"Selamat ulang tahun ya anak Mama... semoga Ona diberi umur yang panjang, kesehatan, jadi anak yang semakin baik, semakin pintar, semakin cantik, dan yang pasti semakin sayang sama Mama. Mama akan terus doakan yang terbaik buat Ona. Amin!"
Gadis manis itu memeluk ibunya cukup lama. Meluapkan rasa bahagia, sayang, dan cintanya pada orangtua satu-satunya itu. Setetes air mata pun jatuh mengenai pundak ibunya, membuat dirinya semakin erat memeluk orang yang paling yang sangat berarti baginya di dunia ini.
"Makasih banyak, Ma... Ona janji akan jadi anak yang baik buat Mama dan mendiang Papa." ucap gadis dengan pita merah di rambutnya.
Ia kemudian menatap kue yang berada dihadapannya saat ini. Kue indah berbentuk segi lima dengan lilin yang menunjukkan angka 17 diatasnya. Lalu kemudian, gadis yang baru beranjak usia 17 tahun itu meniup lilin setelah mengucapkan doa permohonan.
Aalona Brielle, atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Ona merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri bernama Andro Gabrielle dan Liona Briana.
Aalona, gadis polos nan manis yang hidup sederhana bersama sang ibu di kota besar setelah sepeninggal ayahnya yang wafat saat Aalona masih duduk di bangku SMP. Aalona dan ibunya pindah ke kota untuk mencukupi kebutuhan mereka dan menyekolahkan Aalona di sekolah terbaik ibukota. Berbekal beasiswa dari otak Aalona yang cerdas, ia dapat bersekolah di sekolah terfavorit. Sekolah itu bernama SMA Karya Bakti Wardhana.
Dengan kecerdasannya itu pula, Aalona selalu mendapat pujian dari guru-guru disana. Aalona selalu dibicarakan semua guru karena keunggulannya itu yang menakjubkan.
Namun dengan segala keunggulan Aalona itu pasti ada yang tidak menyukainya, bukan? Itu sudah biasa terjadi di setiap sekolah.
Sejak Aalona pindah sekolah kesana, cukup banyak siswa-siswi yang tidak menyukai Aalona. Mereka selalu mengucapkan kata-kata yang Aalona bahkan tidak mengerti mengapa ia dikatakan seperti itu. Bukankah Aalona sudah lebih menaikkan nama sekolah dengan menjadi siswi berprestasi dan mengikuti berbagai olimpiade?
Mengapa keirian terhadap Aalona muncul dalam hati mereka? Padahal Aalona tidak pernah menyombongkan diri dan selalu rendah hati.
Namun, Aalona bukanlah gadis pendendam dan gampang tersakiti hatinya. Ia tidak memperdulikan semua hal itu dan hanya fokus pada tujuannya, yaitu membahagiakan Ibunya dengan menjadi orang yang sukses.
Baiknya, dengan banyak yang tidak menyukainya, Aalona sangat bersyukur karena mempunyai 2 sahabat di kelasnya. Sahabat yang selalu setia berada disisi Aalona. Selalu menjaga Aalona dan men-support Aalona.
Aalona begitu bersyukur dan berharap bisa terus bersama 2 sahabatnya itu.
"Ona sekarang sudah 17 tahun, sudah dewasa. Ona harus bisa jaga diri. Perbanyak belajar dan berdoa. Tetap jadi Aalona nya Mama dan Papa dimana pun Ona berada. Ya, Sayang?" ucap Liona mengusap kepala putri semata wayangnya.
Aalona menggenggam sebelah tangan ibunya. "Pasti, Ma. Ona pasti ingat pesan Mama dan Papa. Ona bakal wujudin mimpi Papa yang pengen liat Ona naik pesawat. Ona bakal berusaha wujudin itu." ucapnya penuh keyakinan yang sangat dalam.
"Amin... Mama terus berdoa buat masa depan kamu. Yang terbaik dari yang terbaik disiapkan buat Ona. Mama yakin Ona pasti bisa wujudin mimpi Papa,"
"Pasti, Ma. Ona pasti wujudin mimpi Papa. Doain Ona dari sana ya, Pa."
"Ona sayang banget sama Mama Papa." Aalona memeluk Ibunya yang sudah hampir berusia setengah abad.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aalona [Revisi]
Teen FictionHidup Aalona yang awalnya baik-baik saja bersama ibunya berubah setelah seorang laki-laki membuat masa remaja Aalona hancur. Dirinya 'rusak' saat usianya yang baru menginjak 17 tahun. *** Aalona tidak pernah menyangka jika masa-masa SMA-nya akan b...