membuat kembang api langsung berhias indah di langit.
"Aku mencintai kamu Michelle." Ucap Darren sambil memberikan kecupan cukup lama di pucuk kepala Michelle.
***
27 Desember 2021
Ig : dindinestherrrr
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You (On Going)
RomanceUpdate 2 kali dalam seminggu "Aku pergi dulu, belajar yang baik selama aku nggak ada. Terus yang paling utama itu selalu jaga kesehatan kamu" Michelle hanya mampu untuk tersenyum dan mengangguk karena sejujurnya dia tidak bisa mengucapkan sepatah ka...