BY - 24

151 17 1
                                    

Michelle merebahkan tubuh lelahnya di tempat tidur. Senyuman terus terukir di bibirnya karena hari ini ia merasa sangat bahagia.

Ia mengambil ponselnya dan berniat untuk menghubungi Darren sekedar untuk bertanya apakah ia sudah sampai di rumah atau belum.

Tapi baru saja Michelle akan menekan ikon memanggil ponselnya lebih dulu berdering.

Darren Bucin ❤️
Panggilan suara

"Halo"

"Kamu lagi apa? Udah mau tidur ya?" Tanya Darren dari sebrang sana.

"Tadi sih aku mau nelfon kamu tapi kamu udah telfon aku dulu"

Michelle dapat mendengar suara kekehan dari sebrang sana.

"Aku udah terlanjur kangen sama kamu soalnya" ucap Darren sambil terkekeh.

Michelle tidak bisa menyembunyikan senyuman.

"Idih receh banget omongannya"

Darren tertawa mendengar ucapan Michelle.

"Cey ada yang pengen aku omongin sama kamu."

Michelle dapat mendengar dengan jelas nada bicara Darren terdengar serius.

"Kamu mau ngomong apa? Kayaknya serius?"

"Aku mau cuti jadi dokter sementara waktu"

Michelle dapat mendengar suara helaan nafas di sebrang sana.

"Loh kenapa? Kamu belum lama jadi dokter"

"Aku harus balik ke Inggris"

"Kamu bercanda kan? Aku tau kamu cuma mau ngerjain aku kan sekarang?"

Michelle tidak bisa percaya dengan apa yang di katakan oleh Darren.

"Aku serius. Malam ini aku berangkat"

"Kenapa baru bilang sekarang?"

Michelle tidak bisa menahan airmata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya lagi. Secara perlahan airmata itu mengalir di kedua pipi Michelle.

"Maafin aku, ini juga mendadak makanya aku baru bisa bilang sama kamu sekarang"

"Berapa lama kamu disana?"

"Aku bakal 6 bulan di sana kayaknya Cey."

"Oke"

Michelle tidak tahu harus berkata apalalgi.

"Cey, maaf. Aku sebenarnya ingin kamu ikut. Tapi Karena kita belum nikah, aku belum punya hak buat bawa kamu jauh dari orangtua kamu"

"Kalo aku tau akan kayak gini. Aku udah terima pas kamu mau kita nikah" ucap Michelle terisak.

"Udah sayang, jangan nangis oke? Aku janji aku akan cepat pulang."

"Jangan lupain aku" pinta Michelle.

"Iya Cey, mana mungkin aku lupain kamu. Aku disana cuma buat kerjaan bukan untuk hal lain."

"Jaga kesehatan disana, jangan kerja terus. Lagian kenapa harus lama gitu disananya sih?" Gerutu Michelle.

Darren terkekeh mendengar gerutuan Michelle. Ia juga sebenarnya bertanya tanya kenapa pekerjaan ayahnya itu harus menghabiskan banyak waktu. Tapi mengingat ayahnya yang dulunya selalu begitu ia seharusnya tidak usah merasa heran lagi.

Jika bukan karena kesehatan ayahnya yang suka menurun tiba tiba mungkin ayahnya yang akan pergi ke Inggris tapi sekarang hal itu tidak memungkinkan.

"Kamu juga jaga kesehatan kamu. Aku berangkat dulu Cey, love you"

Sambungan terputus setelah itu. Darren menghela nafas berat. Lagi lagi is meninggalkan Michelle. Ingin rasanya ia tidak pergi tapi ini harus, demi keluarganya.

"Tunggu aku Cey. Aku pastikan setelah aku kembali kita akan segera menikah"

***

Michelle berbaring melihat ke arah langit langit kamar. Sedari tadi ia hanya fokus ke satu titik tanpa berpindah tempat sama sekali.

Pikirannya seolah terbang entah kemana. Bahkan hal hal yang belum pasti akan terjadi juga sudah hinggap di pikirannya.

Hari harinya akan terasa kosong lagi setelah ia menikmati kebersamaan bersama Darren.

"Seandainya aku bisa memutar waktu Ello. Aku lebih milih buat nikah aja langsung sama kamu, daripada harus pisah kayak gini lagi" batin Michelle.

***

20 February 2021

Instagram : esther.tahulending

Because You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang