^Aalona Brielle^
________________________________Baru kali ini dia menemukan seorang laki-laki yang membuatnya tidak bisa berhenti tertawa. Segala lelucon yang dibuat laki-laki itu mampu menggelitik perutnya. Hingga tanpa sadar mereka menghabiskan waktu 3 jam hanya untuk bercerita dan tertawa.
Aalona bahagia, sangat bahagia ketika ia bersama Reynard. Menghabiskan waktu bersama Reynard membuat Aalona senang. Laki-laki yang memiliki bulu mata lentik itu mampu membuat Aalona lupa waktu.
Berdua dengan Reynard, sejenak membuat Aalona tidak mengingat kesedihannya. Aalona begitu tenang dan bebas saat ini.
Kehadiran Reynard menambah warna baginya.
"Aduh... Rey... Please stop. Aku capek ketawa mulu."
Aalona memegangi perutnya yang terasa agak sakit karena tertawa tanpa henti. Pipi Aalona juga terasa pegal dan bahkan kaku.
"Haha, iya maaf maaf."
Reynard menghentikan lelucon yang ia buat. Entah dari mana, Reynard mempunyai begitu banyak lelucon yang mengocok perut Aalona.
"Kamu kok bisa sih tau yang lucu-lucu gitu, aku nggak berhenti ketawa dari tadi." Ujar Aalona seraya memijat pipinya yang terasa kaku.
"Hm? Nggak dapat dari mana-mana. Ya keluar aja gitu dari mulut gue." Jawab Reynard apa adanya.
"Kamu lucu banget. Kamus lucu kamu banyak banget."
Reynard terkekeh. Ia memandang Aalona yang masih tertawa kecil mengingat lelucon yang ia berikan. Senyum diwajah Aalona membuat Reynard tidak bisa mengalihkan pandangannya. Aalona sangat cantik ketika tersenyum.
"Lo bener nggak pesan makanan berat, Na?" Tanya Reynard.
Mereka sedang di sebuah cafe saat ini. Reynard mengajak Aalona ke cafe milik temannya.
Sebelumnya Reynard mengajak Aalona untuk menemaninya membeli bahan-bahan untuk tugas Biologi. Karena ia yakin Aalona pasti tahu apa yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas Biologinya.
"Nggak, Rey. Kue ini sama minum aja udah cukup kok." Jawab Aalona seraya menyeruput minumannya.
"Nggak apa-apa, pesan aja Na. Nanti gue bayarin. Ini juga gue yang bayarin semua kok."
"Eh, nggak usah. Aku bayar sendiri aja."
"Kan gue yang ajak lo kesini, bahkan lo udah capek bantuin gue nyari barang-barang ini. Anggap aja ucapan terima kasih gue, Na."
Aalona tidak menjawab. Ia hanya senyum kecil dan mengalihkan pandangannya ke objek lain.
Reynard yang melihat itu pun kemudian memanggil seorang pelayan."Mbak, saya pesan potato wedges 1, sama beef bowl 2 ya, tapi di take away." Pesan Reynard kepada salah satu pelayan perempuan.
"Untuk Mama Papa kamu?" Tanya Aalona mendengar pesanan Reynard tadi.
"Mama Papa?" Beo Reynard mengulang kalimat Aalona. "Mama Papa gue tinggal di Medan, Na. Gue disini sendiri di rumah, eh ada deh sama Bu Eli, tukang bersih-bersih di rumah sekaligus nemani gue di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aalona [Revisi]
Teen FictionHidup Aalona yang awalnya baik-baik saja bersama ibunya berubah setelah seorang laki-laki membuat masa remaja Aalona hancur. Dirinya 'rusak' saat usianya yang baru menginjak 17 tahun. *** Aalona tidak pernah menyangka jika masa-masa SMA-nya akan b...