3. Takdir kita

213 12 0
                                    


Assalamualaikum..

teman teman, reader reader terkasih ku, part selanjutnya sudah up yah. Enjoy yah guyss,, jangan lupa di vote. by the way, untuk part 4 gak upload besok sampai kamis yah:))

~

"Let's see. I believe this is fate. See you beautiful lady"

-

-

-

Selsyah yang tengah menikmati makan siangnya terus mengungkit-ungkit disertai dengan tawa cekikikannya  mungkin ia sedang memikirkan wajah lelaki yang ia temui beberapa hari yang lalu di pusat perbelanjaan bersama Aleya.

"Sel, jangan ganjen deh. Udah ada yang punya juga, masih aja ganjen." Ucap Aleya.

"Ini bukan ganjen Al, gue Cuma bilang dia cakep Al, kapan lagi bisa lihat nikmat tuhan yang luar biasa atau mungkin dia prince charmingnya Cinderella?." Balas Selsyah.

Aleya memutar matanya malas tak mengerti kepada isi kepala seorang Selsyah Stevvany.

"Kenapa ngajakin makan siang? Tumben baik banget."

"Gue mau pamit, daddyku pindah tugas ke Indonesia."

Aleya cukup terkejut mendengarnya. "Terus? Kapan baliknya?" Tanya Aleya.

"Kayaknya sih daddy mau menetap disana. Soalnya, tahun depan daddy mau ngambil pensiun dan sepakat untuk membantu mama mengelolah phnya di Indonesia." Jawab Selsyah.

"Terus? Ph tante Yura siapa yang ngurusin?" Tanya Aleya.

"Takut banget Al, takut gak dapat undangan kontrak lagi yah?" goda Selsyah.

Selsyah tau pertanyaan Aleya tak ada maksud mengarah pada topik tersebut. Bahkan, tanpa memiliki kontrak dengan ph mamanya, Aleya hidupnya sudah bergelimang kemewahan dan popularitas. Hal tersebut didukung dengan wajah dan kecerdasan Aleya.

"Iya. Takut Sekarat di Negara orang." Balas Aleya yang kemudian diikuti kekehan gelinya.

"Ada adik mama yang mau ngurus phnya. By the way lo kapan balik ke Indonesia? Atau udah betah disini?" Tanya Selsyah.

Aleya tau jika pertanyaan Selsyah ini dipelopori oleh kakaknya-Airy. Selsyah mengenal Airy cukup baik, pertemuan keduanya berawal saat Airy menjenguk Aleya beberapa tahun lalu meski hanya sekali pertemuan hal tersebut membuat dirinya langsung terlihat akrab.

"Aku balik dulu. Aku ada workshop bareng dokter Rain." Pamit Aleya.

Selsyah yang melihat respon Aleya hanya menggeleng pasrah. Ini bukan merupakan kali pertamanya membujuk atau sekedar mengajak Aleya liburan di Indonesia.

"Al, please deh, stop to say 'aku-kamu' we are not in Inodonesia. Kalau balik ke Indonesiapun lo harus menghindari kedua kata itu."

Selsyah tau hal berat yang telah Aleya lalui hingga hari ini. Airy yang mengatakannya langsung kepada dirinya saat pertama kali dirinya dan Airy bertemu. Saat itu Airy meminta agar Selsyah mau menjaga Aleya selama berada disini.

****

Aleya berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang akan membawanya menuju ruangannya. Hari ini Aleya melalui operasi yang cukup panjang. Sayangnya, Aleya tak memiliki waktu untuk beristirahat malam ini. Sebab ia harus mengantar Selsyah ke bandara.

Aleya sepertinya akan merasa cukup kesepian setelah Selsyah meninggalkannya. Tak akan ada Selsyah yang terus merecoki hari hari indahnya.

Aleya mengendarai mobilnya menuju airport dimana Selsyah dan keluarganya menunggu. Setelah memarkirkan mobilnya, Aleya bergegas menghampiri Selsyah yang sudah menunggunya.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang