^Aalona Brielle^
______________________________________"Eh, gue mau nanya sama lo,"
"Apa?"
"Tapi jangan marah!"
"Iya,"
Weno memperbaiki posisi duduknya—menghadap kepada Louis yang sedang bermain game di ponselnya.
"Lo... sama Aalona ada apa?"
Membeku sekejap, Louis menghentikan permainan game di ponselnya. Dia kemudian berdehem lalu beranjak dari tempat duduknya dan berdiri menghadap keluar jendela.
"Kenapa lo nanya gitu?"
"Ya, gue ngerasa ada yang aneh aja gitu. Lo tiba-tiba jadi agak pendiam, nggak pernah lagi gangguin Aalona sama teman-temannya, bahkan gue lihat lo sering merhatiin Aalona dari jauh," ujar Weno
"Iya, gue juga ngerasa gitu. Gue sebenarnya udah ngerasa dari lama, cuma nggak berani ngomong aja. Lo udah nggak mau gangguin Aalona lagi. Malah keliatannya lo kaya cemas, perhatian gitu sama Aalona. Dan beberapa hari ini, gue lihat lo sering pergi pulang sekolah bareng Aalona." sambung Indra dibalas anggukan oleh Weno.
Louis sedikit gugup mendengar ucapan kedua temannya itu. Sambil mematahkan-matahkan serpihan kayu yang ia pegang, Louis menghela napas ringan—lalu berbalik memandang kedua temannya itu.
"Gue nggak ada apa-apa sama Aalona. Ya... Gue udah nggak mau lagi gangguin dia, gue udah sadar apa yang kita lakuin sama dia itu salah dan nggak make sense juga. Kenapa kita harus gangguin dia, sedangkan dia nggak ada salah sama sekali ke kita? Jadi sebagai penebusan salah gue, gue sekarang bakal antar jemput dia." jawab Louis sambil berjalan mendekati Indra dan Weno, kemudian duduk di tengah-tengah.
Indra menepuk pundak Louis pelan, "bener, bro. Gue juga udah sadar, selama ini gila banget kelakuan kita sama Aalona, Gina, Lisa. Padahal mereka nggak ada salah sama sekali ke kita." katanya merasa bersalah
"Tapi... kalian ngerasa nggak sih, Aalona agak berubah sekarang,"
Louis dan Weno mengerutkan kening mereka bingung mendengar ucapan Indra.
"Berubah? Udah enggak lagi sih sejak waktu itu sempat sering bolos pelajaran sama mukanya sering bengkak kaya habis nangis gitu. Sekarang udah biasa aja, kaya Aalona sehari-hari yang kita kenal." balas Weno
"Bukan itu," ralat Indra semakin membuat Louis dan Weno bingung. "Gue ngelihat Aalona makin chubby gitu. Kaya mulai berisi badannya. Apa karna pengaruh dari seragamnya yang agak longgar gitu, ya?"
Louis tercekat mendengar ucapan dari laki-laki berambut klimis itu. Ditatapnya kedua temannya yang saling berbicara tentang keheranan mereka terhadap Aalona akhir-akhir ini. Hal itu membuat Louis cukup takut saat ini. Takut segalanya terbongkar.
"Gimana menurut lo, Louis?"
Louis mengerjap. Ia melirik Indra dan Weno secara bergantian dengan cepat. Gugup dengan pertanyaan barusan yang tidak tahu harus dijawab apa.
"Mungkin karna bos tempat Mama Aalona kerja dulu yang sekarang jadi wali Aalona kali? Jadi Aalona hidupnya tercukupi, makan makanan enak, tinggal di apartemen mewah yang sama kaya lo..." ujar Weno
KAMU SEDANG MEMBACA
Aalona [Revisi]
Teen FictionHidup Aalona yang awalnya baik-baik saja bersama ibunya berubah setelah seorang laki-laki membuat masa remaja Aalona hancur. Dirinya 'rusak' saat usianya yang baru menginjak 17 tahun. *** Aalona tidak pernah menyangka jika masa-masa SMA-nya akan b...