30. Cerita dari Masa Lalu

136 5 0
                                    

"Dont leave me."

~Kania Karenina

-

-

-

-


Dua minggu menuju hari pernikahan yang telah ditentukan Aleya mendapatkan wahana dimana ia akan melanjutkan internshipnya. Hampir setiap hari Aleya menggerutu tak suka dengan wahana yang ia dapatkan.

"Al, jadikan.?" Tanya Abe.

Hari ini, Abe dan Aleya ingin menjenguk Mamanya beberapa bulan tak bertemu cukup membuat Aleya rindu. Bahkan beberapa hari yang lalu Aleya sempat memimpikan mamanya yang datang dan memeluknya sembari menangis.

"Tegang banget mukanya." Ucap Abe.

"Takut, Be. gimana kalau Mama.." ucapan Aleya terpotong oleh Abe.

"Kamu selalu aja, buat ini otak memikirkan hal yang tidak tidak." Ucap Abe sambil menyentil dahi Aleya.

"Be, Kania mana yah.? Aku kok gak pernah lihat dia.?" Tanya Aleya. Memang benar, hampir dua minggu Kania tak menampakkan batang hidungnya.

"Katanya balik ke Singapore dulu, palingan tiga hari lagi dia balik." Jawab Abe.

Perjalanan menuju rumah sakit diselimuti celotehan Aleya yang bercerita masa masa koasnya yang menyenangkan dan penuh tantangan. Menurutnya banyak hal hal yang unik dan tidak terkira yang ia lewati.

Telpon Abe berbunyi. "Be, ada telpon nih." Ucap Aleya. Abe tak mengalihkan pandangannya dari jalanan. Ia masih focus, sebab perjalanan rumah sakit dengan tempat Mama Aleya di rawat itu cukup jauh.

Abe mengambil Handphonenya, Aleya yang memperhatikan raut wajah Abe berubah khawatir juga ikut kepo.

"Aku segera kesana. Jangan ngapa ngapain." Ucap Abe penuh kekhawatiran. Abe langsung memutar balik mobilnya kembali kejalan sebelumnya.

"Loh.?" Tanya Aleya.

"Kita ke polikliniknya nanti yah. Ada yang lebih penting." Ucap Abe yang terdengar begitu khawatir setelah mengangkat telpon tadi.

Aleya diam tak ingin bertanya. Ia tak ingin membuat suasana hati Abe semakin kacau. Aleya sedikit terkejut ketika mobil Abe berhenti dikawasan apaertement yang ia kenali. Bahkan Abe sudah turun tanpa menunggu dirinya. Abe berlari layaknya orang kesetanan, ia bahkan menabrak beberapa orang.

"Kania kenapa.?" Tanya Aleya pada dirinya. Karena penasaran akhirnya Aleya ikut memasuki gedung apartment.

Aleya kembali terkejut ketika melihat Abe kini memeluk Kania yang berada didalam bathup. Aleya diam tak ingin bertanya. Mungkin ia bisa bertanya nanti.

"Al, ambilin selimut dikamar." Ucap Abe yang masih memeluk Kania. Aleya tak bergerak, ia masih mencoba menerka nerka apa yang terjadi disini.

"ALEYA. AMBIL SELIMUT. KANIA KEDINGINAN.!! KAMU GAK LIHAT." Abe membentaknya. Aleya bingung, Aleya kaget setengah mati, ini kali pertama Abe membentaknya seperti itu. dengan cepat Aleya mengambil selimut dan memberikannya ke Abe.

Kania yang masih berpakaian utuh itu ,terus menangis dengan sebuah pisau ditangan kirinya. Kania menangis dalam pelukan Abe, membuat hati Aleya merasakan gelenyar aneh.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang