46. Maaf dan Amanda

136 6 0
                                    

"Mungkin aku yang terlalu mampu menolerir segala kesalahan kamu atau memang aku yang selalu baik baik saja.

-

-

-

-

-

"Pagi sekali mennatu bunda bangunnya." Ucap Jihan saat menemukan sosok Aleeya tengah berkutat di dapur.

Selepas melaksanakan shalat subuh bersama Abe tadi, ia tak tidur kembali menemani Abe. Sehingga ia memutuskan untuk membuat sarapan untuk orang rumah.

"Bunda mau minum apa? Teh? Susu?" tanya Aleeya tengah menyiapkan sandwich buatannya dihadapan Jihan.

"Teh hijau yang ada dirak paling atas ya sayang." Jawab Jihan.

Setelah menyeduh teh untuk Jihan dan susu untuk Abe dan dirinya ia kembali ke meja makan dan menyajikannya.

"Abe udah bangun?" tanya Jihan.

"Tadi habis subuhan dia balik tidur lagi." jawab Aleeya.

"Al, keatas dulu bangunin Abe." Pamit Aleeya.

Aleeya membuka pintu kamar Abe dan mendapati lelaki itu masih tertidur lelap. Aleeya melangkah menghampiri Abe dan duduk disampingnya sambil menggoyangkan lengan Abe.

"Bangun sarapan. Bunda udah nunggu." Ucap Aleeya.

Abe melangkah menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya.

"Kamu gak sarapan?" tanya Abe.

"Aku mau mandi dulu. Kamu duluan aja." jawab Aleeya sebelum dirinya memasuki kamar mandi.

Selepas mandi dan merapikan dirinya Aleeya menyiapkan pakaian Abe.

"Kamu udah siap? Gak mau berangkat bareng aku aja?" tanya Abe pada Aleeya yang tengah menggantung kemeja untuknya.

"Aku ada urusan sebentar. Ini pakaian kamu udah aku siapin." Ucap Aleeya sambil memasukkan ponsel dan dompetnya kedalam tasnya.

"Aku berangkat dulu." Pamit Aleeya sambil menyalimi Abe.

----

Aleeya bergegas menuju apartemen menghampiri Amanda, Selsyah, dan Bianca sudah berada disana. saat menyiapkan pakaian untuk Abe tadi Selsyah menelponnya dan mengatakan bahwa Amanda mengamuk dan terlihat benar benar menyeramkan.

"Sel, Sel.. ini gue Aleeya." Teriak Aleeya.

Saking paniknya ia sampai lupa bahwa ia tau password apartement ini mengapa ia harus mengetuk dan berteriak hampir tiga menit.

Aleeya bergegas memasuki apartemennya dan mendapati ruang tamu yang terlihat penuh oleh sampah makanan.

"Gue takut sumpah. Amanda serem banget." Ucap Selsyah menghampiri Aleeya.

Semenjak kepindahan Selsyah dan John ke Jakarta mereka semua terlihat sangat dekat. Terlebih lagi rumah Selsyah yang berada tak jauh dari apartemen ini.

"Manda dimana?" tanya Aleeya.

Aleeya bergegas menghampiri Amanda yang terduduk dibawah ranjan dengan memeluk lututnya diikuti dengan suara tangisnya yang terdengar begitu memilukan.

"Manda." Panggil Aleeya.

"Dia gak akan jawab Al. Gue disini udah hampir dua jam manggil dia gak noleh sama sekali. seremkan?" ucap Selsyah.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang