38. Memulai

126 9 0
                                    

"....Jangan diposesifin kalau gak bisa ngasih kepastian."






Aleya sedikit menganga melihat Abe, bahkan Aleya masih ingat jelas pakaian yang Abe kenakan tadi siang saat keduanya kebetulan memiliki jadwal visite yang sama. Kemeja merah maroon dan celana bahan kain hitam, artiya Abe belum pulag ke rumah.

Aleya memperhatikan Abe yang berjalan kesampingnya, sudah sejak lama Aleya tak makan bersama Abe hingga berdampingan seperti malam ini.

"Udah lama benget yah kita gak makan makan bareng. Papa jadi seneng kalau kamu udah baikan sama Abe." Jelas Ari.

Aleya hanya megangguk angguk sambil menikmati makan malamnya. Berbanding terbalik dnega Abe yang duduk disampingnya, lelaki itu justru terus menampilkan senyum sumringahnya. Setelah sekian lama ia dapat duduk berdampingan kembali dengan Aleya dimeja makan ini.

Dulu sekali ia sangat sering menunggu Aleya untuk berangkat ke kampus sambil sarapan ditengah kehangatan keluarga Aleya dan dinginnya Bella. Sering menemani Aleya saat Ari dan Airy sedang tidak dirumah. Hal itu yang Abe rindukan membuat dirinya akan bergerak lebih cepat setelah mendapatkan maaf dari Aleya.

Selesai makan malam kedua keluarga tersbeut berkumpul diruang tengah entah membicarakan apa. Banyak hal yang mereka ceritakan setelah sekian lama kerenggangan hubungan Abe dan Aleya. Sedangkan Aleya lebih memilih untuk meladeni princess keluarga Vernando yang tengah sibuk mengocehkan hari harinya disekolah.

"Mami kalau Ala udah besal Ala mau jadi sepelti uncle Aaron yah." Ucap Ara.

Aleya mengangguk angguk, ternyata Ara yang manis ini sudah beberapa hari ini ia bertanya mengenai Aaron dan pekerjaan Aaron. Katanya ia sangat ingin berkeliling dunia seperti Aaron.

"Lagi ngomongin apa?" tanya Abe yang kini ikut duduk disamping Ara. Ara bergerak menghampiri Abe dan duduk dipangkuan Abe. Abe dan Ara memang sangat dekat membuat Ara tak merasa canggung berada disekitarnya.

"Katanya Ara mau jadi seperti Aaron, mau keliling dunia juga." Ucap Aleya sambil merapikan rambut rambut kecil Ara.

"Kenapa? Kenapa gak jadi seperti bunda dan papa? Kan bagus bisa nolongin orang." Tanya Abe.

"Ala gak mau ah, bunda sama papa gak ada libulnya. Ala jadi jalang ketemu sama meleka."

"loh, uncle Aaron juga gitu." Ucap Abe yang dibalas denga gelengan.

"Gak, Ala seling lihat uncle Aaron main kesini sama mami. Tiap hali kalau uncle Aalon lagi gak telbang. Katanya gitu. Uncle Aalon juga janji mau nemenin Ala main telus." Jawab Ara.

Abe yang mendengar jawaban Ara berganti memandangi Aleya. Aaron setiap hari mengunjungi Aleya? Benar benar Aaron ini.

"Kamu tiap hari main sama Aaron?" tanya Abe.

"Iya. Diakan kalau lagi dinas suka seminggu dua minggu, bahkan pernah sebulan. Lama bangetkan, jadi gitu deh kalau dia lagi gak dinas dia sering main kesini soalnya dirumahnya gak ada teman main katanya, adik sama abangnya udah pada gede." Jawab Aleya.

"Jangan lagi." Tegas Abe.

Aleya tau saat ini pasti Abe tengah cemburu kepada Aaron. Aleya bisa membacanya dengan jelas seolah olah apa yang Abe pikirkan dapat tertulis dengan jelas di dahi lelaki itu.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang