40. Ada Apa?

133 8 0
                                    


Setelah menjemput Aleya Abe memilih untuk beristirahat diruangannya. Pasalnya jadwal visitenya setelah jam makan siang. Namun, karena Aleya ia harus berangkat pagi makanya ia memilih untuk ikut bersama gadis itu sekalian untuk berangkat bersamanya.

"Aku boleh masuk?" tanya Kania tepat ketika Abe akan merebahkan tubuhnya di sofa panjang diruangannya. Abe membalasnya dengan anggukan dengan segera Kania beranjak duduk dihadapan Abe.

"Kemarin aku ke Singapur kamu kapan kesana? Dia nanyain kamu terus." Ucap Kania.

Abe mengusap wajahnya kasar, ia buaknnya tak suka dengan topic yang Kania bahas. Ia hanya tak suka dengan waktu dan tempat Kania mebahas masalah ini. Ia hanya tak ingin ada ornag lain yang mendengarnya dan menimbulkan kesalahpahaman lagi.

"Iya Nia, dalam waktu dekat ini aku akan kesana."

"Be kamu selalu ngomong gitu tapi buktinya?" ucap Kania.

"Aku memilih waktu yang tepat Nia, aku gak mau menjerumuskan diri aku kembali. Aku gak mau Aleya salah paham lagi." Jelas Abe.

Kania menghembuskan nafasnya kasar "Aleya lagi, aku muak dengan alasan kamu Be. kamu menjauh dan seolah lari dari kenyataan. Kamu janji akan membantu aku melewati semua ini."

Abe menatap Kania dengan tatapan malas. Ia tak suka memancing emosi Kania yang meletup letup itu. bahkan diusianya yang menginjak 26 tahunpun Gadis itu masih memiliki emosi yang sama dan susah dikendalikan.

"Aku lagi gak punya mood untuk berdebat Nia. Aku akan berangkat ke Singapur minggu depan. SENDIRI." Ucap Abe dengan penekanan pada akhir katanya.

"Aku temani gimana." Tawar Kania.

"Nia, aku bisa sendiri, lagian kamukan baru ambil cuti. Gak baik kalau kamu terus terusan meliburkan diri seperti ini. Ini rumah sakit bukan taman bermain. Jangan karena Ayah dan bunda menerima kamu dengan tangan terbuka kamu bersikap seenaknya."

Abe memilih untuk memejamkan matanya menghiraukan ucapan Kania. Jika tak begini gadis itu tak akan berhenti mengusiknya.

Tepat pukul dua Aleya menyelesaikan tugasnya ia berencana untuk menemui Abe diruangannya dan mengajak lelaki itu untuk makan bersama Amanda yang kebetulan berada disini. Aleya tak tau persis alasan Amanda berada disini yang jelas ia bertemu dengan Amanda diparkiran saat dirinya menemui Aaron.

"Be, aku boleh masuk?" ucap Aleya didaun pintu ruangan Abe. Setelah mendapatkan jawaban dari Abe, Aleya membuka pintu tersebut secara perlahan dan dengan langkah cerianya gadis itu membawa sebuah undangan dihadapan Abe.

dr. Elrabi Bagaskara, Sp.S & dr. Aleeya Q.V Sp.An

"Temenin aku ke Bali yah." Ucap Aleya yang disambut dengan kening berkerut oleh Abe.

"Mau ngapain? Kapan?" tanya Abe was-was. Pasalnya ia sudah berjanji ke Kania untuk berangkat ke Singapur minggu ini.

"Undangannya sih tanggal 2 kalau gak salah delapan hari lagi. Tapi, aku kesana sama yang lainnya mau berangkat lusa sekalian liburan. Kamu mau ikut gak? Ilham sama pacar Amanda juga ikut kok." Jelas Aleya.

Abe sedikit memijat keningnya bingung, "Kamu sibuk yah? Yaudah gak usah dipaksain. Aku ngerti kok." Ucap Aleya.

"Kamu udah bereskan hari ini? Gimana kalau kita makan bareng Amanda. Dia udah nunggu dicafe depan rumah sakit." usul Aleya yang sedang mengalihkan oembahasan.

Setelah berberes Abe dan Aleya berjalan bersama meuju café dimana Amanda berada disana. keduanya yang berjalan beriringan tentu menjadi pusat perhatian. Pasalnya kabar pernikahan keduanya kini tengah menyebar keseluruh penjuru ruma skait.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang