[[ Permulaan dari Semuanya ]]

9.4K 394 12
                                    

^Aalona Brielle^
______________________________________

Siswa-siswi kelas XII MIPA 1 saat ini sedang berlari mengeliling lapangan basket. Mereka melakukan pemanasan sebelum memulai pelajaran Penjaskes mereka hari ini. Dengan diawasi oleh guru olahraga, mereka semua dengan teratur melakukan apa yang diperintahkan.

Setelah hampir 10 menit melakukan pemanasan, pelajaran Penjaskes mereka pun dimulai. Hari ini, materi mereka adalah senam irama. Pelajaran dimana mereka dibagi dalam 5 kelompok. Lalu masing-masing kelompok akan menciptakan sendiri senam irama mereka. Mereka akan diberi waktu satu jam untuk membuat gerakan senam.

Saat pembagian kelompok tadi, Aalona sedikit kecewa karena ia malah mendapat kelompok bersama Louis dan satu temannya bernama Indra. Aalona takut Louis dan Indra akan mengganggunya.

Namun, untung saja Lisa sekelompok dengan Aalona. Jadi Aalona bisa sedikit bernapas lega.


"Tenang aja, Na. Ada gue, kita sekelompok." Ucap Lisa yang tahu jika Aalona merasa tidak nyaman dengan keberadaan Louis dikelompoknya. Aalona pun membalas Lisa dengan senyumnya.

Kelompok Aalona kemudian mulai memberikan satu gerakan senam dari masing-masing anggota. Aalona yang menjadi ketua karena urutan namanya berada pada nomor absen pertama, mulai mengurutkan dan menghafal gerakan yang diberikan anggota sekelompoknya.

Sepanjang Aalona menjelaskan dan mempraktekan kepada anggota kelompoknya, Louis terus memandang dan menatap Aalona lekat-lekat.

Entah apa yang dipikirkan Louis. Yang jelas, Louis merasa baru menyadari jika Aalona cantik. Dirinya pun seolah 'terpikat' oleh kemolekan tubuh Aalona. Diam-diam, ia tersenyum miring memperhatikan Aalona yang sibuk menjelaskan.

Awalnya Aalona tidak menyadari jika Louis sejak tadi memandanginya. Namun ketika tanpa sengaja ia melihat mata Louis, Aalona menyadarinya karena Louis tersenyum dengan tatapan aneh. Lisa pun juga menyadari hal tersebut. Ia kemudian memukul perut Indra yang berdiri di sebelahnya dan berkata,

"Mata temen lo itu nggak usah gitu banget kalau nggak mau gue colok pakai nih kayu." Ucap Lisa sambil memegang sebuah ranting kayu.

"Ngomong ke orangnyalah. Kok ke gue."

"Ya lo kasih tau, males gue ngomong sama dia!"

Ucapan Lisa itu ternyata didengar oleh Louis. Louis kemudian membuang pandangannya dengan membalas sapaan Dian dari jauh.

****

Pelajaran kedua sudah dimulai, namun Aalona baru saja selesai mengganti seragamnya setelah olahraga tadi.

Ia tak sempat mengganti seragam karena tadi, tak lama selesai pelajaran Penjaskes, Aalona dipanggil oleh Wakil Kesiswaan untuk membicarakan mengenai beasiswa Aalona.

Aalona sangat bahagia dan bersyukur ketika mendengar dirinya akan diberikan beasiswa sampai ia tamat nanti. Serta, dia juga akan mendapat beasiswa penuh untuk pendidikannya setelah tamat nanti. Aalona sangat senang mengetahui jika dirinya bisa melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi tanpa biaya yang harus ia keluarkan sedikitpun.

Pemerintah setempat sepakat memberikan beasiswa penuh itu karena prestasi Aalona yang sangat luar biasa.

Dengan kabar yang sangat bahagia itu, Aalona langsung menghubungi Liona untuk menyampaikan kabar bahagia ini. Liona yang mendengar kabar itu pun terkejut setengah mati. Ia sangat bahagia putri semata wayangnya bisa melanjutkan studinya ke bangku kuliah.

Aalona [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang