^Aalona Brielle^
______________________________________Akhirnya, gadis itu bisa bernapas lega. Setelah melewati waktu yang sangat berat baginya, pada akhirnya dia bisa beristirahat juga. Semua pikiran dan beban yang beberapa waktu ini dia rasakan, telah berganti dengan rasa tenang dan lega.
Berkat 'pertolongan' yang ia terima sore tadi, sekarang ayahnya telah melewati masa kritisnya. Kondisi ayahnya sekarang sudah jauh lebih membaik dari sebelumnya. Lisa dan ibunya merasa sangat lega dan bahagia.
Segera setelah ayahnya dioperasi, Lisa langsung menghubungi semua kerabatnya untuk mengucapkan terima kasih. Begitu juga dengan kedua sahabatnya. Aalona dan Gina turut bahagia mendengar kabar itu. Mereka pun segera pergi menuju rumah sakit tempat ayah Lisa dirawat.
Kini, ketiga gadis itu tengah duduk di kantin rumah sakit untuk sekedar makan dan berbincang-bincang.
"Aku lega banget pas kamu bilang Bapak udah dioperasi, Lis. Senang banget rasanya pas tau operasi Bapak lancar-lancar." Ucap Aalona tersenyum lebar.
"Iya, sama, gue juga. Gue kaget banget tadi, terus lega juga. Akhirnya Bapak udah melewati masa kritisnya. Aku nggak bisa bayangin kalau sampai kehilangan Bapak." Sambung Gina.
"Iya, Alhamdullilah. Gue bersyukur banget Bapak sekarang udah membaik. Gue juga nggak bisa bayangin kalau Bapak pergi, pasti Ibu terpukul banget." Balas Lisa seraya memakan nasi goreng yang ia pesan.
"Iya, syukurlah." Aalona mengangguk sembari tersenyum memandang Lisa. "Oh ya, kamu dapat uang buat biaya operasi Bapak dari mana, Lis? Aku baru sadar sekarang, kamu tadi tiba-tiba kabarin Bapak udah selesai dioperasi aja." Tanya Aalona membuat Lisa yang hendak menyuap nasi goreng ke mulutnya terhenti.
"Iya bener. Dari mana lo dapat uang sebanyak itu, Lis? Orang dermawan mana yang bantu lo itu?" Sambung Gina semakin membuat Lisa membeku. Ia merasa gugup, bingung, dan mendadak berkeringat. Lisa kemudian mengambil minumannya dan menyeruputnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Ooh, i-itu... Iya, ada yang kasih gue uang buat biaya operasi Bapak. Dia kasih gue 20 juta, nggak perlu dibalikin katanya." Jawab Lisa tidak mau berbohong.
Bagaimana pun, Lisa tidak boleh menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu, apalagi Aalona. Lisa merasa bersalah, karena Aalona harus terkait dalam masalahnya. Lisa harus mengatakan semuanya pada Aalona dan Gina, termasuk syarat yang diberikan orang itu padanya.
"Hah? Serius? Siapa, Lis?" Tanya Gina penasaran.
"Kalian pasti terkejut kalau gue kasih tau siapa yang udah kasih uang sebanyak itu ke gue tanpa perlu gue balikin uangnya." Ucap Lisa.
"Wah, baik banget dia Lis. Siapa sih? Penasaran aku." Ujar Aalona.
Dia nggak sebaik itu, Na...
"Kasih tahu cepat, Lis. Nggak usah spoiler gitu, langsung namanya aja siapa? Baik banget dia." Kata Gina tak sabar ingin tahu siapa yang sudah menolong Lisa.
"Iya, ini mau gue kasih tau, sabar dong." Tukas Lisa pada kedua sahabatnya itu. "Yang kasih uang itu ke gue—"
Ting
Ting
Kalimat Lisa terhenti ketika mendengar suara notifikasi pesan dari ponselnya. Lisa kemudian mengambil ponselnya yang ada disaku jaket, dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aalona [Revisi]
Teen FictionHidup Aalona yang awalnya baik-baik saja bersama ibunya berubah setelah seorang laki-laki membuat masa remaja Aalona hancur. Dirinya 'rusak' saat usianya yang baru menginjak 17 tahun. *** Aalona tidak pernah menyangka jika masa-masa SMA-nya akan b...