^Aalona Brielle^
_______________________________Netra coklat itu terlihat berkilau kala pelupuknya mulai di penuhi oleh cairan jernih. Kelopaknya terpejam, meneteskan bulir air yang membasahi permukaan halus wajahnya. Tangannya terangkat, menghapus jejak tirta yang membekas.
Louis meletakkan bulpen yang dia gunakan. Laki-laki itu kemudian beranjak, meninggalkan sebuah kertas yang dilipat rapih diatas meja.
Dia menatap sekelilingnya. Melihat apartemen yang sudah menjadi tempat ternyamannya.Semua kenangan tiba-tiba terlintas saat ia memandangi tempat itu. Kenangan-kenangan indah bersama keluarga dan teman-temannya. Kebersamaan yang menyenangkan dan bahagia.
Lengkungan muncul diwajah laki-laki itu kala mengingat seluruh memori itu. Betapa menggembirakan masa-masa itu.
Namun, detik kemudian senyum itu sirna kala kenangan buruk mendorong paksa kenangan bahagia untuk pergi dari ingatannya. Saat itu juga, segala kejadian kotor yang Louis lakukan perlahan terlintas.
Irisnya itu mulai penuh, hampir tumpah ketika ia melihat reka demi reka perlakuan kasar dan bejat yang dia lakukan kepada seorang perempuan.
Seorang perempuan yang tidak bersalah. Seorang perempuan baik yang memiliki mimpi besar. Seorang perempuan yang sama sekali tidak pernah menyakiti siapapun.
Louis tanpa bersalah, memperlakukan perempuan itu layaknya bukan manusia. Menyakiti perempuan itu tanpa memperdulikan kesakitan yang dirasakannya.
Dia, mengubah seorang perempuan baik yang mempunyai cita-cita besar menjadi seorang perempuan rapuh yang kehilangan seluruh mimpinya. Menorehkan banyak luka dan trauma mendalam bagi perempuan tulus itu.
Louis memejamkan kedua matanya. Tidak sanggup lagi melihat semua perlakuan bejatnya itu. Tangisnya pecah seiring tubuhnya yang melemas. Dia tertunduk, menangis keras menumpahkan seluruh penyesalannya.
Rasa bersalah pun kini tidak berguna. Hidup seseorang sudah hancur karenanya. Kali ini, Louis membulatkan tekadnya.
Dia akan mengakhiri semua rasa sakit ini.
****
"Hai, Rey!"
Dengan senyum bersemangat, Aalona menyapa Reynard yang baru saja datang.
"Hai. Jadi ke pantai? Lisa sama Gina udah duluan disana,"
"Jadi. Tapi bentar, aku lagi nungguin Tante balik." Reynard mengikuti Aalona yang masuk ke dalam apartemennya.
"Tante Linda kemana?" tanya Reynard
"Aalona, bantuin—eh ada Reynard,"
Keduanya menoleh saat mendengar suara Linda yang sudah datang dan masuk ke dalam apartemen Aalona.
"Eh, Tan? Sini aku bawain!" Reynard langsung bergerak mengambil barang yang dibawa oleh Linda
"Sayang, ini buah-buahan kamu."
"Ah iya. Makasih, Tan."
"Reynard, tolong bawain, ya?" Pinta Linda sambil pergi menuju apartemennya dengan diikuti oleh Aalona dan Reynard
"Louis! Ini nasi padang pesanan kamu, Nak!" Panggil Linda
KAMU SEDANG MEMBACA
Aalona [Revisi]
Teen FictionHidup Aalona yang awalnya baik-baik saja bersama ibunya berubah setelah seorang laki-laki membuat masa remaja Aalona hancur. Dirinya 'rusak' saat usianya yang baru menginjak 17 tahun. *** Aalona tidak pernah menyangka jika masa-masa SMA-nya akan b...