[[ Hati Yang Hancur, Dunia Yang Runtuh ]]

10.8K 387 11
                                    

^Aalona Brielle^
______________________________________

Mentari timbul menghadirkan silaunya yang selalu ditunggu. Cahaya hangatnya menembus sehelai kain, bertemu dengan permukaan mulus berbulu halus. Cerahnya sinar mentari, membuat satu insan yang terlelap kini mulai terusik. Ia bergerak, merasa terganggu oleh karena cahaya matahari yang cukup menusuk kedua irisnya.

Matanya perlahan terbuka, mengedip beberapa kali sambil menyesuaikan cahaya dari surya tersebut.

Kelopak matanya terbuka sempurna. Menatap sesaat ke atas—mengerjap beberapa kali memandangi ruangan yang tampak asing baginya itu.

Aalona refleks hendak bangun, namun ketika menyadari sesuatu ia mengurungkan gerakannya.
Secara cepat ia mengangkat selimut yang menutupi tubuhnya, dan detik itu juga, deg, jantungnya terasa berhenti sesaat.

Ia terkejut menyadari dirinya dalam keadaan polos tanpa sehelai pakaian. Kedua irisnya terbuka lebar, menandakan dia benar-benar kaget bukan main.

Ia bisa melihat pakaiannya berserak dilantai, bergabung dengan beberapa pakaian lain—seperti pakaian laki-laki.

Baju laki-laki?

grep

Aalona langsung menoleh sesaat menyadari jika ada seseorang disebelahnya. Ia terkejut, melotot, tidak berkata-kata lagi. Tubuhnya terasa mati rasa, kaku, tegang.

Bodoh jika Aalona tidak tahu apa yang sudah terjadi padanya. Pikiran negatif itu tiba-tiba muncul. Dalam benaknya ia sadar, sesuatu terjadi padanya dan laki-laki yang masih terlelap disebelahnya itu.

Tanpa terasa air mata telah memenuhi pelupuknya. Dan detik kemudian luruh, menetes membasahi pipinya. Seketika, wajahnya mulai memerah—air mata tak berhenti menetes membasahi pipi mulusnya.

Aalona tidak bisa berpikir apa-apa. Ia hanya diam dalam tangis sunyinya. Menyadari dirinya sudah tidak seperti dirinya yang sebelumnya, semakin deras air mata itu menetes.

Perlahan, Aalona berusaha menggapai sehelai kain yang tergeletak di lantai. Dengan gontai sambil menahan sakit dan menahan suara tangis yang sangat ingin ia keluarkan, Aalona berjalan dengan tubuh polos yang ditutupi oleh sebuah kain—memunguti pakaiannya yang tergeletak di lantai lalu pergi ke kamar mandi.

Aalona benar-benar hancur. Dunianya terasa runtuh. Pagi cerah itu seperti gelap gulita ia rasakan.

****

Dengan hanya mengenakan boxer, ia berjalan keluar kamar menuju dapur untuk menghilangkan dahaga selepas ia bangun tidur. Minum beberapa tenggak air dingin dari botol yang ada di dalam kulkas, ia merasa puas.

Setelah dahaganya hilang, ia mengembalikan botol berisi air mineral itu ke tempat semula. Dia pun hendak kembali ke kamar karena masih merasa mengantuk. Tetapi, saat berjalan melewati ruang tamu ia refleks teriak kaget.

"Apa yang kamu lakuin ke aku, Louis?"

Louis terkejut bukan main ketika suasana senyap tiba-tiba terdengar suara perempuan dengan nada datar. Louis memandang Aalona yang duduk di sofa ruang tamu dengan ekspresi kaget.

Aalona, perempuan itu duduk seperti patung. Menatap lurus ke depan dengan kedua mata yang penuh dan wajah memucat basah.

"Lo? Gue kira lo udah balik. Bikin kaget aja." Ujar Louis mengelus dada. Ia kemudian mendekat dan duduk di depan Aalona.

Aalona [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang