43. Wedding Day

159 6 0
                                    


Hari-H

Hari yang dinanti nanti telah berada didepan mata. Pertengkaran dan perdebatan kecil menghiasi perjalanan keduanya menuju hari ini. Hari pernikahan Abe dan Aleeya.

Semalam Aleeya tak bisa tidur karena kehadiran keempat sahabatnya yang menemani malam terakhir Aleeya di apartemen miliknya ini.

"Al ngapain sih.?" Tanya Selsyah menatap Aleeya yang sejak tadi tak henti hentinya meremas kedua tangannya.

"Percaya aja sama mas Abe kalau sampai sebut nama pas akad aku yang pelintir kepalanya." Ucap Puri.

"Bukan gitu." Jawab Aleeya.

"Terus?"

Aleeya menggeleng tak tau, ia sendiri tak tau mengapa tiba tiba ia menjadi gugup seperti ini padahal semalam ia tak gugup sama sekali ia malah tak tidur meladeni Selsyah, Bianca, Puri dan Amanda untuk mengobrol hingga subuh.

"Its okay. rileks aja. kita keluar dulu yah, diluar ada Aaron. Kayaknya dia mau ngomong sesuatu." Ucap Bianca disusul dengan ketiganya.

Aaron masuk ke ruangan yang Aleeya tempati. Ia menatap takjub pada gadis itu yang tentunya dalam beberapa jam lagi akan menjadi nyonya Elrabi Bagaskara.

"Gue tau gue cantik. Gak usah ngeliatin gue sampai ngeces gitu." Ucap Aleeya.

"Tumben aja liat lo secantik ini. Hasil dempul berapa cm tuh?" canda Aaron yang disambut cibiran oleh Aleeya.

"Dulu aja ngomong gini beautiful lady." Ucap Aleeya mengingatkan dirinya pada pertemuannya dan Aaron di bandara.

Aaron tertawa mengingatnya, ia tak menyangka dalam waktu lima bulan mengenal Aleeya gadis yang awalnya akan menjadi calon istrinya itu kini akan menikah dengan Abe yang merupakan lelaki yang ditaksir oleh Kania. Sungguh indah permainan takdir.

"Al. someday Aaron nyakitin lo, jangan ragu buat datang ke gue. You knowlah kalau kita itu selalu berada di pemikiran yang sama." Jelas Aaron yang disambut kekehan oleh Aleeya.

"Ngapain sih lo. Jangan sok mellow mellow gini sama gue. Sana keluar." Usir Aleeya.

Tepat ketika Aaron berada di pintu Aleey kembali berucap.

"Aaron, cukup lo jaga Kania baik baik gue yakin everything will be okay." ucapnya.

Selepas Aaron keluar berganti Airy yang masuk dengan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya bersama Coki dan Wanda. Aleeya sangat malas meladeni Airy yang seperti ini seolah olah dirinya akan pergi kemana saja. Sewaktu pengajian dan siraman kemarin Airy tak henti hentinya menitihkan air matanya katanya ia sangat senang melihat Aleeya akan menikah dengan Abe.

"Al, mbak senang sekali kamu akhirnya memiliki akhir yang sama dengan Abe." Ucapnya menggenggam tangan Aleeya.

"Mbak udah deh jangan gini, aku jadi ikut sedih tau. Lagian kau gak kemana mana aku tetap disini kok." Ucapnya.

"Al, bukan kamu kemana-mana atau gaknya. Mbak senang aja sampai terharu gini. Mbak tau seberapa jauh perjalanan kalian berdua sampai hari ini. Mbak akan sangat sangat menyesal membiarkan Abe berada disisi kamu lagi kalau dia berani menyakiti kamu lagi." Ucap Airy.

"Kamu janji selalu cerita ke mbak apapun itu?" ucap Airy yang disambut anggukan oleh Aleeya.

Sesering apapun keduanya berdebat namun Airy adalah satau satunya tempat Aleeya akan mengaduh setelah dirinya tak tinggal bersama Wanda.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang